Lalu bagaimana cara membuat generasi muda kita menjadi terbiasa untuk membaca buku sebagai bagian dari kewajibannya sebagai umat manusia kita, berikut beberapa hal yang bisa menjadi perhatian kita.
Mencari ‘Jodoh’ Buku
Penulis ‘Harry Potter’ kenamaan yaitu JK Rowling berujar “Jika Anda tidak suka membaca, Anda belum menemukan buku yang tepat”. Saya sependapat, saya rasa ini kunci utama agar orang tertarik untuk membaca buku.
Ada salah satu murid saya, dimana dia berujar bahwa dia tidak suka membaca buku, karena ketika baru sedikit membaca, katanya kepalanya jadi pusing. Pada mulanya, saya mengira dia punya masalah psikis pada matanya ketika membaca, namun di lain waktu, pernah saya lihat dia membaca satu buku anak tentang lingkungan dengan cepatnya, ketika saya membawakan lagi buku yang bertema sama, ternyata dia suka, dan dengan cepat ‘melahapnya’. Dari sini saya menyimpulkan ‘jodoh’ karakter bukunya adalah yang bertema lingkungan dan tidak ada masalah psikis pada penglihatannya.
Layaknya mencari pasangan hidup, mencari karakter buku yang kita sukai juga seperti mencari jodoh. Permasalahannya, masih banyak diantara kita bahwa buku adalah sosok makhluk yang sulit kita jangkau dengan daya pikiran kita, sehingga menganggap semua genre buku itu sama saja, sama-sama transedental untuk disentuh dan dibaca.
Untuk mencari ‘jodoh’ atau buku yang sesuai kepribadian anak, harus melalui 2 tahap. Tahap pertama adalah harus mengetahui motif utamanya dalam membaca, apakah membaca untuk mencari tahu sesuatu, menambah wawasan, atau sebagai hiburan. Sebagai contoh, jika sang anak bertipe ‘want to know’ yang sangat tinggi, maka arahkan dia pada buku-buku sains anak.
Tahap kedua adalah menentukan genre bukunya, apabila dia tertarik pada sains anak, maka perlu di-grading lagi minat genrenya, semisal dia tertarik pada astronomi, maka perbanyaklah buku-buku astronomi anak pada rak bukunya, bukan justru banyak memberinya buku dongeng cerita rakyat yang justru membuatnya otaknya ‘mumet’.
Jika sedari awal anak tak menemukan ‘jodoh’ bukunya, maka hingga dewasa pun dia takkan tertarik membaca buku dari genre apapun, karena tak terbiasa membaca buku yang ia suka sedari kecil. Momen masa kecil adalah sangat penting pembentukan karakternya, maka jika di masa kecilnya terbiasa membaca jenis genre buku yang disenanginya, maka hal tersebut akan terekam hingga ia dewasa.
Pembiasaan Menyenangkan
Penulis novel terkemuka asal Amerika Serikat, Ernest Hemingway, berkata, “Tidak ada teman yang setia seperti buku”. Ungkapan tersebut mencerminkan betapa dimana buku bisa menjadi kebiasaan yang melekat dari diri kita.
Buatlah suasana yang mendukung minat baca sang anak, jika dia sudah menemukan jenis buku yang diinginkannya. Sediakanlah buku-buku yang disenanginya secara berkala, dalam memberikannya bisa saja dalam bentuk reward karena dia telah melakukan sesuatu kebaikan atau kado ulang tahun, sehingga kesan yang terekam adalah mendapatkan buku adalah sesuatu yang menyenangkan.
Layaknya barang kesayangan, sedari kecil mereka diajarkan untuk menghargai buku-buku koleksinya, seperti menyimpannya dengan rapi, tidak membuka halaman buku dengan air liur, tidak melipat halaman buku dan lainnya. Dengan demikian, maka dalam dirinya sudah terpatri kecintaannya terhadap buku semenjak dini.
Jadikan Gaya Hidup
Penyair peraih Nobel berdarah Rusia-AS, Joseph Brodsky, mengatakan “Ada kejahatan yang lebih kejam daripada membakar buku. Salah satunya adalah tidak membacanya.". Ungkapan tersebut merupakan penegasan bahwa jika manusia tak punya kebiasaan membaca buku, maka secara tidak disadari dia telah berbuat kejahatan atau dzolim pada dirinya sendiri.