Konten yang paling sering terlihat biasanya animasi menampilkan pertemanan sesama jenis yang tampak terlihat biasa saja, namun jika diperhatikan betul, ternyata memuat pesan-pesan wokeism LGBT di dalamnya.
Beberapa kartun Disney bahkan disinyalir ada yang menampilkan pesan tersembunyi tentang gender selain pria dan wanita, maka dari itu perlu kejelian orang tua dalam memperhatikan tayangan animasi dari luar, yang kadang diboncengi agenda wokeism.
Tolak Gerakan Komunitas LGBT
Saya secara pribadi tidak ada masalah dengan seseorang yang memilih pilihan hidup sebagai LGBT, hanya saja pemahaman ini jelas tak bisa disebarkan secara luas bahkan diakui secara komunal dan legalitasnya.
Kita harus kembali ke pangkal masalahnya adalah konsep keluarga pada umumnya adalah ayah adalah pria dan ibu adalah wanita, itu sudah harga mati, jika ada orang yang tak setuju hal tersebut, tidak masalah, hanya saja tidak boleh menyebarkan pemahaman yang di luar norma umum tentang konsep keluarga manusia.
Di Indonesia diperkirakan sudah ada gerakan bawah tanah para gay, dan bahkan salah satu terbesar di Asia Tenggara, maka dari itu perlu mewaspadai agenda wokeism yang saat ini sudah mulai terbuka di depan mata, dengan segala cara tidak mengakuinya secara komunitas.
Sweeping Sekolah Dukung Woke Agenda
Belajar dari kasus yang diutarakan oleh Daniel Mananta di atas, sudah jelas dan gamblang bahwa agenda wokeism memang telah masuk di Indonesia melalui sekolah-sekolah yang terafiliasi oleh organisasi internasional.
Dinas pendidikan juga harus melakukan sweeping terhadap sekolah-sekolah yang kiranya telah mendapat laporan dari para masyarakat, tentang kemungkinan terindikasi terpapar agenda wokeism.
Dinas pendidikan juga harus jeli memperhatikan buku-buku pelajaran maupun buku bacaan anak yang dipublikasikan di Indonesia, apakah buku-buku tersebut terindikasi memuat konten-konten LGBT.
Perkuat Hubungan Lintas Agama
Pasca peristiwa pembukaan Olimpiade Paris 2024 yang memuat parodi "Last Supper", dikabarkan justru mendapat kecaman dari beberapa tokoh muslim, seperti Andrew Tate atau presiden Turki, Erdogan yang menyampaikan keprihatinannya terhadap peragaan tersebut dan memberikan dukungannya kepada umat Kristen dan Katolik di seluruh dunia untuk memprotes penghinaan agama tersebut.
Hal tersebut tentunya menunjukkan bahwa solidaritas antar umat beragama adalah benteng utama dalam melawan agenda wokeism kaum LGBT yang sangat berbahaya bagi anak-anak kita. Para pemuka agama harus bersatu padu untuk membuat kecaman-kecaman terhadap gerakan agenda wokeism LGBT yang terang-terangan.
Norma agama yang dianut mayoritas penduduk dunia jelas sudah rata-rata menekankan tentang penolakannya terhadap paham LGBT, maka dari itu diperlukan penguatan hubungan antar umat beragama untuk membendung hal tersebut.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!