Mohon tunggu...
dewi larasati
dewi larasati Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pembedahan Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Novel Kotak Pelangi

20 Februari 2018   14:04 Diperbarui: 22 Februari 2018   11:18 1104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Unsur Ekstrinsik

Aiko digambarkan memiliki kemampuan melukis yang baik. Setelah membaca profil penulis dan menilik laman media sosialnya, tokoh Aiko memiliki kemiripan dengan Dyan Nuranindya, si penulis. Ternyata, Penulis juga memiliki kemampuan yang hebat dalam melukis. Oleh sebab itu, inilah alasan mengapa proses melukis di dalam novel ini dijabarkan dengan rinci.

"Tangan mungil gadis itu menari-nari lincah di atas kertas. Membentukkan lekukan-lekukan pegununang dengan warna abu-abu. Sesekali ia mengganti warna pensil di tangannya. Hijau, biru, cokelat, apapun sesuka hatinya. Punggung kelingkingnya tampak kehitaman akibat gesekan serbuk warna yang menempel di kertas..." (Hal-11)

Psikologi atau pemikiran penulis juga dapat mempengaruhi jalannya cerita di dalam novel. Bagaimana cara penulis berpikir bisa saja disampaikan melalui tokoh-tokohnya. Penulis novel "Kotak Pelangi" ini, ternyata juga memiliki kegemaran yang sama dengan tokoh Ipank yaitu, menikmati alam. Hal inilah yang membuat penulis menyampaikan pola pikirnya melalui tokoh Ipank, seperti yang dicantumkan di halaman 260.

"Bagaimana ia dapat mengatasi emosinya yang meledak-ledak ketika berhadapan dengan alam bebas. Karena ketika manusia berjalan menjelajahi alam, ketika melihat segala keindahannya yang luar biasa, manusia akan menyadari betapa kecilnya dia. Betapa tidak berdayanya dia.

Penulis lahir di Jakarta, 14 Desember 1985. Secara keselurahan, novel ini menggunakan subyek aku-kamu tetapi penulis memasukkan sedikit budaya Jakarta yaitu gue-lo. Ipank sendiri juga diceritakan berasal dari Jakarta. Walaupun ia sudah menetap di Jogja, ia tetap tidak melupakan kebiasaannya di Jakarta. Ia tetap bersubyek gue-lo tapi hanya saat ia berbicara pada dirinya sendiri.

"Hari ini... Sakura gue tertawa lagi. Matanya jernih bersinar seperti mutiara di dalam lautan..." (hal. 84)

Profil Penulis

 Dyan Nuranindya lahir di Jakarta, 14 Desember 1985, anak terakhir dari dua bersaudara. Dyan yang lebih akrab disapa "Dichiel (Dyan Kecil) oleh teman-teman sekolahnya ini tidak pernah terpikir untuk menjadi penulis. Baginya, menulis merupakan bakat yang terpendam, tapi ternyata sekarang berhasil dia temukan. Sebenarnya hobinya adalah menggambar. Tidak heran Dyan pernah menyabet Juara I Lomba Poster sewaktu SMP dan memperoleh beberapa penghargaan. Berbagai kegiatan pernah digelutinya.Mulai dari dunia tarik suara sampai pecinta alam yang membuatnya menyukai dunia panjat tebing.

Dyan Nuranindya merupakan penulis yang lebih senang mengagumi karya orang lain dibandingkan dengan karyanya sendiri. Mencintai gunung, tebing, lautan, dan tempat-tempat bersejarah hingga nyaris tak pernah menolak jika diajak ke tempat tersebut. Ia juga menyukai segala hal berbau senin bahkan dalam bentuk paling absurb.

 Dyan Nuranindya pernah menempuh pendidikan Sarjana Ekonomi jurusan Marketing Management di Asian Banking Finance and Informatics pada tahun 2004-2008. Ia juga melanjutkan pendidikannya di Program Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia pada tahun 2010-2012. Selain itu, pada tahun 2005, Dyan terpilih sebagai salah satu inspiring teenager pada program "Permata Bangsaku" Metro TV.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun