Dari segi sinematografi, color grading dan pencahayaan di film ini cenderung dark. Layaknya film-film bertema kelam lainnya. Walau dark, pencahayaan di film ini serta color grading-nya terasa pas dan membuat penonton nyaman untuk duduk lama ketike menonton filmnya.
Sinematografinya yang memanjakan mata, ditambah dengan sound effect peluru serta adegan perkelahian yang membuat penonton bergidik ngeri, sangat mampu menghidupkan suasana kelam di film ini.Â
Penulis sangat suka ketika film ini tak mengandalkan soundtrack, tak mengandalkan suara musik seperti film-film kriminal lainnya. Hal tersebut membuat suasana pertarungan di film ini terasa sangat intens dan alamiah.
Hal yang membuat penulis sangat menyukai film ini adalah ketika adegan perkelahian ditampikan dengan jelas dan tidak banyak disensor, ketika adegan dikepung atau dikeroyok habis-habisan, Tae-Gu ditampilkan berdarah-darah dan tak terkesan sedang berakting.Â
Sungguh, ketika menonton film ini, penonton akan merasakan pertarungannya yang seperti nyata. Sadisnya totalitas, itulah intinya.
Akting dari para pemainnya seperti Um Tae-Goo, Jeon Yeo Bin, Cha Seung Won, Park Ho San, dan lainnya sukses membawakan karakter dari masing-masing tokoh yang mereka perankan. Akting mereka mampu membawa karakternya seperti nyata dan tidak terlihat seperti sedang berakting.
Akting Jeon Yeo Bin yang juga berperan sebagai Hong Cha Young di drama Korea Vincenzo juga menarik untuk diperhatikan. Ketika di "Vincenzo" karakternya cenderung urakan dan ceria, di film ini ia mampu mengubah karakternya menjadi wanita yang dipenuhi kesedihan dan dendam.Â
Jika penonton "Vincenzo" menonton film ini, pasti mereka tak lagi melihat Jeon Yeo Bin sebagai Hong Cha Young, melainkan Jae Yon yang dipenuhi amarah.