Mohon tunggu...
Rochani Sastra Adiguna
Rochani Sastra Adiguna Mohon Tunggu... wiraswasta -

sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Konspirasi [2]

5 Mei 2019   11:38 Diperbarui: 5 Mei 2019   11:41 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Jelek-jelek begini, telur busuk kecil lebih mendingan daripada telur busuk tua !"

Dia ingin membuat Podang Selasih tertawa, ingin menyaksikan gadis itu terpingkal-pingkal karena geli.  Tapi Podang Selasih tidak tertawa, untaian kalung permata yang terlempar ke luar jendela itu telah melayang kembali.

"Craat...!" 

Sebatang anak panah  menyambar masuk ke ruangan dan menancap pada tiang. Batang anak panah itu berwarna perak, bulu peraknya masih bergetar keras ketika sebatang panah yang lebih pendek kembali menyambar masuk dan membelah anak panah yang pertama menjadi dua bagian.

Podang Selasih tertegun, belum pernah ia saksikan permainan panah sehebat ini.

Senyuman yang menghiasi bibir Kidang Bintulu seketika berubah menjadi senyuman getir, dia menghela napas. "Ooooh...para debt collector telah datang!"

"Mau apa mereka kemari?" tanya Podang Selasih dengan paras muka berubah.

"Julukannya saja debt collector, tentu saja datang untuk menagih hutang, apakah kau tidak tahu kalau hari ini orang itu akan menagih hutang?"***

Di luar sana, di depan sebuah loteng kecil, terdapat sebuah taman. Bunga beraneka warna tumbuh dengan suburnya di sekeliling loteng kecil, ada yang berwarna merah, ada yang berwarna hijau dan ada pula yang berwarna kuning telur. Dua orang manusia berbaju hitam berdiri di tengah bunga yang indah, mereka adalah seorang pria dan seorang wanita. 

Seorang lelaki masih muda dan seorang wanita sudah lanjut usia. Yang muda adalah seorang laki-laki kekar tinggi semampai, sedang yang lainnya seorang nenek bongkok yang memiliki sepasang mata yang tajam, setajam bintang fajar di pagi hari. Ke dua orang itu sama sama menggembol busur, busur emas dengan sarung kulit hitam, yang satu panjang dan yang lain pendek.

Waktu itu Podang Selasih berdiri di tepi jendela di atas loteng kecil, menyaksikan dua orang itu, dia lantas bertanya keheranan: "Siapakah mereka berdua?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun