Harus Bisa. Lembaga riset CHGR mengatakan jumlah bisnis rintisan/startup berbasis tekhnologi di Indonesia diproyeksikan bertumbuh 6.5 kali lipat atau menjadi sekitar 13.000 pada tahun 2020. Sementara di tahun 2016 ini saja, Indonesia tercatat sebagai negera yang memiliki jumlah start-up tertinggi di asia tenggara yakni 2.000-an.
Kalau dilihat dari kondisi ekonomi Indonesia saat ini yang lesu dan daerah-daerahnya masih bertumpu pada pengelolaan sumberdaya alam-nya. Industry Kreatif dengan menggunakan tehnology/startup digital akan menjadi solusi positif bagi alih sumber pendapatan daerah yang diandalkan.
Contohnya saja jika melongok ke daerah saya tepatnya di samarinda, Kalimantan Timur. Upaya pengalihan industry SDA ke dalam industry SDM yang kita sebut startup digital ini sangatlah mungkin untuk dikembangkan. Mari kita melihat ekonomi Kaltim secara medekat, kejayaan ekonomi kaltim dahulu memang ada tepatnya di tahun 1990-2000-an. Hal itu bisa kita lihat dari pertumbuhan ekonomi yang dicatatkan mencapai 5.71% pada saat itu. Wajar saja, pada saat itu kaltim masih dimanja dengan eksploitasi batubara dan hasil hutannya.
Effek Doppler pun melanda Kaltim, PHK besar besaran dan juga angka pengangguran yang melejit membuat postur APBD 2016 menyusut drastis hampir Rp 1.7 Trilyun dari tahun sebelumnya. Hal tersebut membuat ekonomi di Kaltim menjadi lamban, pembangunan di daerah ini juga harus berhemat. Industri kreatif bisa diperkenalkan kepada daerah menjadi solusi.
Startup Digital Mulai Hadir Menopang UMKM Kaltim
Daerah sepertinya masih gagap menjawab peluang e-commerce yang sedang boom sekarang. Dibalik keterpurukan Kaltim yang dulu berpredikat daerah kaya SDA, kini harus berbenah. Dukungan infrastruktur komunikasi terutama signal telekomunikasi yang hampir merata, saya pikir telah memberikan pengaruh postif seperti daerah di pulau jawa. Daerah terpencil daerah ini kini dapat terkoneksi dengan mudah via pengguna ponsel pintar. Nah sekarang tinggal memaksimalkan potensi infrastruktur komunikasi tersebut dengan hal kreatif lagi.
Keterpurukan Kaltim di tahun 2015 hingga saat ini, telah banyak membentuk UMKM sebagai imbas sulitnya mencari pekerjaan di daerah ini. Dimana tahun lalu tercatat pengangguran terbuka di Kaltim mencapai 8.86% atau sebanyak 146.244 orang. Jika kita ada waktu untuk berjalan-jalan di ibukota Kaltim, Samarinda ini kita dapat menemukan UMKM yang menyajikan kuliner dan kerajinan serta pasar malam di hampir sepanjang jalan kota ini.
Adalah pesanbungkus.com, startup lokal anak Kaltim yang mencoba menjawab peluang tersebut sejak april 2016. startup digital yang dibangun anak lokal Kaltim ini, berhasil menjadi start-up digital yang menawarkan jasa pengantaran kuliner yang diinginkan warga samarinda khususnya via aplikasi di ponsel android dan website.
Jika kita unduh aplikasi-nya di google play, pesanbungkus.com dengan sekitar 500-an mitra-mitra yang merekrut UMKM lokal dengan segmen menengah kebawah dan harga terjangkau, untuk memanjakan semua kebutuhan kita itu. Mulai dari pesan antar makanan, ojek, barang second, penyediaan EO, sampai penyediaan tenaga outsourching/unskill.
Meski belum terasa maksmial selama ini, namun usaha penyempurnaan tehnologinya masih terus diusahakan. Lagi-lagi permasalahannya adalah masih minimnya tenaga IT daerah yang bisa mengimprove semua kemudahan tehnologi di aplikasi mobil gadget ke warga lokal Samarinda. Usaha ini tentu akan memberikan solusi permasalahan ekonomi secara luas yang terjadi di daerah. Meski masih berjalan.