Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kerinduan Bulan Puasa: Menulis Artikel Diari Ramadan di Kompasiana

23 April 2024   11:47 Diperbarui: 23 April 2024   11:49 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Screenshot Laman Diari Ramadan (sumber: Kompasiana)

Bulan Ramadan tahun ini agak berbeda dari sebelumnya, karena ini adalah Ramadan pertama saya sebagai Kompasianer resmi. Jika pada beberapa Ramadan sebelumnya ibadah puasa dikerjakan seperti biasa sebagaimana rutinitas tahunan, maka pada kali ini ditambah kesibukan menulis artikel-artikel  untuk Kompasiana.

Sejak awal menjadi Kompasianer sekitar akhir tahun lalu, saya berkomitmen untuk terus menulis satu hari satu artikel, namun tidak semudah yang dikira, terkadang kesibukan membuat hal tersebut bisa terwujud, begitu pula pada Ramadan kali ini, tidak banyak artikel yang bisa dipublish, karena kegiatan Ramadan di sekolah kami lumayan agak sibuk, sehingga cukup sulit jadi mencari waktu longgar  untuk menulis.

Walau demikian, ada beberapa hal berkesan dan menarik dalam menulis artikel-artikel yang bertema Ramadan di Kompasiana, sehingga membuat bulan Ramadan yang sudah berakhir ini menjadi sangat dirindukan. Lalu apa saja hal-hal tersebut, berikut  beberapa catatan saya dalam menulis artikel selama bulan Ramadan.

Viewer Artikel Ramadan di Atas Rata-Rata

Hal yang paling membuat sumringah dalam menulis artikel pada Diari Ramadan adalah jumlah viewer pembaca artikel Ramadan di atas rata-rata artikel lainnya. Jika saya menulis artikel bertema pendidikan agak setengah mati untuk mencapai viewer di atas 100, maka artikel yang berkategori Ramadan saya bisa lebih dari 1000 viewer, sungguh di luar nurul.

Beberapa artikel saya tidak mengikuti topik-topik challenge Ramadan Bercerita yang ditentukan Kompasiana setiap harinya, karena ada beberapa tema tidak saya kuasai, saya tak mau memaksakan diri untuk menulis yang memang tidak saya ketahui serba serbinya, menulis mengalir saja sesuai topik-topik Ramadan yang dikuasai, walhasil justru beberapa artikel yang tidak ikut topik per harinya, malah justru kerap menjadi artikel pilihan headline, bahkan ada salah satu yang masuk Infinite.

Hal tersebut tentunya membuat  menulis artikel berkategori Ramadan menjadi sesuatu yang dirindukan tiap tahunnya, karena pada momen tersebut algoritma viewer artikel Diari Ramadan melejit begitu banyak ketimbang artikel bertema lainnya.

Bukan Takjil War, Tapi Artikel Ramadan War

Hal yang paling menarik di Kompasiana selama bulan Ramadan adalah ternyata anomali efek fenomena Takjil War juga terjadi pada Blog ini, yaitu fenomena Artikel Ramadan War. Dimana artikel-artikel Ramadan tidak hanya ditulis oleh penulis-penulis muslim, tetapi juga ditulis oleh beberapa penulis beragama lain selain Islam, dan saya pun berpikir 'terus yang Islam kebagian apa..?' (maaf bercanda).

Kebanyakan para penulis non-muslim yang menulis artikel Ramadan tidak terkait masalah fiqh atau syariat, tetapi lebih banyak ke gaya hidup dalam berpuasa atau fenomena umum terkait Ramadan dalam keseharian. Saya sebagai muslim, sungguh terharu dengan antusiasme para penulis non-muslim yang sanggup menulis artikel tema Ramadan pada kali ini.

Bahkan saya kaget, betapa beberapa artikel bertema Ramadan yang ditulis penulis non-muslim memiliki kualitas yang sangat baik, enak dibaca bahkan saya menilai justru sangat mencermati secara mendalam fenomena-fenomena umum yang terjadi selama bulan Ramadan, seperti perihal mudik, makanan sehat saat berbuka dan lainnya.

Berbagi Kisah Ramadan

Terima kasih sebesar-besarnya bagi Kompasiana yang memberi ruang bagi Kompasianer yang mengemas kategori laman Ramadan sangat menarik, baik lewat tampilannya, hadiah merchandise serta topik-topik harian yang memacu para Kompasianer untuk mengeksplor kisah-kisah atau tips-tips yang berkaitan dengan Ramadan dan tradisi Lebaran.

Ada beberapa artikel saya yang menceritakan beberapa kisah pengalaman pribadi berkaitan Ramadan dan tradisi lebaran, yang kiranya bermanfaat untuk di-share ke kompasianer dan pembaca. Kisah saya tentang pengalaman mencekam ketika Ramadan tahun 1997 di Kalimantan Barat, ternyata mendapat respon yang cukup baik dari pembaca, dan memang harus saya share, karena banyak tidak mengetahui kisah kelam tersebut di masa lampau, agar kiranya menjadi pembelajaran bagi kita.

Masukan Untuk Kompasiana

Beberapa kali untuk memasuki Kategori Laman Ramadan, sering terjadi error, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan, dimohon untuk tahun depan, hal teknis seperti ini bisa diperbaiki oleh Kompasiana, agar para pembaca lebih nyaman untuk membaca, memberi rating dan memberi komentar.

Hal yang paling menjadi pertanyaan adalah sistem algoritma yang digunakan Kompasiana dalam kategori Ramadan, mengapa untuk artikel berkategori Ramadan selalu mendapat viewer yang cukup tinggi ketimbang artikel lain, apakah hanya karena bertepatan dengan bulan Ramadan atau faktor lainnya, karena jumlahnya lumaya signifikan, bisa 10 kali lipat dari biasanya, dan itu berlaku hampir semua artikel Ramadan yang saya rilis.

Maka dari itu, saya berharap algoritma artikel-artikel kategori lain bisa seperti kategori Ramadan yang jumlah viewernya lumayan cukup banyak, sehingga para Kompasianer pun tambah semangat untuk menulis artikel-artikel yang berkualitas.

Semoga para Kompasianer-Kompasianer sekalian diberi umur panjang dan berkah agar dapat dipertemukan kembali pada Ramadan tahun depan, sehingga bisa menulis kembali artikel-artikel berkategori Ramadan yang menarik dan berkah untuk kita semua.  Semoga Bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun