Mohon tunggu...
Sastro Admodjo
Sastro Admodjo Mohon Tunggu... Musisi - babaasad.com

Seorang pengembara edan. Mencari keindahan alam semesta Tuhan. Menorehkan tulisan untuk saling berbagi pengalaman. Menikmati kopi hitam, menjadi tuntutan dengan kawan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Internalisasi Budaya Nusantara dalam Pendidikan Menuju Kepemimpinan Ideal

3 Mei 2019   07:25 Diperbarui: 3 Mei 2019   07:47 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
twitter/@topsearchplace

Untuk membangkitkan kesadaran diri terhadap budaya sendiri, dibutuhkan semangat mencintai identitas diri dan tidak terbuai dengan kebudayaan luar.

Jika kita flashback ke masa lampau, situasi pendidikan kita saat ini yang akultural adalah situasi pendidikan kita pada awal kemerdekaan. Dimana pada awal kemerdekaan, bangsa kita mengalami virus alienasi yakni keterasingan dari budaya sendiri. Ini merupakan implikasi logis dari proses kolonialisme yang begitu panjang. 

Diantara rasa keterasingan tersebut berupa: meragukan hakekat diri sendiri, ragu akan penentuan tempatnya ditengah lingkungan, ragu pada bahsa Ibu dan pengalaman eksistensial kaum serta bangsa sendiri, dan yang paling parah terasing dari kebudayaan sendiri, dengan akibat terjadinya urbanisasi secara massal. 

Yang menjadi pertanyaan adalah, jika dulu kita mengalami alienasi karena baru merdeka, maka apakah setelah 72 tahun bangsa ini merdeka, kita masih dikungkung kebudayaan luar? (Kartini Kartono. Wawasan Politik Mengenai Sistem Pendidikan Nasional. 1990 Bandung: Mandar Maju. Hal 30)

Secara formal akademik, barangkali kita telah menyusun banyak materi sebagai standarisasi dan kodifikasi terhadap kebudayaan yang kita miliki, namun apakah kebudayaan terbatas pada dialektika konsep? Berbicara budaya seharusnya berbicara aplikasi. Artinya kebudayaan bangsa kita tidak mungkin terinternalisasikan dengan sendirinya tanpa kemauan dari semua warga negara. 

Dalam hal ini, pemerintah sebagai penegak administrasi pendidikan harus membentuk kegiatan-kegiatan ataupun program yang sifatnya mengajak seluruh warga negara menyerap nilai kebudayaan yang dimiliki agar nilai-nilai budaya bisa terinternalisasikan pada sikap dan tingkah laku warga negara, dalam hal ini adalah peserta didik. 

Kenapa ini penting, karena sesungguhnya akar dari kebobrokan pendidikan kita saat ini adalah aninternalisasi kebudayaan sendiri (budaya nusantara) terhadap pendidikan kita dewasa ini.

Salah satu hal yang melatari ini memang tidak bisa kita pungkiri adalah pengaruh kolonialisme, namun kini kita harus segera merancang langkah dan tehnik agar mampu keluar dari lingkaran setan masa lalu yang telah mengembargo kita dari kebebasan mengekpresikan kebudayaan sendiri sehingga kita kehilangan jati diri. 

Kembali mengkaji nilai-nilai sendiri adalah langkah bijak untuk kembali menjadi bangsa yang sadar dan menyerap identitas sendiri, tidak berjiwa dengan ruh budaya lain.

Budaya nusantara sebagai ruh pendikan bangsa

Budaya nusantara atau dalam istilahnya Ki Hajar Dewantara adalah kebudayaan nasional merupakan kebudayaan puncak dari budaya-budaya yang tersebar di seluruh daerah di Indonesia. Budaya nusantara dengan demikian adalah identitas bangsa Indonesia yang berakar pada keragaman yang dimilikinya karena adanya cita-cita dan harapan yang sama, yakni kejayaan dan kesejahteraan bangsa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun