Melihat inflasi Maret 2020 saja, sampai minggu keempat, BI juga memperkirakan inflasi melebar 0.13%. Dan sumber inflasi  ini katanya berasal dari produk emas, sayuran, buah-buahan da bahan pangan lainnya.
Lockdown atau karantina wilayah memang --mau tidak mau- harus dilakukan untuk mengurangi meluasnya Covid-19. Saya sepakat seribu persen! Namun apakah kunci keberhasilannya yakni berupa mengurai ancaman inflasi dan memastikan keberadaan bahan pangan itu bisa terjamin oleh Pemerintah selama penerapan? Duh dibuat panik dua kali-kan kita!
Lawan pendemi lewat hobbi!
Hastag #dirumahaja, menurut saya adalah seruan yang apik dalam membungkus tafsir istilah Lockdown atau karantina wilayah, atau isolasi terbatas, atau istilah-istilah yang --mungkin- bisa saja begitu seram untuk dicerna.
Berada di dalam rumah untuk menjalani Work From Home, segala aktivitas apa saja seharusnya bisa dikerjakan melalui tehnology virtual. Lantas bisakah efektif? Tergantung sih dari masing-masing kita saja.
Kalau pribadi saya, dengan mengisolasi diri dan tidak kemana-mana, bisa saja malah melemahkan stabilitas sistem keuangan (SSK) keluarga saya. Dampaknya #dirumahsaja sudah terasa, dimana bisnis properti yang saya kerjakan juga mandek, dengan tertundanya pembayaran sewa tenant yang jua banyak terdampak pandemi ini.
Padahal pembayaran KPR dan pinjaman di Bank atas properti tadi juga harus saya putar dari sewa properti yang tertunda itu. Jawaban atas solusi tadipun masih membisu untuk diselesaikan. Ya sudah, menjalani #dirumahaja, demi  maslahat orang banyak, mungkin bisa memberikan pemakluman itu?
Namun saya masih punya Hobbi yang bisa membuat happy dan membuat fleksibelitas SSK keluarga bertahan, dan bisa terus diimprove. Apa itu? Iya saya giat berkebun sayuran dan memelihara ikan sejak lama, meski hanya sekedar hobbi. Hasilnya ya, minimal saya bisa menikmati hari selama di rumah saja dengan prasangka yang jua postif.