Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Book Artikel Utama

Mendadak Harry Potter, Manfaat Fiksi Bildungsroman bagi Perkembangan Anak

24 Juli 2024   09:27 Diperbarui: 24 Juli 2024   11:48 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdasarkan sejarahnya genre Bildungsroman berasal dari Jerman pada awal abad ke-19.

Pada bentuk awalnya, Bildungsroman dianggap sebagai novel yang memiliki nilai pendidikan dan filosofis bagi generasi muda, karena menggambarkan tokoh-tokoh yang tidak hanya berusaha memperbaiki diri, tetapi juga mampu mengatasi atau meninggalkan perilaku kekanak-kanakan dengan penuh lika-likunya serta keseruan petualangan.

Contoh paling awal tentang genre Bildungsroman adalah novel "Wilhelm Meisters Lehrjahre" karya Johann Goethe, di mana tokoh utama yaitu Wilhelm, berusaha melepaskan diri dari pendidikan kelas menengahnya yang biasa-biasa saja hingga akhirnya menjalani kehidupan seorang seniman.

Buku ini berisi banyak elemen plot yang kemudian menjadi ciri khas genre ini seperti Wilhelm mengalami patah hati, cita-cita artistiknya hancur, diusir dari rumah oleh orang tuanya untuk mempelajari satu atau dua hal, menyia-nyiakan kekayaannya dengan tidak bijaksana, dan menangani kehancuran finansial .

Akan tetapi, pada akhir novel, Wilhelm menunjukkan tanda-tanda kedewasaannya sebagai hasil dari pengalamannya. Ia tidak hanya mulai menemukan kesuksesan untuk dirinya sendiri sebagai seorang aktor, tetapi buku ini berakhir dengan bagaimana dia mengambil sikap moral yang kuat dalam menjalani hidup.

Secara garis besar novel ini menjadi 'babon' untuk genre Bildungsroman, sama halnya dengan Harry Potter, novel Wilhelm juga terdiri dari berbagai seri hingga 8 sekuel novel.

Fokus pada pertumbuhan pribadi , realisasi, dan aktualisasi diri, kemudian tema belajar dari kesalahan menjadi ciri utama Bildungsroman. Genre ini tumbuh dalam popularitas secara dramatis selama abad ke-20 dan menyebar ke berbagai budaya di seluruh dunia.

Kisah-kisah populer seperti karakter Louis Clark pada Superman atau Luke Skywalker pada Star Wars bisa dikatakan menganut pakem Bildungsroman, dimana saat kecilnya penuh kesusahan, namun saat dewasa mereka menemukan jati dirinya.

Pada era 2000an, sempat booming film-film fiksi epos imajinatif yang berakar dari novel-novel yang berbau genre Bildungsroman, selain Harry Potter yaitu seperti Lord of the Ring, The Chronicles of Narnia, dan lainnya.

Secara struktur, Bildungsroman memilki tiga bagian yaitu:

  • Latar belakang cerita , yang memperkenalkan tokoh utama, paling sering pada masa kanak-kanaknya.
  • Pengalaman yang membentuk karakter protagonis , sering kali berpuncak pada semacam krisis spiritual atau hilangnya keyakinan.
  • Tokoh protagonis mencapai kedewasaan , yang biasanya melibatkan mereka menemukan rasa damai dengan diri mereka sendiri, atau rasa memiliki di dunia.

Meskipun ada banyak buku di dunia yang membahas tentang proses pendewasaan karakter, tidak semuanya dianggap sebagai Bildungsroman, walau demikian alur cerita seperti ini bisa dikatakan memerlukan riset dan tingkat kesulitan yang tinggi dalam menulisnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun