Mohon tunggu...
Saskia Nurbayanti
Saskia Nurbayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia kampus Cibiru

Saya adalah individu yang memiliki minat dalam dunia pendidikan dan psikologi perkembangan anak. Menulis adalah cara saya berkomunikasi dengan diri saya sendiri, dengan setiap pemikiran yang tidak mampu tertuang dalam suara. Semoga setiap kata yang terbaca, menjadi sesuatu yang dapat direnungi bersama.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Analisis Pendidikan Tinggi sebagai Perangkat dalam Upaya Meningkatkan Mobilitas Sosial

9 Januari 2023   15:49 Diperbarui: 9 Januari 2023   16:24 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Analisis Pendidikan Tinggi Sebagai Perangkat dalam Upaya Meningkatkan Mobilitas Sosial 

Penulis: Dina Ramdini, Saskia Nurbayanti

Program Studi: Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Pendidikan Guru Sekolah Dasar

E-mail: dinaaard12@upi.edu, saskianurbayanti69@upi.edu 

Abstrak 

Di era modern ini, banyak manusia yang mengalami perpindahan golongan atau mobilitas sosial yang didasarkan pada kekayaan, jabatan, kekuasaan, dan sebagainya. Banyak dari mereka yang bersaing menimbulkan perubahan dalam hidupnya dengan tujuan demi mencapai tingkatan yang lebih baik dari sebelumnya. Pada zaman perkembangan teknologi ini, sumber daya manusia yang dibutuhkan adalah sumber daya manusia yang berkualitas unggul, Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui bagaiamana peranan dan pengaruh pendidikan tinggi terhadap mobilitas sosial. Metode penelitian yang digunakan yaitu model penelitian studi kepustakaan (literature review) dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian yaitu pendidikan memang berpengaruh pada peningkatan mobilitas sosial, tetapi hal itu tidak selalu benar apabila pendidikan seseorang hanya terbatas pada jenjang pendidikan menengah. Maka dari itu, pendidikan tinggi menjadi alternatif dalam upaya meningkatkan kelas sosial. Perlu diperhatikan juga ketika bertambah banyaknya lulusan perguruan tinggi, maka setiap orang perlu memiliki keterampilan dan kemampuan tersendiri agar menjadi sesuatu yang menarik saat bersaing dalam dunia pekerjaan nanti. 

Kata Kunci: Pendidikan, Mobilitas Sosial 

Abstract 

In this modern era, many people experience group transfers or social mobility based on wealth, position, power, and so on. Many of those who compete cause changes in their lives with the aim of achieving a better level than before. In this era of technological development, the human resources needed are superior quality human resources. The research objective is to find out how the role and influence of higher education has on social mobility. The research method used is a literature review research model with a qualitative approach. The results of the study are that education does have an effect on increasing social mobility, but this is not always true if a person's education is only limited to the secondary education level. Therefore, higher education is an alternative in an effort to increase social class. It should also be noted that when the number of college graduates increases, everyone needs to have their own skills and abilities so that they become something interesting when competing in the world of work later. 

Keywords: Education, Social Mobility

PENDAHULUAN 

Saat ini kehidupan manusia berada di zaman abad ke-21, dimana zaman ini berdampingan dengan kemajuan teknologi yang berpengaruh pada perkembangan ekonomi. Pada era ini manusia perlu memiliki bekal untuk bertahan dari berbagai gempuran perkembangan yang semakin maju. Bekal yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan dalam menyeimbangkan dengan perkembangan zaman tak lain dan tak bukan ialah ilmu pengetahuan. Dengan ilmu pengetahuan seseorang dapat berguna bagi dirinya sendiri maupun orang lain, sebab ilmu pengetahuan sudah menjadi sebuah kebutuhan bagi kehidupan manusia. Pada umumnya ilmu pengetahuan diperoleh melalui pendidikan, oleh karenanya pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. 

Pendidikan dalam arti luas yaitu semua pembelajaran yang berlangsung sepanjang hidup, di dalam semua tempat dan situasi, serta berpengaruh positif terhadap pertumbuhan setiap individu (Pristiwanti, D., dkk, 2022). Pendidikan memberikan pengetahuan tentang berbagai hal yang berhubungan dengan kehidupan dunia, dan pendidikan akan membantu manusia dalam membentuk sudut pandang kehidupan. Hal yang menjadi tujuan pentingnya yaitu dengan ilmu pengetahuan yang diperoleh dalam pendidikan akan menumbuhkan dan mengembangkan potensi dalam diri manusia yang hasil akhirnya akan terciptanya sebuah keahlian atau kemampuan yang membantu manusia dalam mendapatkan pekerjaan. Keahlian adalah pengetahuan yang mendalam di bidang tertentu yang dapat membuka prospek karir yang baik di masa depan (Alpian, Y., dkk, 2019). Dengan demikian pendidikan sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk dapat bertahan ditengah era serba modern ini.

Di era modern ini, banyak manusia yang mengalami perpindahan golongan atau mobilitas sosial yang didasarkan pada kekayaan, jabatan, kekuasaan, dan sebagainya. Banyak dari mereka yang bersaing menimbulkan perubahan dalam hidupnya dengan tujuan demi mencapai tingkatan yang lebih baik dari sebelumnya. Pada zaman perkembangan teknologi ini, sumber daya manusia yang dibutuhkan adalah sumber daya manusia yang berkualitas unggul, oleh karena itu, manusia yang berpendidikan mempunyai harapan untuk mencapai hal itu. Pernyataan tersebut sejalan dengan pernyataan (Ladaria, Y. H., dkk, 2020) bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan yang diperoleh, semakin besar pula harapan untuk mencapai tujuan tersebut, yang membuka kemungkinan untuk naik ke kelas sosial yang lebih tinggi. Selain karena pendidikan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, manusia yang berpendidikan juga lebih bijak dalam menyelesaikan suatu masalah karena mereka terbiasa mempelajari mengenai ilmu pendidikan dalam hidupnya, dan hal ini menjadi peluang dalam meraih masa depan di era abad ke-21 ini. 

METODE 

Penelitian ini menggunakan model penelitian studi kepustakaan (literature review) dengan pendekatan kualitatif. Data- data penelitian ini berupa data yang diperoleh melalui teknik pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan, yaitu berupa analisis terhadap sumber data dari jurnal nasional dan jurnal internasional terbitan 10 (sepuluh) tahun terakhir. Teknik pengumpulan data ini juga menggunakan klasifikasi inklusi dan eksklusi. Apabila terdapat jurnal yang sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan dalam penelitian, maka peneliti akan memasukkan jurnal tersebut untuk dijadikan review, apabila jurnal tersebut tidak sesuai dengan kajian yang diteliti, maka jurnal tersebut tidak akan digunakan. Adapun prosedur penelitian ini meliputi 1) menentukan tema penelitian, yaitu keterampilan berpikir tingkat tinggi pada generasi alpha di era perkembangan teknologi, 2) mencari dan mengumpulkan berbagai jurnal yang dibutuhkan melalui aplikasi publish or perish 3) mengklasifikasikan berbagai jenis jurnal yang relevan dengan tema penelitian, d) mensintesis artikel yang relevan dengan menandai poin-poin penting pada setiap jurnal; dan e) menulis hasil penelitian. (Cahyono, E. A., dkk., 2019).

HASIL PENELITIAN

Pendidikan Sebagai Perangkat dalam Mobilitas Sosial 

Berbagai pandangan menyatakan bahwa saat ini pendidikan menjadi jalan utama dalam meraih suatu kedudukan yang lebih tinggi dari suatu tingkatan kedudukan di masyarakat, sehingga harapan besar masyarakat mulai bermunculan terhadap pendidikan untuk mencapai kedudukan tinggi tersebut. Hal ini tentunya didasari oleh kesempatan yang dulu tidak diberikan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan dan menaikan suatu status sosial, di mana untuk mencapai suatu status sosial ke tingkat yang lebih tinggi, hanya dapat dilalui berdasarkan garis keturunan (Seknun, M. Y., 2015).

Pendidikan berasal dari kata "didik', yang kemudian diberi imbuhan me- di awal sehingga menjadi kata "mendidik" yang artinya memelihara dan memberi latihan yang kemudian diperlukan pengajaran untuk mencapai tuntutan akhlak yang baik dan meningkatkan kecerdasan. Adapun dalam Bahasa Inggris pendidikan berarti "education" yang berasal dari kata "educate" (mendidik), artinya proses meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan peserta didik. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional juga mendefinisikan Pendidikan sebagai suatu proses untuk mendewasakan manusia dengan mengubah setiap sikap dan perilaku yang pelaksanaannya melalui suatu pengajaran dan perbuatan mendidik. (Lutfillah, M. M., dkk., 2022). Proses yang terjadi dalam pendidikan inilah yang akan meningkatkan setiap pemikiran manusia di dalam perkembangannya. Dengan Pendidikan, manusia akan mampu meginterpretasikan setiap pemikiran dan ide yang sebelumnya tak mampu tertuang, yang kini ide-ide tersebut mampu diaktualisasikan dalam mencapai kesejahteraan. Dengan demikian kualitas sumber daya manusia akan lebih baik jika mereka menjadi manusia yang terdidik. 

Dalam kaitannya dengan mobilitas sosial, pendidikan dikatakan sebagai sebuah perangkat. Perangkat merupakan suatu media, alat yang mampu membantu manusia dalam mencapai suatu tujuan tertentu. (Anugraheni, 2018).

Perpindahan golongan dalam masyarakat modern saat ini sudah banyak terjadi. Dorongan untuk meningkatkan jabatan, kekayaan, kekuasan dan peningkatan standar hidup masyarakat tidak lagi dapat dipungkiri. Sebagaimana dalam disiplin ilmu sosial, adanya perpindahan golongan ini dikenal dengan istilah "mobilitas sosial". Mobilitas sosial diartikan sebagai suatu pergerakan, perpindahan seseorang dalam suatu struktur sosial. Pergerakan dan perpindahan yang terjadi di sini adalah suatu perpindahan status, posisi, maupun kelas sosial dari tingkat yang satu ke tingkat yang lain, baik pergerakan ke arah lebih tinggi maupun ke arah lebih rendah. (Zamhari, A., 2018). Dalam proses terjadinya mobilitas sosial ini, pergerakannya dikategorikan menjadi dua macam, yaitu pergerakan secara vertikal dan pergerakan secara horizontal. Mobilitas vertikal terjadi ketika terjadi pergerakan secara vertikal dari suatu status sosial yang sebelumnya memiliki kedudukan yang tidak sederajat. Dalam mobilitas vertikal ini, arah perpindahan dapat meningkat maupun menurun, peningkatan kedudukan seseorang dari suatu kelas sosial dinamakan dengan social climbing dan penurunan status sosial dinamakan social sinking. Adanya mobilitas sosial vertikal ini dikarenkan masyarakat sudah semakin modern dan terbuka akan peningkatan suatu kelas sosial, berbeda pada masyarakat feodal yang tertutup dan tidak memberikan kesempatan kepada masyarakat yang lain untuk dapat meningkan taraf hidupnya ke tingkat yang lebih baik. Adapun mobilitas  horizontal adalah suatu perpindahan status sosial yang perpindahannya tanpa terjadi perubahan kedudukan. (Latif, 2016). 

Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dan teori teori yang berkembang dari waktu ke waktu, pendidikan dikatakan sebagai sebuah perangkat dan sebuah peluang terbesar dalam meningkatkan suatu kelas sosial. Sebagaimana yang telah diungkapkan Nasution dalam (Seknun, 2015) bahwa lembaga sekolah memberikan kesempatan bagi setiap anak untuk dapat meningktakan taraf hidupnya sebagaimana tercantum Pasal 31 ayat (1) Undang undang dasar 1945 mengenai hak dan kewajiban warga negara yang berbunyi: "Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan", artinya setiap warga negar mempunyai ha katas Pendidika dan Lembaga sekolah memberikan kesempatan dan wadah yang sama untuk setiap anak anak yang berasal dari kelas sosial dan golongan golongan manapun tanpa tanpa menduiskriminasi salah satu pihak. dalam Lembaga sekolah ini tidak ada perbedaan bagi setiap peseta didik, baik dari segi pelajaran yang diberikan, pelayanan, fasilitas, bahkan seragam sekalipun. 

Tingkat Pendidikan Mempengaruhi Mobilitas Sosial 

Sekolah memang digadang-gadang dapat meningkatkan kemungkinan peningkatan mobilitas secara vertikal bagi anak-anak yang berasal dari golongan rendah dan menengah. Namun, seperti yang diketahui bersama, di Indonesia terdapat beberapa tingkatan dan jenjang sekolah yang berlaku, yakni jenjang Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, dan Pendidikan tinggi. Berdasarkan penelitian dalam kajian literatur, dikatakan bahwa jenjang pendidikan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah hampir tidak memberikan pengaruh terhadap perpindahan mobilitas secara vertikal. Apalagi dengan adanya wajib belajar selama 12 tahun menjadikan ijazah SMA tidak lagi menjadi sebuah syarat administrasi yang mudsah diterima dalam dunia pekerjaan. Danandjaja dalam (Seknun, 2015) juga mengungkapkan bahwa terdapat faktor lain yang akan menjadi penghambat apabila hanya melanjutkan Pendidikan ke tingkat sekolah menengah saja, di mana dalam dunia pekerjaan, seseorang yang berasal dari golongan tinggi dan memilki hubungan pribadi dan kerabat akan lebih mudah untuk menjadi bagian dari sebuah perusahaan. Maka dari itu tingkat Pendidikan tinggi pun sudah banyak dijadika opsi bagi generasi muda dalam rangka menghindari hal demikian.

Pengaruh Pendidikan Tinggi terhadap Peningkatan Mobilitas Sosial 

Dari ragam pendidikan, yang dapat menawarkan peluang mobilitas sosial adalah pendidikan fornal dan pendidikan non formal. Ravik Karsidi (2011: 181 dalam Lutfillah, M. M., Zulhendri, Z., & Supena, A. 2022). Menyatakan bahwa orang yang berpendidikan lebih tinggi derajat sosialnya dalam masyarakat dan ini terfokus pada jenjang hasil keluaran pendidikan formal. Pendidikan tinggi termasuk dalam pendidikan formal yang ditempuh setelah pendidikan menengah selesai. Dalam UU No. 12 tahun 2012, pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doctor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Adanya pendidikan tinggi ini dipandang sebagai jalan untuk mobilitas sosial. Hal ini berkaitan dengan pernyataan (Ladaria, Y. H., dkk, 2020) bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan yang diperoleh, semakin besar pula harapan untuk mencapai tujuan tersebut, yang membuka kemungkinan untuk naik ke kelas sosial yang lebih tinggi. Selain itu, pendidikan juga memiliki peranan untuk dapat menimbulkan perubahan pemikiran manusia. Diantaranya sebagai berikut.

1. Pemikiran orang tua yang mengutamakan investasi untuk pendidikan anaknya daripada menambah jumlah anak. Selain itu juga meningkatnya kesadaran pada orang dewasa, sehingga sebagian besar dari mereka lebih mengutamakan untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi, terutama kebutuhan akan pendidikan wanita (Severus, P. K. A., 2019) 

2. Pemikiran mengenai bagaimana meningkatkan kesejahteraan bangsa. Dalam pernyataan (Nugroho, S. B. M., 2016) semakin tinggi pendidikan maka semakin tinggi kualitas hidup masyarakat. Semakin tinggi kualitas kehidupan suatu bangsa, semakin tinggi juga pertumbuhan dan kemakmuran bangsa. Dan semakin tinggi tingkat pendidikan tenaga kerja, semakin tinggi tingkat produktivitas manusia dan hal ini berkaitan juga dengan pertumbuhan ekonomi negara. Sehingga mereka akan berubah dan berupaya untuk meningkatkan kualitas diri mereka, karena segala sesuatu yang besar akan dimulai dari hal yang kecil. 

3. Seseorang yang berpendidikan tinggi dan berhasil naik ke kelas sosial yang lebih tinggi akan terdorong pemikirannya untuk lebih maju lagi dan meningkatkan kemampuannya sehingga dapat mempertahankan kelas sosialnya, atau bahkan meningkatkan kedudukannya ke jenjang kelas yang lebih tinggi lagi.

 4. Memotivasi orang lain agar orang lain juga dapat merubah mobilitas sosialnya ke arah yang lebih baik, sehingga pemikiran orang yang termotivasi akan menekuni pendidikannya dan meningkatkan kualitas dirinya.

SIMPULAN DAN SARAN 

Simpulan

Pada hakikatnya, Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang berupaya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk memiliki karakter, akhlak dan kepribadian yang baik, serta pengetahuan yang luas. Mobilitas sosial merupakan suatu perpindahan dan pergerakan kelas sosial baik secara vertikal maupun horizontal dalam suatu struktur sosial. Dalam upaya peningkatan mobilitas sosial vertikal, faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya mobilitas sosial ini terbagi menjadi beberapa macam. Pendidikan memberikan peluang dan menjadi perangkat utama untuk mencapai perpindahan dari golongan rendah ke golongan yang lebih tinggi. Namun, dalam upaya perpindahan golongan ini, tidak semua jenjang Pendidikan akan memberikan pengaruh terhadap meningkatnya mobilitas sosial. J enjang Pendidikan menengah memiliki kemungkinan sedikit untuk dapat mengalami perpindahan, dikarenakan adanya wajib belajar selama 12 tahun membuat ijazah lulusan Sekolah Menengah ini sudah tidak menjadi prioritas. Maka dari itu, melanjutkan ke tingkat pendidikan tinggi kini mejadi sebuah pilihan yang dapat memberikan pengaruh besar dalam upaya meningkatkan mobilitas sosial. 

Saran 

Banyaknya pengangguran fraksional (pengangguran terdidik) tentunya harus menjadi cerminan bagi generasi muda untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan belajar di jenjang perguruan tinggi. kesempatan ini harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. Sudah semakin banyak perusahan besar yang tidak lagi memandang seseorang dari ijazah nya saja, kemmapuan menjadi hal yang paling diutamakan dalam dunia pekerjaan agar dipandnag layak untuk dapat mendapatkan suatu posisi yang tidak mudah dilakukan. Adapun faktor kerabat dan relasi yang dapat menjadi hambatan jika kita hanya mengandalkan ijazah dan tidak mampu bersaing secara kemampuan.

  

Daftar Pustaka

Alpian, Y., Anggraeni, S. W., Wiharti, U., & Soleha, N. M. (2019). Pentingnya pendidikan bagi manusia. Jurnal Buana Pengabdian, 1(1), 66-72. 

Anugraheni, I. (2018). Pengembangan perangkat pembelajaran matematika berbasis pendidikan 

Cahyono, E. A., Sutomo, N., & Hartono, A. (2019). Literatur review; panduan penulisan dan penyusunan. Jurnal Keperawatan, 12(2), 12-12. 

Ladaria, Y. H., Lumintang, J. L. J., & Paat, C. J. (2020). Kajian Sosiologi tentang Tingkat Kesadaran Pendidikan pada Masyarakat Desa Labuan Kapelak Kecamatan Banggai Selatan Kabupaten Banggai Laut. HOLISTIK, Journal Of Social and Culture. Latif, S. (2016). Pengaruh mobilitas sosial terhadap perubahan bahasa. EDUKASI, 14(1). http://dx.doi.org/10.33387/j.edu.v14i1.182.

Lutfillah, M. M., Zulhendri, Z., & Supena, A. (2022). Pengelolaan Pendidikan Dasar Dikaitkan Dengan Mobilitas Sosial. An-Nidzam: Jurnal Manajemen Pendidikan dan Studi Islam, 9(1), 126-143.https://doi.org/10.33507/an-nidzam.v9i1.465. 

Nugroho, S. B. M. (2016). Pengaruh Pendidikan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Media Ekonomi dan Manajemen, 29(2). 

Pristiwanti, D., Badariah, B., Hidayat, S., & Dewi, R. S. (2022). Pengertian Pendidikan. Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK), 4(6), 7911-7915.

Seknun, M. Y. (2015). Pendidikan sebagai media mobilitas sosial. AULADUNA: Jurnal Pendidikan Dasar Islam, 2(1), 131-141. Severus, P. K. A. (2019). Pengaruh Pendidikan Tinggi, Kepadatan Penduduk, Mortalitas Bayi, dan PDB Per-Kapita Terhadap Tingkat Fertilitas di Indonesia. Oikos: Jurnal Ekonomi dan Pendidikan Ekonomi, 3(2), 67-78. 

Undang-Undang tentang Hak dan Kewajiban Warga Negara Pasal 30 ayat 1 

Undang-Undang tentang Pendidikan Tinggi No. 12 tahun 2012

 Zamhari, A. (2018). Pengaruh Pendidikan terhadap Mobilitas Sosial. TaLimuna: Jurnal Pendidikan Islam, 1(2), 127-140. http://dx.doi.org/10.32478/ta.v1i2.132.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun