Akibatnya betapa sulitnya untuk mendapatkan air bersih disana, dan sebagaimana daerah-daerah yang sulit mendapatkan akses air bersih, biasanya apabila pasokan air dari PDAM kurang atau berhenti, biasanya masyarakat sekitar terpaksa membeli air dari pedagang yang mengambil dari sumber air.
Saya pernah tinggal di Pontianak, yang juga berlahan gambut, dan memang akses air bersih cukup susah didapatkan disana, masyarakat Kalimantan masih banyak yang menadah air hujan dan membeli air dari pedagang.
Berbeda dengan tanah di Jawa yang memiliki kemampuan akuifer yang lebih baik, dimana cukup menggali sumur sedalam 6 meter saja, sudah bisa mendapatkan air berkualitas baik.
Kondisi sulitnya mendapatkan air bersih di Penajam Paser Utara, harusnya menjadi perhatian utama dari otoritas IKN. Lalu bagaimanakah dalam mengatasi hal pelik ini, berikut beberapa catatan yang bisa dijadikan perhatian kita bersama.
Optimalisasi Bendungan Sepaku Semoi
Sedianya Otorita IKN dan Kementerian PUPR akan ada empat bendungan secara bertahap hingga tahun 2058. Bendungan Sepaku Semoi sudah rampung, sementara tiga lagi yang akan dibangun di IKN adalah Bendungan Batu Lepek, Bendungan Selamayu dan Bendungan Sifak.
Walaupun pembangunan Bendungan Sepaku Semoi telah selesai, namun hingga tulisan ini saya publikasikan, belum ada pernyataan resmi dari pihak berwenang yang menyatakan air bersih sudah bisa dipasok dari bendungan tersebut.
Dijadwalkan pak Menteri Basuki Hadimuljono akan memastikan air bersih sudah bisa diakses ke IKN pada tanggal 17 Juli Agustus 2024. Namun, belum diketahui apakah akses air itu berasal dari bendungan yang baru saja dibangun atau dipasok dari Kota Balikpapan.
Seharusnya sedari awal, pembangunan bendungan Sepaku Semoi menjadi perhatian utama untuk dioptimalkan setelah diresmikan pada bulan lalu, karena fungsi utilitasnya yang sangat vital untuk memasok air baku.
Hingga kini kita belum mengetahui persis kesiapan bendungan yang membendung sungai Sepaku ini sudah siap mengakses air bersih di IKN, yang pasti pada awal bulan lalu Presiden Jokowi menyatakan air bersih belum siap diakses ke IKN.
Konsep Kota Spons
Menurut keterangan dari pihak Otorita IKN menyatakan bahwa ibukota baru ini akan mengusung kota Spons, yaitu kota yang sangat memperhatikan resapan air dengan tetap menjaga penghijauan yang dapat menahan air hujan, serta pemanfaatan sumur resapan dan embung untuk konsumsi air rumah tangga.
Konsep ini bisa dikatakan cukup klasik, karena hampir seluruh kota Indonesia melakukan hal yang sama, permasalahannya apakah semudah itu.