Musim 2002 dan 2003 merupakan musim di mana Rossi benar-benar sedang berada di puncak kejayaan bersama Honda Repsol. Bayangkan saja, dari 32 seri yang digelar selama dua tahun itu, Rossi hanya gagal naik podium di satu seri (Republik Ceko 2002).Â
Pada akhirnya Rossi merasa bahwa meraih kemenangan hanyalah sebuah tugas biasa saja. Tidak ada perayaan ataupun histeria karena kemenangan itu sudah terlalu biasa terjadi.
10. PEMBALAP PERTAMA PEMBUAT KEPUTUSAN GILA
Banyak orang terkejut kala Rossi memilih bergabung dengan Yamaha pada musim 2004. Betapa tidak? Saat itu Honda adalah pabrikan terkuat, sedangkan Yamaha tertatih-tatih jalannya. Bahkan Sete Gibernau - rival terberat Rossi asal Spanyol saat itu - sampai tidak percaya, namun sekaligus bahagia. Salah satu alasan Rossi sudah disebutkan sebelumnya - bosan menang.
11. SERING MENGADAKAN EVENT BESAR SECARA SEMBUNYI-SEMBUNYI
Pertama, pada suatu malam yang larut Rossi pernah diajak menyelinap masuk ke dalam garasi Yamaha untuk melihat dan dengan harapan tertarik mengendarai motor mereka di musim selanjutnya. Hal itu sangat beresiko karena Rossi masih seorang pembalap Honda.Â
Jika ketahuan, bisa saja Honda menyusahkan Rossi di sisa musim 2003 dengan mengacaukan setting-an motornya, meskipun pada kenyataannya Honda tidak akan pernah berbuat demikian karena sudah filosofi Honda untuk menang terhormat.
Kedua, kala Rossi beserta Yamaha membicarakan lebih lanjut rencana kepindahannya. Sebagaimana yang sudah disebutkan di atas, hal itu sangat beresiko. Pada akhirnya mereka memilih sebuah mobile clinic untuk melakukan sebuah pertemuan rahasia.
Beruntung Rossi dan ketiga temannya berhasil mengelabui penjaga sirkuit itu, sedangkan kedua petinggi Yamaha - Jarvis dan Brivio - bersembunyi di kolong meja.
Ketiga, kala Rossi melakukan uji coba mobil Formula F1 Ferrari.