Mohon tunggu...
Sastyo Aji Darmawan
Sastyo Aji Darmawan Mohon Tunggu... Lainnya - Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; Penyuluh Antikorupsi

Menulis supaya gak lupa

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Menuju Kursi DKI 1, Siapa Cagub Terunggul di Debat Pertama? (Bagian 1)

7 Oktober 2024   23:42 Diperbarui: 8 Oktober 2024   12:37 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam pernyataannya, Pongrekun berjanji akan mengoptimalkan manajemen transportasi publik yang sudah ada. Menurutnya, penambahan armada transportasi publik bukanlah prioritas. 

Dirinya akan memastikan kenyamanan dan keamanan pengguna transportasi publik, terlebih untuk pengguna disabilitas. 

Selain itu, ia akan berusaha menanamkan budaya antri pada transportasi publik. Untuk kesekian kalinya pula, ia menegaskan perlunya adab dimasukan ke dalam kurikulum pendidikan. 

Pongrekun juga menganggap perlu pengembangan daerah-daerah dengan fasilitas publik yang terkonsolidasi, menyediakan tranportasi mikro yang dapat menghubungkan seluruh moda transportasi dan membangun kantong-kantong parkir. Pendapat ini kemudian didukung oleh Ridwan Kamil dalam tanggapannya. 

Bedanya, Kang Emil menjelaskan solusi ideologis versi-nya secara lebih sistematis dibandingkan Pongrekun. 

Dalam tanggapannya, kader partai Golkar ini melengkapi usulan Pongrekun dengan pembangunan moda transportasi river way, penambahan fly over, mengurangi pergerakan warga dengan membangun Central Business District baru dan menerapkan giliran Work From Home bagi pekerja di Jakarta.

Sementara itu, Pramono Anung memperkaya gagasan kompetitornya dengan rencana pengembangan transjabodetabek sebagai respon atas aglomerasi. Mas Pram juga mengusulkan penambahan 15 golongan masyarakat yang gratis menaiki MRT dan LRT.

Tanggapan para pesaingnya disambut dengan dingin oleh Pongrekun. Menurutnya, masa kerja Gubernur dan Wakil Gubernur yang relatif singkat, tidak akan dapat merealisasikan semua usulan tersebut. 

Mungkin, usulannya sendiri-lah yang dianggap paling realistis. Sayangnya, argumen Pongrekun tidak didukung dengan kemampuan berbicara yang baik. Perkara adab yang sering ia sisipkan, terdengar terlalu abstrak untuk sebuah tantangan penyusunan program strategis. 

Pongrekun relatif kurang berhasil memanfaatkan gilirannya untuk berorasi di sub tema ini. Sedangkan dari sisi penanggap-baik Kang Emil ataupun Mas Pram-memberikan substansi tanggapannya yang sangat konstruktif.

Pemberdayaan Sumber Daya Manusia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun