Mohon tunggu...
Sastro Admodjo
Sastro Admodjo Mohon Tunggu... Musisi - babaasad.com

Seorang pengembara edan. Mencari keindahan alam semesta Tuhan. Menorehkan tulisan untuk saling berbagi pengalaman. Menikmati kopi hitam, menjadi tuntutan dengan kawan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Zionisme Menodai Keabsahan Judaisme

25 Desember 2017   18:42 Diperbarui: 25 Desember 2017   19:05 887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Polemik yang berkepanjangan antara Israel-Palestina, memunculkan tanda tanya besar bagi setiap pemeluk agama, khususnya bagi pemeluk agama Islam dan Yahudi. Pertanyaanya sekarang? apakah benar dalam ajaran mereka (Islam-Yahudi) untuk saling memusuhi, Yahudi dengan Islam atau sebaliknya. Padahal kalau mencermati ajaran serta ayat Al-qur'an, disana tidak terdapat keterangan untuk memusuhi agama yang berseberangan keyakinan. Bahkan Islam menjunjung tinggi hak-hak setiap orang untuk berkeyakinan (Al-baqarah: 256). Pun sebaliknya dalam ajaran Yahudi, "taurat menjelaskan, bahwa ummat Yahudi tidak diizinkan untuk menumpahkan darah, mengganggu, menghina atau menjajah bangsa lain". 

Jadi apakah yang menyelimuti polemik konflik yang berkepanjangan ini, hingga memakan ribuan nyawa warga sipil palestina yang tak berdosa, adakah ini sebuah Nash (ketetapan) yang telah di gariskan untuk Israel-Palestina, ataukah ini sebuah asumsi besar melucutnya perang agama atau ada kepentingan politik penguasa, hingga dibalik meletusnya konflik ini semata-mata tujuan politisi saja. Semua pertanyaan tersebut akan coba penulis paparkan dalam diskursus sederhana ini.

Sejarah singkat ummat Yahudi di tanah kanaan (Palestina)

Seperti halnya asumsi yang telah berkembang pada agama samawi (Yahudi, Nasrani dan Islam), bahwasanya tanah kanaan (palestina) khususnya Yerusalem, merupakan tanah suci bagi setiap pemeluk agama samawi, alasan mendasarnya karna disanalah cikal bakal agama mereka dan disana pula nabi-nabi serta utusanNya dilahirkan.

Menurut studi sejarah yang didasarkan atas penggalian arkeologi dan lembaran-lembaran kitab suci, meyakini bahwa Nabi Ibrahim dan luth beserta anak-anak dan pengikut setianya berhijrah ke palestina pada abad 19 SM dan hal ini senada dengan penjelasan Al-qur'an (Al-anbiya:71). Pada mulanya di tanah palestina terdapat satu pradapan manusia penyembah berhala, mereka disebut bangsa kanaan, namun kemudian Allah mengutus rasulnya Ibrahim (Abraham) a.s, guna meyakinkan mereka untuk meninggalkan kekafirannya dan mengakui satu Tuhan yaitu Allah.

Sejarah ini bermula ketika seorang Nabi Allah yang bernama Ibrahim dan umatnya abraniyun (dinisbatkan dari bahasa ibrani), mereka melakukan perjalan tauhidnya menuju mesir melalui tanah kanaan (palestina) kala itu masih dalam kekuasaan Romawi, di tangah perjalanan menuju Mesir selatan terurungkan, sebab beliau  mengkahwatirkan keselamatan ummat abraniyin dari ancaman firaun. Ibrahim memutuskan untuk kembali ke tanah kanaan atas pertolongan raja Romawi, Hexsos.

Nabi Ibrahim yang ketika itu mempersunting Sarah wanita yang cantik jelita hingga membuat raja Hexsos terpesona olehnya, iba hatinya dengan menghadiahkan seorang budak wanita bernama Hajar kepada Sarah. Namun seiring dengan berjalannya waktu ternyata Hajar pun di nikahinya hingga membuat Sarah cemburu, demi kemaslahatan mereka, beliau memisahkannya dan menetapkan Sarah serta putranya Ishaq (Isaac) untuk tetap berdomisili di palestina. Sedangkan Hajar serta putranya Isma'il (Ishmael) dengan terpaksa pergi menuju Baitullah haram (Mekkah). Ummat yahudi menganggap bahwa Nabi-nabi yang terlahir dari keturunan Hajar yaitu Isma'il hingga pada Muhammad merupakan kaum ummi (tidak berpendidikan) karna mereka semua terlahir dari rahim seorang budak (baca: yahudi).

Nabi Ishaq yang menetap di palestina. Beliau di karunia dua anak Iyssu dan Ya'qub (Jacob) nama lain dari Ya'qub adalah Israel dari sinilah cikal bakal penisbatan nama bani Israel. Beliau juga merupakan salah satu nabi dari bani Israel (yahudi). Ya'qub memiliki empat orang isteri Layyiah, Rakhil dan yang lainya merupakan budak dari Rakhil, mereka Zilfah dan Bilhah, serta di karuniai dua belas putra. Layyiah,  melahirkan enam putra Roben: Sam'aun, Lawy (cikal-bakal dari nasab Musa a.s), Yahuda (dari kata Yahudi), Yusakir dan Zabulun. Rakhil: melahirkan dua putra Yusuf dan Bunyamin. Zilfah: melahirkan dua putra Jad dan Assyir. Sedangkan Bilhah melahirkan dua putra, Dana dan Naftala. (Dr. Ahmad Salabi, Yahudia, hal: 66).

Yusuf, salah satu diantara putra Ishaq yang paling tersayang hingga menimbulkan dampak kecemburuan sosial antara mereka, di isukan meniggal oleh sebagian saudara kandungnya sebab cengkeraman binatang buas. Beliau terselamatkan dari lubang sumur oleh pedagang yang sedang melakukan perjalan. Karna sifat dasar pedagang, pada akhirnya Yusuf di jual kepada menteri pertahanan raja Hexsos di Mesir. 

Seiring berjalannya waktu, pada akhirnya Yusuf di angkat oleh fir'aun menjadi kepala bendahara Mesir. Sebab kepiawaian beliau dalam mengemban tugas Negara, Fir'aun menghadiahkan sebuah daerah yang bernama Jasan di bagian timur Mesir. Di daerah Jasan tersebut Yusuf memegang tahta, akan tetapi masih dalam lingkup kekuasaan Fir'aun (semacam Negara feodal). Ketika Yusuf berkuasa, palestina mengalami paceklik panen dan kelaparan hingga Yusuf memboyong ayahnya (Ya'qub) besrta saudara-saudaranya ke Mesir. 

Di negeri tersebut awal manis dari sebuah perjalan bani Israel atau ummat yahudi, selain memiliki daerah pribadi yang tidak tercampur oleh penduduk pribumi, mereka di pimpin oleh seorang nabi sekaligus raja yang bijaksana dan adil. Di ceritakan bahwa sensus penduduk bani Israel berkembang dengan cepat bak jamur yang bermunculan, dalam waktu singkat ummat yahudi yang menetap di Jasan kurang lebih mencapi tujuh ratus ribu, mereka hidup dengan tenang dan damai.

Suatu kali, keadaan mereka berubah total ketika bani Israel terpisah untuk selamnya oleh sang raja sekaligus nabi bagi ummat yahudi. Merka mengalami penindasan, kekerasan dan perbudakan yang di lakukan oleh Fir'aun atau ramsis dua (1234-1301 SM). Ketika itu Musa masih sebagai perajurit setia Mesir. Hingga pada titik klimaknya tongkat estafet kenabian jatuh kepada Nabi Musa, dan Allah memerintahkannya untuk menghentikan penindasan yang di alami bani Israel serta mengingatkan Fir'aun untuk menuju pada jalan ketauhidan yahudi. Namun Fir'aun seorang tiran dan bengis mengabaikan perintah itu.

Kemudian Allah memerintahkan Musa untuk membawa bani Israel keluar dari Mesir, akan tetapi Fir'aun tidak menghendakai hal itu. Namun pada akhirnya Fir'aun mengabulkan permintaan Musa dengan syarat setiap perempuan bani Israel tidak di izinkan untuk keluar dari mesir karna mereka menganggap bahwa perempuan bani Israel merupakan bagian dari budak yang harus di hadiahkan untuk bangsa mesir, hal ini di ceritakan pada kitab mereka (Taurat, safar khuruj 3:21). Namun kebengisan fir'aun semakin menjadi-jadi, yang mengharuskan Musa besrta ummatnya untuk meniggalakan mesir melalui laut suez, bersamaan dengan itu Fir'aun besrta bala tentaranya mengejar mereka hingga pada sudut laut. Turunlah wahyu kepada Musa untuk memukulkan tongkatnya ke laut hingga dapat membelah menjadi daratan, dan tenggelamlah fir'au di laut tersebut, pun di ceritakan dalam Al-Qur'an (sua'ra: 61-66). Tepatnya pada 1213 SM, Nabi Musa dapat membawa bani Israel keluar dari mesir.

Bersama Musa AS, bani Israel menuju tanah suci Palestina hal ini juga di ceritakan dalam Al-qur'an surat Al-maidah, ayat; 56. Sepeninggal Musa, keberadaan bani Israel di palestina terbagi menjadi tiga periode, 1. masa kesukuan (ahdu al-qudoh) 2. masa kerajaan (ahdu al-muluk) 3. masa kehancuran (ahdu inqisam). Masa kesukuan sebenarnya sudah ada ketika tahun 1030 SM, namun hal ini semakin berkembang ketika keberadaan bani Israel di palestina. Di namakan ahlu al-qudoh karena bani Israel terpecah menjadi dua belas suku yang di nisbatkan pada dua belas putra Yaqub AS. 

Pada masa ini bani Israel tidak dapat bersatu karna masing-masing suku memiliki hukum dan undang-undang sendiri yang telah di warisi dari nenek moyang mereka masing-masing. Namun pada masa ini juga peradaban dan budaya mereka sudah berkembang. Mereka sudah mengetahui pertanian, pedagangan, perkebunan serta dapat menciptakan alat-alat untuk bercocok tanam. Kedaan mereka yang bercerai berai dapat di manfaatkan oleh penduduk pribumi (kanaan), menyadari hal itu terkikislah tipologi kesukuan tersebut dan bersatu membentuk sebuah kerajaan.

Muncullah raja pertama Israel yang bernama Samuel atau Tholut dalam bahasa Al-qur'an. Masa ini di namakan ahdu al-muluk karena bani Israel bersatu dan di pimpin oleh seorang raja. Sepeninggal Tholut, muncullah Daud (David) menjadi raja kedua Israel dan membangun sebuah kerajaan berpengaruh. Selama pemerintahan putranya Sulaiman (Solomon), batas-batas Israel diperluas dari Sungai Nil di selatan hingga sungai Eufrat di negara Siria sekarang di utara. Ini adalah sebuah masa gemilang bagi kerajaan Israel dalam banyak bidang, terutama arsitektur. Di Yerusalem, Sulaiman membangun sebuah istana dan biara yang luar biasa.

Setelah wafatnya Sulaiman (930 SM),  masa ini di namakan ahdu inqisam, selain dari pada itu bangsa Israel terpecah menjadi dua kerajaan. Rahub'am yang di lantik oleh keturanan Yahuda dan Bunyamin dengan berpusat di selatan Pelestin yaitu Yerusalem (madinah as-salam), kerajaannya di namakan Yahuda. Sedangakan saudaranya Yarub'am berkuasa di utara palestina dan kerajaannya bernama Israel, hal ini di ceritakan pada kitab mereka safar muluk, al-ashahani: 11-12. Karena kemerosotan akhlaknya, kerajaan Israel mulai memudar dan ditempati oleh berbagai orang-orang penyembah berhala, bangsa Israel, yang juga dikenal sebagai Yahudi pada saat itu, diperbudak kembali. Ketika Palestina dikuasai oleh Kerajaaan Romawi, Nabi 'Isa (Jesus) AS datang dan sekali lagi mengajak Bani Israel untuk meninggalkan kesombongannya, takhayulnya, dan pengkhianatannya, dan hidup menurut agama Allah. Sangat sedikit orang Yahudi yang meyakininya; sebagian besar Bani Israel mengingkarinya. Dan, seperti disebutkan Al-Qur'an, mereka itu yang: ": telah dila'nati orang-orang kafir dariBani Israil dengan lisan Daud dan 'Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. (Al-Qur'an, 5:78) Setelah berlalunya waktu, Allah mempertemukan orang-orang Yahudi dengan bangsa Romawi, yang mengusir mereka semua keluar dari Palestina (Harun Yahya, tragedi Palestina.com).

Zionisme merasuki pemikiran Judisme

Zionis sebuah organisasi yang di perakasai oleh Theodor Herzl, seorang wartawan  Austria berdarah yahudi dan penganut paham yahudi garis keras, pada tahun 1860-1904, pada mulanya hanya membentuk sebuah organisasi tersebut dengan tujuan melindungi kepentingan-kepantingan ummat yahudi. Akan tetapi keadaan ini berubah total dan mengalami pergesaran cita-cita yang semula. Bersamaan dengan itu, ketika kelumpuhan Dinasti Turki Ustmani-yang menjadi " bulan-bulanan"  Eropa pada akhirnya memberikan peluang kepada pemerintahan inggris untuk mengeluarkan "Balfour Declaration" pada 2 November 1917 yang intinya mendukung penciptaan "tanah air yahudi" di negeri Palestina. Tidak dapat di pungkiri lagi bahwasannya kekuatan besar yang mendorong terbentuknya Negara yahudi merdeka adalah buah dari kerja keras paham Zionisme.

Zionis atau paham zionisme yang dimunculkan pada akhir abad 19 oleh mantan wartawan Austria, berubah wajah bak monster yang menakutkan dan menjadi mimpi buruk bagi setiap warga Pelstiana, juga mengusik ketenangan eksistensi Agama Yahudi. Ideologi Zionisme secara singkat dapat di definisikan sebagai kepercayaan tentang kembalinya orang-orang dan bangsa Yahudi dari diaspora (perantauan, pengembaraan, pengasingan) mereka selama berabad-abad, sehingga dapat menyelamatkan mereka dari kekuasaan oreng-orang non Yahudi (gentiles), bahaya asimilasi dengan orang gentiles, ancaman anti Semitisme (anti Yahudi) dari sekelompok masyarakat lain. Karna itu, Zionisme bertujuan untuk mendirikan sebuah Negara-bangsa yang sepenuhnya Yahudi dalam ethos dan karakter, setelah berada di diaspora selama lebih dari 2000 tahun dan, dengan demikian, mereka mampu survivedi muka bumi.(Azyumardi Azra, pengantar buku dilema Israel).

Tanah air yang dijanjikan atau lebih akrabnya mereka sebut "promised land" , merupakan program inti Zionisme sejak idologi tersebut pertama kali di rumuskan oleh Herzl pada 1879, pencarian dan penetapan tanah air yang dijajanjikan tersebut mengalami peroes yang panjang dan rumit, mulai dari kawasan amerika selatan, afrika serta Uganda dan pada akhirnya gerakan Zionisme internasioanal menambatkan hatinya kepada pelestina sebagai peromised land, dengan dalih sebagai tanah yang dijanjikan bagi bangsa yahudi. Hingga sepanjang tahun 1882-1918 gelombang migrasi Yahudi ke palestina semakin pesat. Gelombang migrasi tersebut mengakibatkan terjadinya pergeseran resolusi Zionisme semula. Mereka yang semula memegangi prinsip Zionisme sebagai idiologi yang harus lebih didasarkan pada solidaritas rasial dan keagamaan dari pada kesatuan wilayah atau tanah air. Akan tetapi migrasi orang-orang Yahudi ke Palestina mengubah bentuk Zionisme sebagai ideologi dan gerakan politik untuk mewujudkan promised land.  

Perlu di garis bawahi kembali, bahwasnya kemunculan Zionisme di abad 19 tersebut . Sedang mengalami gencar-gencarnya ideologi rasis di Eropa yang di usung oleh Darwinisme mengatakan " Negara industri di barat berhak menjajah Negara-negara yang kurang berkembang". Faham rasisme yang berkembang ketika itu mempengaruhi dasar pendirian organisasi Zionisme, mereka meyakini bahwa bangsa Yahudi merupakan bangsa pilihan dan ras mereka harus terpisah dari bangsa eropa, mustahil bagi mereka untuk hidup bersama dan berdampingan. hal ini juga dapat kita lihat dari ungkapan pemimpin-pemimpin Zionisme ketika itu. Yetzak Samir mengatakan "tidak bisa diterima bahwa bangsa-bangsa yang terdiri dari orang-orang yang baru turun dari pohon harus menempatkan diri mereka sebagai pemimpin dunia, bagaimana mungkin mahluk perimitf seperti itu bisa memiliki pendapat sendiri". (surat kabar Israel yediot ahronot 14 november 1975).

Ada ungkapan yang lebih profokatif dari seorang penggagas Zionisme, Theodor Herzl  pada tahun 1895 mengatakan " kami akan berusaha sekuat tenaga mengusir orang-orang Arab ke negeri tetangga dan akan menutup pintu masuk dan pekerjaan bagi mereka di negeri kami ini". Ia lalu berseru kepada warga Yahudi," kamu sekalian tidak akan menemukan kebahagian bila masih ada penduduk selain Yahudi di tanah palestina". Ungkapan profokatif, rasisme dan lebih meggambarkan pada neo-nazisme di jerman, yang di munculkan oleh pemimpin-pemimpin Zionisme tersebut menjadi sebuah ideologi dasar Negara Israel raya, serta menjadikannya maple (mata pelajaran) di setiap sekolah-sekolah hingga pada tingkat university.

Faham Zionisme yang rasis, semi nazi, arogansi dan bersifat kolonisme tersebut tidak sama sekali mencerminkan eksistensinya sebagai pemabawa misi Agama Yahudi, melainkan lebih mununjukkan sebagai organisasi polotik skuler dan kolonial. Dalam banyak hal keberadaan Zionisme ini di tentang oleh ummat yahudi sendiri. Ketua pendeta Yahudi inggris Prof. Jonatahan Sack mengatakan" banyak hal yang terjadi setiap hari yang menjadikan saya sangat tidak nyaman sebagai orang Yahudi ". Bermunculan perotes mengenai keberadaan faham Zionisme tidak hanya pada ummat Yahudi yang demokrat dan taat.

Protes tersebut bermunculan juga pada kalangan akademisi yahudi. Suatu kalangan akademisi Yahudi, kelompok yang menamakan dirinya "para sejarawan baru," telah membongkar "kebohongan suci" yang ditanamkan dalam kebijakan resmi Israel, serta kebenaran yang berhubungan dengannya, semenjak awal 1980an. Para anggotanya, yakni Benny Morris, Ilan Pappe, Avi Shlaim, Tom Segev, Baruch Kimmerling, Simha Flappan, dan Joel Miqdal, menyerang reaksi kuat dari orang-orang Yahudi yang menganut paham Zionis. Mereka mempertanyakan "kebohongan suci" berikut ini: Ras orang-orang Arab lebih rendah dari Yahudi, Israel adalah sebuah negara kecil yang mencoba bertahan di suatu daerah yang dikelilingi oleh musuh-musuh, semua orang Palestina adalah teroris yang ingin menghancurkan Israel, dan teroris-teroris gila ini pantas menerima balas dendam. Tom Segev, misalnya, salah satu anggota paling penting dari "sejarawan baru" ini, mengemukakan hal berikut ini mengenai sejarah "resmi" Israel: "Hampir hingga sekarang, kita tidak mempunyai sejarah negara ini yang sebenarnya, selain mitos." Kritik yang jujur ini, yang dulu hanya pernah disuarakan oleh akademisi dan cendekiawan Muslim, sekarang dinyatakan lebih keras oleh banyak orang-orang Yahudi dan akademisi Kristen yang mencoba menilai kembali sejarah dengan sudut pandang yang tidak dipengaruhi oleh kepentingan. (Harun Yahya. Yahudi melawan terorisme Israel.com).

Orang-orang ini, yang telah menyaksikan kebiadaban Zionis, melihatnya sebagai bentuk lain ideologi penjajahan yang didirikan dalam rasisme abad kesembilan belas. Mereka tidak punya bukti apa pun untuk mitos bahwa Israel adalah "suatu negara kecil dan sendirian menghadapi kepungan musuh-musuh yang ingin menghancurkannya." Sebaliknya, Israel, melalui aksi-aksinya, terbukti menjadi suatu negara kekerasan yang menganut kebijakan penindasan dan penyerangan.

Hujan perotes yang mengalir dari hati nurani ummat Yahudi sendiri entah yang  bersumber dari kalangan moderat atau akademis, menujukkan bahwa tidak selamnya kebijakan Israel dalam invansinya terhadap warga pelstina tersebut sesuai dan sejalan dengan kebijakan agama mereka. Melainkan lebih jauh didalam kebijakan Israel tersebut telah di tunggangi oleh kepentingan politik sang penguasa. Lebih profokatifnya lagi kebijakan-kebijakan tesebut membawa-bawa nama Agama sehingga banyak kalangan yang mengasumsikan bahwa dilema konflik Israel-palestina hanya lah merupakan dendam kesumat yang di wariskan oleh nenek moyang  mereka masing-masing.     

Penutup

Akhirnya sampailah pada sebuah konklusi ringkas, dalam artikel ini penulis  hanya sekedar mencoba untuk membedakan antara ajaran Agama Yahudi yang membawa misi perdamaian bagi setiap pemeluknya, dengan tidak begitu manusiawinya diseret oleh sebagian orang yang mengatasnamakan Zionisme kedalam lubang politik yang bersimbah darah manusia tak berdosa dan penindasan berkepanjangan. " Peromised land ", hanyalah sebuah mitos yang tidak mendasar sama sekali seperti halnya yang di ungkapkan oleh sarjanawan Israel, di jadikan sebuah landasan untuk terwujudnya sebuah Negara Yahudi merdeka (Israel)  tanpa menghiraukan ribuan nyawa anak adam.

Penulis hanya mencoba memandang Yahudi dari pesepektif kacamata Agama dan Zionisme dari kacamata politik, agar tidak tejerembab pada asumsi yang telah berkembang bahwasanya konflik Palestina-Israel merupakan perang Agama yang telah diwarisi oleh nenek moyang masing-masing. Lebih ringkasnya agar tidak ada dusta dianta kita (Islam-Yahudi).

Bukan hal yang mustahil konflik ini akan berakhir, dalam artikelnya Harun Yahya menegaskan " keadaan akan bisa pulih dan konflik akan berakhir jika Israel di pimpin oleh kaum-kaum moderat yang berpegang teguh pada Turat dan meninggalakan dasar ideolgi Zionisme mereka ". Islam mewakili atas nama Palestina dan Yahudi atas nama Israel, mereka akan dapat hidup berdampingan sepertihalnya pelstina ketika di bawah kekuasan khilafah Islam Umar bin Khatab pada 673 M ataupun ketika pelstina di bawah kekuasaan khalifah ustmaniayah pada 1517 M. hal ini di pertegas oleh seorang kebangsaan Israel, Edward Said mengatakan" minoritas Yahudi dapat hidup seperti minoritas yang lain di dunia Arab. Hal ini berlangsung cukup baik di bawah ke khilafahan ustmaniyah dengan system bangsa (millet) nya. Yang mereka terapkan jauh lebih manusiawi di banding yang kita punya sekarang ". (18-8-2000).

Artikel sederhana ini penulis sajikan dengan penuh kekurangan dimana-mana, namun penulis hanya berusaha menunjukkan fakta yang berkembang, agar kita tidak salah dalam menilai. Pada akhirnya pendapat anda benar menurut anda dan pendapat saya benar menurut saya peribadi, kebenaran mutlak hanya milik Allah SWT.[]

S. A.

Salam SASALI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun