Ada beberapa artikel saya yang menceritakan beberapa kisah pengalaman pribadi berkaitan Ramadan dan tradisi lebaran, yang kiranya bermanfaat untuk di-share ke kompasianer dan pembaca. Kisah saya tentang pengalaman mencekam ketika Ramadan tahun 1997 di Kalimantan Barat, ternyata mendapat respon yang cukup baik dari pembaca, dan memang harus saya share, karena banyak tidak mengetahui kisah kelam tersebut di masa lampau, agar kiranya menjadi pembelajaran bagi kita.
Masukan Untuk Kompasiana
Beberapa kali untuk memasuki Kategori Laman Ramadan, sering terjadi error, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan, dimohon untuk tahun depan, hal teknis seperti ini bisa diperbaiki oleh Kompasiana, agar para pembaca lebih nyaman untuk membaca, memberi rating dan memberi komentar.
Hal yang paling menjadi pertanyaan adalah sistem algoritma yang digunakan Kompasiana dalam kategori Ramadan, mengapa untuk artikel berkategori Ramadan selalu mendapat viewer yang cukup tinggi ketimbang artikel lain, apakah hanya karena bertepatan dengan bulan Ramadan atau faktor lainnya, karena jumlahnya lumaya signifikan, bisa 10 kali lipat dari biasanya, dan itu berlaku hampir semua artikel Ramadan yang saya rilis.
Maka dari itu, saya berharap algoritma artikel-artikel kategori lain bisa seperti kategori Ramadan yang jumlah viewernya lumayan cukup banyak, sehingga para Kompasianer pun tambah semangat untuk menulis artikel-artikel yang berkualitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Semoga para Kompasianer-Kompasianer sekalian diberi umur panjang dan berkah agar dapat dipertemukan kembali pada Ramadan tahun depan, sehingga bisa menulis kembali artikel-artikel berkategori Ramadan yang menarik dan berkah untuk kita semua. Â Semoga Bermanfaat.