Mohon tunggu...
Saskia Maharani Primasti
Saskia Maharani Primasti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa semester 1 Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengungkap Fenomena Burnout di Kalangan Generasi Z: Mengapa Kita Mudah Lelah di Era Digital?

3 Oktober 2024   19:15 Diperbarui: 3 Oktober 2024   19:19 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam era digital yang kita jalani sekarang ini, kehidupan telah banyak mengalami perubahan secara signifikan. Teknologi telah menjadi bagian pada hampir setiap aspek kehidupan kita. Perubahan ini juga membawa konsekuensi seperti maraknya fenomena mengkhawatirkan yaitu burnout di kalangan generasi Z. Generasi yang lahir antara pertengahan tahun 1990-an hingga awal 2010-an dan dikenal sebagai "digital natives," dimana generasi ini tumbuh dalam lingkungan yang dipenuhi oleh teknologi dan konektivitas tanpa henti. Burnout adalah kondisi kelelahan fisik, mental, dan emosional yang disebabkan oleh stres berlebihan, dan fenomena ini semakin umum terjadi di era digital saat ini. Namun, mengapa kita begitu mudah mengalami burnout di tengah kemudahan dan kenyamanan teknologi?

Faktor Penyebab Burnout di Era Digital

1. Keterhubungan Tanpa Henti

Salah satu penyebab utama burnout di era digital adalah keterhubungan yang tidak ada habisnya. Dengan adanya gadget dan akses internet yang cepat, banyak orang merasa bahwa mereka harus selalu siap menjawab email atau pesan, bahkan di luar jam kerja. Keterhubungan ini menciptakan tekanan dan stres karena kurangnya waktu untuk bersantai dan beristirahat. Tanpa jeda yang cukup berakibat pada kelelahan mental yang semakin meningkat dan memicu burnout.

2. Tekanan untuk Selalu Produktif

Di era digital yang sangat kompetitif, ada harapan yang tinggi untuk selalu produktif. Banyak orang merasa bahwa mereka harus selalu berada dalam performa terbaik, baik di tempat kerja maupun dalam kehidupan sehari-hari. Tekanan ini sering kali berujung pada perilaku kerja yang berlebihan, di mana individu mengorbankan waktu pribadi dan kesehatan mental demi memenuhi ekspektasi. Ketika tuntutan ini terus berlanjut tanpa keseimbangan, burnout menjadi hampir tak terhindarkan.

3. Perbandingan Sosial di Media Sosial

Media sosial telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari. Meskipun platform ini memungkinkan kita terhubung dengan orang lain, mereka juga menciptakan standar yang tidak realistis. Ketika kita melihat kehidupan orang lain yang tampaknya sempurna di media sosial, kita cenderung membandingkan diri kita dengan mereka. Perasaan tidak puas dan tekanan untuk selalu tampil baik dapat menambah kecemasan dan pada akhirnya, menyebabkan burnout.

4. FOMO (Fear of Missing Out)

FOMO atau ketakutan kehilangan momen adalah fenomena yang sangat umum terjadi di kalangan Gen Z. Keterhubungan yang terus-menerus membuat mereka merasa bahwa mereka harus selalu mengetahui dan terlibat dalam setiap acara atau aktivitas yang sedang populer. Ketika tidak dapat ikut serta, perasaan cemas dan gelisah sering muncul. FOMO ini mendorong perilaku yang tidak sehat, seperti terus-menerus memeriksa notifikasi, yang akhirnya mengarah pada kelelahan mental.

5. Overload Informasi

Di era digital, kita dibanjiri dengan informasi setiap hari. Meskipun akses informasi dapat menjadi hal yang positif, terlalu banyak informasi dapat menyebabkan kebingungan dan kecemasan. Ketika individu merasa tertekan untuk mengikuti semua berita dan update, mereka dapat mengalami kelelahan yang lebih cepat.

6. Kurangnya Batasan Waktu

Dalam era digital, batasan waktu tidak lagi ada. Orang-orang dapat bekerja dari mana saja dan kapan saja, yang berarti tidak ada waktu yang jelas kapan mereka harus berhenti bekerja. Hal ini dapat menyebabkan pekerjaan menjadi tidak terbatas dan tidak pernah selesai, sehingga meningkatkan stres dan kelelahan.

Strategi Mengatasi Burnout di Era Digital

Untuk mengatasi fenomena burnout di era digital, penting untuk menerapkan beberapa strategi yang dapat membantu menjaga kesehatan mental dan fisik, yaitu:

1. Tentukan Batasan Waktu

Penting untuk menetapkan batasan waktu dalam penggunaan media sosial dan teknologi. Tentukan waktu yang jelas untuk bekerja dan beristirahat. Dengan menetapkan batasan, Anda dapat memberi diri Anda kesempatan untuk beristirahat dan memulihkan energi.

2. Praktikkan Digital Detox

Luangkan waktu untuk melakukan digital detox, yaitu periode di mana Anda menjauh dari perangkat digital. Ini bisa dilakukan dengan menghabiskan waktu di alam, membaca buku, atau melakukan aktivitas lain yang tidak melibatkan teknologi. Digital detox membantu mengurangi stres dan meningkatkan fokus.

3. Fokus pada Kualitas Interaksi

Alih-alih mengejar jumlah teman atau pengikut, fokuslah pada membangun hubungan yang bermakna dengan orang-orang terdekat Anda dengan menghabiskan waktu bersama secara langsung atau melakukan percakapan.

4. Rencanakan Waktu Istirahat

Mengambil jeda sejenak untuk berjalan-jalan, berolahraga, atau sekadar bersantai dapat membantu meningkatkan produktivitas dan kesehatan mental Anda.

5. Berolahraga Secara Teratur

Aktivitas fisik adalah salah satu cara efektif untuk mengatasi stres. Olahraga dapat membantu meningkatkan mood dan mengurangi kecemasan. Temukan jenis olahraga yang Anda nikmati dan jadikan sebagai bagian dari rutinitas harian.

Fenomena burnout di kalangan Generasi Z adalah fenomena yang kompleks dan semakin umum di era digital. Dengan memahami penyebab dan strategi mengatasi burnout, kita dapat mengembangkan pola hidup yang lebih seimbang dan produktif di era digital. Selain itu, memprioritaskan kesehatan mental dan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampak negatif dari keterhubungan digital, dapat memberikan keuntungan teknologi tanpa terjebak dalam kelelahan dan stres yang berlebihan.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun