Lalu yang kedua adalah, bahwa negara kita menganut konsep politik non-blok alias netral. Mungkin untuk ukuran anak SD belum sepenuhnya paham konsep negara non-blok.Â
Tidak perlu dijelaskan sampai sedetail hingga blok timur atau organisasi NATO, hal itu terlalu berat untuk mereka. Tapi bisa kita jelaskan, bahwa intinya negara kita bukanlah negara yang mempunyai sikap militer yang reaktif terhadap isu-isu internasional, sehingga jika ada peperangan atau konflik kemanusiaan di negara lain, kontribusi negara Indonesia hanya sebatas memberikan bantuan yang sifatnya sosial kemanusiaan dan tidak bisa melakukan intervensi militer.
Hal ini penting perlu disampaikan, karena sebagai benteng awal agar mereka tidak terjebak ekstremisme sektarian jika mereka sudah dewasa nanti. Mereka harus memahami bahwa mendukung Palestina, bukan sekedar karena kesamaan agama yang dianut, tetapi atas dasar kemanusiaan.
Sebagai guru dituntut berhati-hati dalam menyampaikan isu-isu politik yang sedang berkembang di dalam kelasnya. Karena selain jangan sampai terjebak dalam politik praktis, kita juga harus memahami latar belakang orangtua para murid juga pasti berbeda-beda dalam sudut pandang politiknya.Â
Bahasa yang digunakan ketika menjelaskan permasalahan politik, harus sebisa mungkin netral dan benar-benar jelas dasarnya serta obyektif. Hindari narasi-narasi yang sifatnya opini subjektif dari sang guru. Walau mereka masih anak-anak, bukan berarti harus buta politik, tetapi paling tidak mereka mendapatkan penjelasan bahwa politik itu nyata dan ada di sekitar kita serta harus bijaksana menyikapinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H