Legenda balap motor dunia - Valentino Rossi - sudah menginjak usia 40 tahun. Di usianya yang sudah kepala empat, Rossi masih mampu bersaing dengan para pembalap yang jauh lebih muda darinya.Â
Prestasi Rossi memang menurun, kendati demikian ia tetap mampu berada di barisan sepuluh besar, oleh sebab itu wajar jika sampai saat ini Rossi masih menjadi pembalap dengan penggemar terbanyak di lintasan.
Siapa tidak kenal Rossi? Saya rasa hampir semua orang - khususnya di Indonesia - pernah mendengar nama Rossi, sekalipun belum pernah melihatnya. Rossi bukanlah seorang juara biasa, ia merupakan icon MotoGP. Tidak lengkap rasanya MotoGP tanpa kehadiran Rossi, sebagian orang bahkan mengatakan kalau Rossi lebih besar dari MotoGP itu sendiri.Â
Sebagai seorang superstar, tentu banyak orang yang ingin tahu lebih dalam siapa itu Rossi. Oleh sebab itu, mari kita kulik satu per satu fakta tentang pembalap yang dijuluki sebagai The Doctor ini.
1. BERKENDARA SEJAK DINI
Ketertarikan Rossi pada motor sudah ada sejak ia berusia 2,5 tahun. Ketertarikan itu tumbuh karena Rossi kerap melihat sang ayah juga merupakan seorang pembalap motor dan pernah menjadi juara dunia. Motor pertama yang dikendarai Rossi ialah sebuah minicross.Â
Rossi kecil menggunakan kebun dan rumahnya sebagai sirkuit untuk berkendara. Uniknya, Rossi sudah berkendara dengan minicross itu bahkan saat ia masih belum mampu mengendarai sepeda.
2. (AWALNYA) INGIN JADI PEMBALAP FORMULA ONE
Siapa sangka cita-cita pertama Rossi bukanlah menjadi pembalap motor, melainkan mobil?
Seiring berjalannya waktu, Rossi kecil ternyata lebih tertarik pada roda dua. Terlebih saat itu kedua orang tuanya tidak memiliki cukup biaya untuk terus mengikutsertakan dirinya dalam kejuaraan go-kart.
3. PUTUS SEKOLAH
Sekolah nggak penting!
Kita semua mungkin pernah mendengar ungkapan tersebut, dan itu ada benarnya. Buktinya ialah Valentino Rossi. Sebagaimana remaja pada umumnya, Rossi juga diwajibkan mengenyam bangku pendidikan. Sayangnya di saat yang bersamaan, ia juga harus mengikuti kejuaraan balap dunia sehingga membuatnya sering bolos sekolah.Â
Beruntung kalau balapan masih digelar di Eropa, paling lama seminggu ia tidak masuk sekolah. Masalahnya ada beberapa seri yang digelar di Kawasan Timur Jauh: Malaysia, Indonesia, dan Jepang. Ketiga seri tersebut digelar secara berturut-turut sehingga membuatnya bolos sekolah sampai sebulan. Hasil akhirnya bisa ditebak - ia tidak naik kelas. Pada akhirnya ia memutuskan untuk berhenti sekolah saja.
4. SERING DICIDUK POLISI
Saat remaja, Rossi kerap kebut-kebutan di jalan menggunakan scooter serta apecar.
Rossi semasa remaja harus berkali-kali berurusan dengan polisi akibat kendaraannya disita. Bahkan ada satu waktu di mana kendaraan tersebut baru diambilnya pada sore hari, namun kembali disita pada malam harinya. Kedua orang tua sang legenda balap tentu sangat geram, sampai-sampai sang ayah pernah menendang bokongnya.
5. MENDAPAT GELAR KEHORMATAN
Pada Mei 2005, Rossi mendapat gelar kehormatan di bidang komunikasi dari Universitas Urbino. Kala mendapat gelar kehormatan itu, Rossi teringat pertanyaan sinis guru sejarah keseniannya semasa sekolah: "Kamu yakin kalau berkutat terus dengan motor konyol itu kelak kamu bisa cari makan?"
6. JUARA TERAKHIR DAN PERTAMA
Musim 2001 - 2002 merupakan masa transisi kelas tertinggi dari 500cc menjadi MotoGP. Perbedaan utamanya terletak pada mesin, di mana motor bermesin 2-tak diubah menjadi bermesin 4-tak - meskipun di 2003 masih ada juga sebagian yang bermesin 2-tak.Â
Di tahun 2001, Rossi bersaing hebat dengan Biaggi. Pertama, karena Rossi belum pernah memenangi kelas 500cc. Kedua, karena, ya, musim itu merupakan musim terakhir kejuaraan 500cc, sehingga ia harus menang agar bisa mengukir sejarah. Pada akhirnya Rossi pun menang.
7. SATU-SATUNYA JUARA DUNIA DENGAN TIM SATELIT
Selepas mencatatkan namanya sebagai juara dunia kelas 250cc pada tahun 1999, Rossi memulai petualangan baru di kelas para raja bersama Honda. Masalahnya saat itu tidak ada lagi tempat di Honda Repsol - tim pabrikan. Pada akhirnya Honda memberikan izin kepada Rossi untuk membentuk timnya sendiri di Italia yang diberi nama Nastro Azzuro Honda.
Tim satelit sendiri merupakan tim yang berada di luar pabrikan. Tim satelit memang mendapat motor dari pabrikan, namun tetap saja tim satelit tidak sebaik tim pabrikan karena tim satelit biasanya memakai motor yang satu atau dua tahun lebih tua dari motor tim pabrikan. Teknologi baru juga diterima tim pabrikan terlebih dahulu. Oleh sebab itu pencapaian Rossi di tahun 2001 tentu sangat luar biasa.
8. JUARA DI HAMPIR SETIAP KELAS
Tercatat Rossi menjadi juara dunia di kelas: 125cc, 250cc, 500cc, MotoGP (990cc, 800cc minus 1000cc).
9. PERNAH BOSAN MENANG
Musim 2002 dan 2003 merupakan musim di mana Rossi benar-benar sedang berada di puncak kejayaan bersama Honda Repsol. Bayangkan saja, dari 32 seri yang digelar selama dua tahun itu, Rossi hanya gagal naik podium di satu seri (Republik Ceko 2002).Â
Pada akhirnya Rossi merasa bahwa meraih kemenangan hanyalah sebuah tugas biasa saja. Tidak ada perayaan ataupun histeria karena kemenangan itu sudah terlalu biasa terjadi.
10. PEMBALAP PERTAMA PEMBUAT KEPUTUSAN GILA
Banyak orang terkejut kala Rossi memilih bergabung dengan Yamaha pada musim 2004. Betapa tidak? Saat itu Honda adalah pabrikan terkuat, sedangkan Yamaha tertatih-tatih jalannya. Bahkan Sete Gibernau - rival terberat Rossi asal Spanyol saat itu - sampai tidak percaya, namun sekaligus bahagia. Salah satu alasan Rossi sudah disebutkan sebelumnya - bosan menang.
11. SERING MENGADAKAN EVENT BESAR SECARA SEMBUNYI-SEMBUNYI
Pertama, pada suatu malam yang larut Rossi pernah diajak menyelinap masuk ke dalam garasi Yamaha untuk melihat dan dengan harapan tertarik mengendarai motor mereka di musim selanjutnya. Hal itu sangat beresiko karena Rossi masih seorang pembalap Honda.Â
Jika ketahuan, bisa saja Honda menyusahkan Rossi di sisa musim 2003 dengan mengacaukan setting-an motornya, meskipun pada kenyataannya Honda tidak akan pernah berbuat demikian karena sudah filosofi Honda untuk menang terhormat.
Kedua, kala Rossi beserta Yamaha membicarakan lebih lanjut rencana kepindahannya. Sebagaimana yang sudah disebutkan di atas, hal itu sangat beresiko. Pada akhirnya mereka memilih sebuah mobile clinic untuk melakukan sebuah pertemuan rahasia.
Beruntung Rossi dan ketiga temannya berhasil mengelabui penjaga sirkuit itu, sedangkan kedua petinggi Yamaha - Jarvis dan Brivio - bersembunyi di kolong meja.
Ketiga, kala Rossi melakukan uji coba mobil Formula F1 Ferrari.
12. PUNYA TEMPAT RAHASIA DI IBIZA
Ibiza merupakan sebuah pulau yang pada musim dingin akan seperti pulau hantu karena tidak banyak orang beraktivitas di sana. Rossi memiliki tempat peristirahatan di pulau ini. Pulau ini menjadi tempat rahasia kala Rossi pertama kali bertemu petinggi Yamaha terkait penawaran untuk pindah dari Honda.
13. NGARET
Siapa bilang hanya orang Indonesia saja yang sering ngaret? Rossi juga! Rossi hanya bisa fokus bekerja maksimal kala waktu sudah mendesak, sebab menjelang akhir seperti itu ia harus cepat bertindak. Sebaliknya, ia tidak bisa bekerja di waktu luang karena semuanya terkesan santai dan tenang.
Kebiasaan ngaret seperti itu bahkan masih juga dibawanya kala ia menandatangani salah satu kontrak terpenting sepanjang sejarah balap motor - kepindahan dari Honda ke Yamaha -. Terlebih saat itu, ia tidak berpakaian formal: tas di punggung sembari menyeret koper karena ia sedang terburu-buru agar tidak ketinggalan pesawat.Â
Padahal mengingat resiko dan situasinya, kebanyakan orang mungkin berpikir bahwa kontrak itu akan ditandatangani di hotel berbintang lima, di hadapan para notaris dan pengacara, serta menggunakan pena bertangkai emas dan permata.
14. TIDAK MENANGIS
Gambar di atas sangatlah bersejarah di mata para penggemar MotoGP. Ya, gambar tersebut diambil kala Rossi baru saja memenangkan seri pertama MotoGP musim 2004.Â
Mengapa demikian? Karena saat itu Rossi meraih kemenangan pertamanya dengan Yamaha di balapan paling pertama. Jangankan rival-rivalnya, Rossi beserta timnya sendiri tidak yakin akan kemenangan itu mengingat prestasi Yamaha pada tahun-tahun sebelumnya.
Melihat Rossi yang sangat emosional, banyak orang mungkin berpikir kalau saat itu Rossi sedang menangis. Nyatanya tidak! Rossi justru tertawa senang dalam hati setelah berhasil memporakporandakan seluruh rival, terkhusus yang sudah meremehkannya.
15. TIDAK SUKA DIKHIANATI
Max Biaggi - yang sama-sama pembalap Italia - memang sangat dikenal sebagai musuh terbesar Rossi. Baik Rossi maupun Biaggi sama-sama saling mengolok dan mengintimidasi. Biaggi bahkan pernah dengan sengaja mendorong Rossi keluar track di GP Suzuka 2001 dalam kecepatan 220km/jam!Â
Perseteruan panas mereka sebenarnya sudah sejak lama terjadi, tepatnya saat Rossi masih membalap di kelas 125cc sedangkan Biaggi di kelas 250cc. Dalam satu kesempatan Rossi pernah ditanya oleh wartawan apakah ia ingin menjadi Biaggi versi 125cc, Rossi malah menjawab bahwa Biaggi-lah yang ingin menjadi Rossi versi 250cc.Â
Mengingat Rossi yang masih seorang bocah sedangkan Biaggi seorang juara dunia - usia mereka terpaut delapan tahun -, Biaggi tentu tidak terima. Uniknya, Rossi pernah mengidolakan Biaggi. Rossi pernah memiliki poster Biaggi dan poster itu terpampang di kamarnya. Simple saja sih, Rossi memang pada dasarnya menyukai semua pembalap hebat Italia.
Hal lain yang unik adalah Rossi tidak pernah membenci Biaggi, karena sejak awal hubungan mereka memang sudah jelas sebagai rival abadi.
Kebencian tersebut bertambah kala Marquez secara agresif menyalip Rossi di GP Argentina 2018 sehingga membuat Rossi terjatuh. Selepas GP Argentina 2018 tersebut, Rossi secara terang-terangan menyebut kalau ia selalu takut didekati Marquez - takut diseruduk.
Popularitas memang memberikan banyak uang, namun popularitas juga menghapus kehidupan yang tenang. Dengan popularitas luar biasa yang dimilikinya, Rossi seperti hidup di sebuah sangkar emas.Â
Ke mana saja ia pergi, lusinan pasang mata pasti memandang ke arahnya: meminta tanda tangan, berfoto, atau sekadar merangkul sembari mengucapkan kata-kata penyemangat.
Memang di London masih ada beberapa orang yang mengenalinya, namun paling tidak mereka bisa lebih tenang dan menghargai privasi Rossi. Hal tersebut juga menjadi alasan kenapa Rossi menyukai malam hari. Karena pada malam hari segalanya terasa tenang dan tidak tergesa-gesa. Rossi tidak suka dikelilingi oleh orang-orang yang tergesa-gesa dan terengah-engah karena ia orang yang santai.
BONUS:
Rossi merupakan pembalap pertama yang berhasil mengelilingi dunia. Tidak, ia tidak benar-benar berkeliling dunia dengan motor balapnya. Namun terhitung sejak pertama kali ia mengaspal di kejuaraan balap motor asuhan Dorna ini - tepatnya Malaysian GP 1996 - sampai ia menyelesaikan lap ke-15 GP Jerez 2018 , 40075 km sudah ditempuhnya. Luar biasa bukan? Pasti dibutuhkan stamina dan mental yang kuat untuk Rossi mencapai semua ini.
References
Rossi, V. (2005). Otobiografi Valentino Rossi (Andai aku tak pernah mencobanya...). (S. Sasono, Ed., & D. Suseno, Trans.) Jakarta Selatan, Indonesia: UFUK PRESS.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H