Entah bagaimana, kalau saya menilai lama kelamaan hal tersebut justru membuat stigma sekolah negeri favorit semakin mengental. Sebagai contoh, di kota-kota besar di luar Jakarta, kebanyakan nama sekolah negeri yang memakai nama angka '1' (satu) dinilai sebagai sekolah favorit, karena mungkin angka keramat urutan yang pertama, mungkin saja.
Jika saya bisa memberikan usulan, nama sekolah negeri yang memakai nama 'angka' sebaiknya diganti namanya menyesuaikan dan menggunakan nama kelurahan atau desa dimana sekolah itu berada.
Memang dirasakan akan berdampak biaya nomenklatur yang tinggi, tetapi jika hal tersebut dilakukan bisa mereduksi dan memutus stigma sekolah favorit, kenapa tidak hal tersebut untuk dilaksanakan oleh dinas pendidikan, Â karena toh hanya dilakukan sekali saja dan seterusnya menggunakan nama sekolah yang baru.
Memperkuat Peran Komite  Sekolah
Keberadaan komite sekolah memegang peran yang sangat vital dalam mengawasi kualitas pendidikan sekolah. Selama ini dirasakan komite sekolah hanya sebagai ajang berkumpul para orang tua wali jika sekolah mengadakan rapat agenda kegiatan entah itu outing class atau project peserta  didik.
Kedepannya setiap ada agenda rapat sekolah tahunan, komite sekolah diharapkan bisa mengundang anggota DPRD setempat atau perangkat kelurahan / desa setempat untuk memetakan fasilitas sekolah yang kiranya bisa dibenahi sesegera mungkin dengan pengadaan dana taktis dari pemda setempat.
Jika peran komite sekolah bisa dimaksimalkan dalam pengawasan kualitas fasilitas sarana prasarana sekolah di suatu wilayah, maka akan membantu pemerataan standar layanan sekolah secara nasional. Ketimpangan standar kualitas fasilitas sekolah akan sangat tereduksi jika ada gerak cepat antara komite sekolah, pihak sekolah dan pemerintah setempat dalam memperbaiki kerusakan-kerusakan fasilitas sekolah serta pengadaan alat peraga pendidikan.
Sekolah negeri favorit seharusnya tidak boleh membudaya dalam kultur pendidikan kita, karena tak sesuai dengan semangat inklusif dan egaliter dalam membangun peradaban yang lebih baik.
Peserta didik diusahakan bersekolah dekat dengan dimana ia berdomisili, agar mereka bertumbuh kembang dengan kepekaan yang tinggi antara lingkungan sekolah dengan lingkungan rumahnya. Semoga Bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H