Permainan mononton di babak pertama, membuat waktu berjalan begitu cepat, dan berharap di babak kedua Timnas lebih greget menyerang. Namun, sepertinya awal babak kedua  sama saja dengan babak pertama. Tidak berkembang.
Meski terdapat pergantian pemain, Firza diganti Dewa di full back kiri, ada juga Sadil diganti Witan dan Erianto juga diganti Abimanyu. Lantas juga Jauhari yang diganti Ronaldo.
Pergantian ini ternyata malah mengacaukan gaya permainan yang ditunggu-tunggu oleh kita dari Korea. Ujung tombak Ronaldo malah tidak berkutik untuk menjemput bola. Ditambah lagi dengan aliran bola yang hanya mengandalkan gaya kaki ke kaki dari sayap ke tengah yang juga tumpul.
Akhirnya pemain sekelas Ronaldo diganti oleh Marselino meski baru masuk, tapi ya jua nihil perubahan.
Ya sudah Timnas diberondong dengan gol-gol cantik dari sayap, tengah dan tendangan jarak jauh. Masing masing Nguyen Tien, Dong Du Hung, dan juga De Le Van.
Babak kedua, sepertinya sama seperti babak pertama, persis tidak ada impresi gaya permainan ala-ala korea gitu.
Timnas masihkah perlu Proses Coach Shen? Berapa lama lagi?
Pesimisme kita yang didulang dari hasil akhir pertandingan perdana melawan Vietnam sepertinya meradang ya?Â
Padahal fans Timnas sudah lama menunggu sebuah proses itu, yang menghadirkan hasil terbaik bagi prestasi Timnas dalam ajang kompetisi apa saja.
Apa iya, Timnas kita hanya jago melawan Timor Leste, Myanmar, atau Filipina yang juga makin kuat dengan program Naturalisasi pemainnya?Â
Jika Naturalisasi menjadi kendalanya, apakah kurang cukup pemain naturalisasi yang berhamburan saat ini?