Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Menyoal Air Bersih di IKN Nusantara

18 Juli 2024   08:47 Diperbarui: 18 Juli 2024   12:16 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Infrastruktur Instalasi Pengolahan Air (IPA) di IKN (Sumber: Dok. PT Brantas Abipraya)

"Airnya sudah siap belum? Listriknya sudah siap belum? Tempatnya sudah siap belum? Kalau siap, pindah," tanya pak Jokowi di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (8/7/2024). "Sudah (dapat laporan dari Kementerian PUPR), tapi belum (belum siap). Sudah, tapi belum," kata beliau menegaskan.

Begitulah perkataan pak Presiden Jokowi yang dilansir dari laman kompas.com, pertanyaan sekaligus pernyataan beliau sekilas menggambarkan ada sesuatu yang kurang beres dalam pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Sedianya ditargetkan sebelum bulan Agustus beliau inginkan 'boyongan' ke IKN, sekaligus hendak mengadakan upacara resmi Kemerdekaan 17 Agustus di sana, setidaknya sebelum beliau meletakkan jabatannya.

Namun apa dinyana listrik dan air yang sebenarnya hal yang paling vital dalam pembangunan kota dan seharusnya menjadi prioritas utama, justru belum masuk sepenuhnya ke dalam sistem kota baru tersebut.

Saya bukanlah orang teknik sipil, tapi setahu saya, dalam membangun pemukiman, hal paling utama yang paling harus dipenuhi adalah apakah jaringan listrik dan air sudah bisa masuk dan memenuhi kebutuhan pemukiman yang akan dibangun, jikalau belum, mohon maaf saya mempertanyakan kecakapan sang mandornya.

Kedua hal tersebut mutlak harus dipenuhi terlebih dahulu, dikarenakan IKN tidak bisa terus menerus menerima pasokannya dari kota besar terdekat yaitu Balikpapan.

IKN sedari awal sudah harus menjadi kota mandiri, dimana kebutuhan aliran listrik dan air sudah harus bisa terpenuhi sejak awal, tapi kenyataannya yang menjadi prioritas justru bangunan-bangunan megah istana negara serta fasilitas para pejabat.

Pada artikel ini saya akan mengupas untuk kebutuhan air bersih, yang sebenarnya sejak awal menjadi masalah utama di IKN, tetapi kurang menjadi sorotan publik.

Berdasarkan penelusuran dari beberapa rekan saya di Balikpapan, bahwa untuk mendapatkan air bersih disana, tidak semudah di daerah Jawa. Hal tersebut diakibatkan kondisi tanah di area Penajam-Balikpapan merupakan lapisan lempung-batubara dan gambut, dimana dengan kondisi tersebut sangat mempengaruhi kualitas air sumur disana.

Menurut kajian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Air tanah di IKN, dan wilayah gambut cenderung berkadar besi dan banyak ditemui sulfida, sehingga air berpotensi mengandung endapan pirit. Akibatnya, air tanah bersifat asam. Air yang mengandung pirit cenderung memiliki warna jingga hingga merah.

Akibatnya betapa sulitnya untuk mendapatkan air bersih disana, dan sebagaimana daerah-daerah yang sulit mendapatkan akses air bersih, biasanya apabila pasokan air dari PDAM kurang atau berhenti, biasanya masyarakat sekitar terpaksa membeli air dari pedagang yang mengambil dari sumber air.

Saya pernah tinggal di Pontianak, yang juga berlahan gambut, dan memang akses air bersih cukup susah didapatkan disana, masyarakat Kalimantan masih banyak yang menadah air hujan dan membeli air dari pedagang.

Berbeda dengan tanah di Jawa yang memiliki kemampuan akuifer yang lebih baik, dimana cukup menggali sumur sedalam 6 meter saja, sudah bisa mendapatkan air berkualitas baik.

Kondisi sulitnya mendapatkan air bersih di Penajam Paser Utara, harusnya menjadi perhatian utama dari otoritas IKN. Lalu bagaimanakah dalam mengatasi hal pelik ini, berikut beberapa catatan yang bisa dijadikan perhatian kita bersama.

Optimalisasi Bendungan Sepaku Semoi

Sedianya Otorita IKN dan Kementerian PUPR akan ada empat bendungan secara bertahap hingga tahun 2058. Bendungan Sepaku Semoi sudah rampung, sementara tiga lagi yang akan dibangun di IKN adalah Bendungan Batu Lepek, Bendungan Selamayu dan Bendungan Sifak.

Walaupun pembangunan Bendungan Sepaku Semoi telah selesai, namun hingga tulisan ini saya publikasikan, belum ada pernyataan resmi dari pihak berwenang yang menyatakan air bersih sudah bisa dipasok dari bendungan tersebut.

Dijadwalkan pak Menteri Basuki Hadimuljono akan memastikan air bersih sudah bisa diakses ke IKN pada tanggal 17 Juli Agustus 2024. Namun, belum diketahui apakah akses air itu berasal dari bendungan yang baru saja dibangun atau dipasok dari Kota Balikpapan.

Seharusnya sedari awal, pembangunan bendungan Sepaku Semoi menjadi perhatian utama untuk dioptimalkan setelah diresmikan pada bulan lalu, karena fungsi utilitasnya yang sangat vital untuk memasok air baku.

Hingga kini kita belum mengetahui persis kesiapan bendungan yang membendung sungai Sepaku ini sudah siap mengakses air bersih di IKN, yang pasti pada awal bulan lalu Presiden Jokowi menyatakan air bersih belum siap diakses ke IKN.

Konsep Kota Spons

Menurut keterangan dari pihak Otorita IKN menyatakan bahwa ibukota baru ini akan mengusung kota Spons, yaitu kota yang sangat memperhatikan resapan air dengan tetap menjaga penghijauan yang dapat menahan air hujan, serta pemanfaatan sumur resapan dan embung untuk konsumsi air rumah tangga.

Konsep ini bisa dikatakan cukup klasik, karena hampir seluruh kota Indonesia melakukan hal yang sama, permasalahannya apakah semudah itu.

Masih banyaknya warga Penajam Paser Utara yang masih membeli air dari pedagang, adalah bukti di depan mata bahwa krisis air bersih adalah masalah yang harus diselesaikan segera oleh pemerintah di sana.

Jangan seperti membangun menara gading, dimana istana negara dibangun megah, namun warga di sekitar masih sulit mendapat akses air bersih, rakyat butuh bukti bukan retorika indah semata.

Rain Water Harvesting

Hampir kebanyakan warga masyarakat Kalimantan memakai metode menadah air hujan sebagai solusi mendapatkan air. Sewaktu saya di Pontianak dulu, banyak warga disana mempunyai banyak tempayan, yaitu wadah besar dari semen yang berfungsi menampung air hujan, kalau sekarang sudah memakai sistem tandon.

Walau demikian air hujan lantas tidak bisa langsung bisa dipakai untuk keseharian, karena mengandung pH yang tinggi.

Maka dari itu Otorita IKN harus memberikan subsidi alat purifier kepada warga IKN untuk keperluan air level rumah tangga.

Peningkatan Sarana Air Bersih Balikpapan

Jangankan IKN Nusantara, kota terdekatnya yaitu Balikpapan saja ternyata memiliki permasalahan tentang akses air bersih.

Saya memiliki rekan di Balikpapan, dimana dia mengatakan, bahwa air yang dialirkan oleh PDAM setempat kadang tak lancar bahkan di saat tertentu agak keruh kualitasnya.

Jadi bisa dibayangkan apabila IKN belum siap memasok kebutuhan air bersih secara mandiri, beban Kota Balikpapan tentunya sangat berat jika harus menyokong ibukota.

Maka dari itu perlu ada intervensi pemerintah pusat untuk membantu peningkatan kualitas sarana air bersih yang sudah ada di Balikpapan, agar nantinya bisa membantu pasokan air bersih ke IKN.

Air bersih adalah kebutuhan utama setiap manusia, maka dari itu, sudah menjadi prioritas utama bagi Pemerintah untuk memastikan ketersediaannya sebagai langkah awal membangun peradaban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun