Kendala di lapangan biasanya tidak semua mahasiswa mengetahui ‘privilage’ ini, maka dari itu solusinya pihak perguruan tinggi sedari awal memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada para mahasiswa baru tentang jalur beasiswa yang bisa mereka gunakan.
Permohonan Keringanan Biaya UKT
Solusi lain yang sering ditempuh dalam menghadapi biaya UKT yang tinggi, adalah permohonan biaya keringanan perkuliahan. Berdasarkan Pasal 5 Permenristekdikti Nomor 39 Tahun 2017 tentang BKT dan UKT, dimana mahasiswa bisa mengajukan surat permohonan keringanan biaya UKT kepada pihak kampusnya.
Syarat paling utama adalah surat keterangan miskin dan struk gaji atau pendapatan dari orang tua. Diharapkan pihak kampus harus mengakomodir dengan baik permohonan-permohonan tersebut serta tidak mempersulit proses administrasinya.
Perihal ini seolah kita teringat janji kampanye salah satu capres pada saat kontestasi kemarin sewaktu pemilu, yaitu menjanjikan satu keluarga, satu sarjana, suatu konsep dimana semua lapisan masyarakat mempunyai kesempatan yang sama untuk mengenyam pendidikan tinggi. Semoga kepada pemerintahan yang terpilih untuk periode mendatang bisa mengakomodir konsep ini walau ide ini datangnya dari pihak rivalnya sewaktu pemilu, dikarenakan begitu urgennya masalah pendidikan tinggi kita yang terkendala masalah biaya UKT.
Meluruskan Paradigma Perkuliahan
Kita sering mendengar paradigma-paradigma miring tentang perkuliahan, seperti “Steve Jobs, Mark Zuckerberg dan Steven Spielberg itu semua tidak lulus kuliah, ternyata bisa jadi tokoh dunia”, kemudian ada lagi “Ijazah Kuliah itu tidak penting, yang penting elu bisa kerja kagak”, lalu ada juga yang mengatakan, “Ijazah perguruan tinggi hanya dijadikan tiket untuk bisa kerja”, kemudian adapula yang menyatakan, “Kuliah cuma untuk gengsi, daripada nganggur di rumah”. Kemudian yang terbaru dari Dirjen Dikti menyatakan, “Kuliah di perguruan tinggi itu kebutuhan tersier, tidak wajib”.
Sungguh kesemua paradigma itu salah besar jika kita telan mentah-mentah bahkan dijadikan pembenaran untuk tidak berkuliah di perguruan tinggi, padahal secara akademis dan intelektual kita sangat mampu untuk menjalaninya.
Orang-orang sukses besar yang tanpa berkuliah di perguruan tinggi itu jumlahnya sangat sedikit sekali, dan masih didominasi orang-orang bertitel akademis yang mampu meraih kesuksesan, bahkan sebagian dari mereka malah menyarankan untuk menuntut ilmu di perguruan tinggi.
Menjadi mahasiswa bukan sekedar kebanggaan, tetapi suatu cerminan kebudayaan intelektual suatu bangsa, maka dari itu bangsa yang besar adalah bangsa yang juga menghormati para calon-calon intelektual ini, jangan hambat mimpi-mimpi besar mereka dalam membangun bangsa, hanya masalah remeh seperti UKT, marilah kita semua membiayai mereka dengan segala upaya.
Ali Bin Abi Thalib RA pernah berkata bahwa kekayaan sesungguhnya bukanlah usaha untuk mengejar harta dunia sebanyak-banyaknya, tetapi justru usaha sekuat tenaga untuk menuntut ilmu sebanyak-banyaknya, maka kekayaan dunia pun akan mengikutimu, jadi pesan untuk para pemuda bangsa, berkuliahlah untuk membangun peradaban bangsamu. Semoga Bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H