Istilah pertanyaan random artinya dimana si anak biasanya dalam satu waktu bisa mengajukan beberapa pertanyaan, namun kadang antara satu pertanyaan dengan pertanyaan lainnya tak memiliki korelasi atau kadang jenis pertanyaan yang diajukan, dirasakan masih kurang pantas untuk ditanyakan oleh anak seusia mereka.
Walau demikian, Anda harus memahami betul bahwa otak anak-anak selalu dipenuhi hal-hal yang selalu menimbulkan ketidaktahuan membingungkan jalan pola pikirnya, bahkan mungkin sering membuat mereka susah tidur, karena selalu memikirkannya, dan baru bisa tenang jika mendapatkan jawaban yang meyakinkan dirinya.
Hindari Ekspresi  Menolak Menjawab
Semisal Anda mendapati pertanyaan yang cukup sulit atau pertanyaan yang kiranya kurang sesuai dengan usianya. Sebagai contoh pertanyaan tentang sains yang kurang Anda ketahui atau pertanyaan bersifat seksual adalah jenis-jenis pertanyaan yang kadang membuat banyak orang tua tak mau menjawabnya.
Sikap tersebut haruslah dihindari, jika memang harus berpikir dulu untuk menjawabnya, Anda bisa meminta kepadanya untuk menunggu waktu dulu agar Anda bisa menjawabnya dengan tepat dan sesuai usianya. Terkadang kita sering berkata kepada mereka, "Ah... kamu itu belum cukup umur" atau "Sudah, mama gak mau jawab itu", itulah adalah contoh ekspresi yang menutup pertanyaan mereka.
Hindarilah ekspresi enggan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sulit, karena dikhawatirkan sebagai contoh pertanyaan yang sifatnya seksual, akan sangat berbahaya jika ia mencari sendiri informasi tersebut pada tempat yang salah atau melalui internet yang mungkin bahasanya masih kurang sesuai pada usianya.Â
Maka dari itu, formula 'bahasa ibu' menjadi sangat penting untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan demikian, karena Anda yang jauh lebih mengerti perkembangan sehari-harinya.
Jawaban yang Masuk Akal
Jika pertanyaan yang diajukan bersifat hiperbolik atau sesuatu hal yang masih sulit dimengerti oleh anak seusianya, usahakan untuk menjawabnya dengan pemahaman yang masuk akal. Terkadang orang tua atau pendidik menjawabnya dengan jawaban yang tidak masuk akal, untuk menutup diskusi lebih lanjut, sehingga tanpa sadar kita pun menutup kemampuan berpikir kognitifnya, bahkan bisa saja ia tumbuh kembang dengan jawaban yang tak masuk akal tersebut, bahanyanya hingga ia dewasa masih memegang prinsip tak masuk akal tersebut.
Sebagai contoh, jika sang anak bertanya kenapa dirinya harus dipanggil masuk ke rumah ketika maghrib tiba, lalu kemudian sang ibu menjawabnya dengan hal yang tak masuk akal seperti, "Nanti kamu ditangkap pak polisi loh" atau "Awas, nanti kamu dimakan Kuntilanak". Memang jawaban tersebut langsung efektif bagi sang anak akhirnya mau masuk ke rumah, tapi tanpa disadari hingga ia besar  menjadi malas untuk keluar rumah, karena merasa banyak bahaya di luar sana, sehingga ia menjadi pribadi yang kuper. Cukup dijelaskan apa adanya, bahwa sudah ditunggu sang ayah untuk shalat atau sudah waktunya makan malam, maka logika kognitifnya pun berkembang dari jawaban apa adanya.
Perlu disadari, setiap jawaban yang kita berikan akan berdampak besar bagi perkembangan kognitifnya. Artinya jika Anda menjawabnya ala kadarnya, maka sang anak pun berkembang ala kadarnya, tetapi jika Anda menjawab dengan cerdas, maka dia pun pasti berkembang menjadi anak yang cerdas. Intinya jangan pernah sepelekan pertanyaan-pertanyaan random dari anak anda, jawaban Anda adalah masa depannya.
Buat Pola Diskusi
Jika anak bertanya pada Anda, tataplah matanya, dia juga manusia yang butuh teman bicara, butuh seseorang yang bisa menjawab kegelisahannya. Anda harus memahami, jika sang anak sudah sering bertanya banyak hal, maka hal tersebut adalah lompatan besar dalam perkembangan dirinya, jangan pernah menganggap pertanyaan random yang diajukannya adalah bentuk keisengan atau senda gurau, mereka itu benar-benar serius ingin tahu, bukan sekedar tahu.