Mohon tunggu...
SASI MILIARTI
SASI MILIARTI Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA UNIVERSITAS MERCU BUANA

NIM : 41821110005 Fakultas : Ilmu Komputer Prodi : Sistem Informasi Kampus : Meruya Dosen Pengampu : Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Sigmund Freud dan Fenomena Korupsi di Indonesia

23 November 2024   23:07 Diperbarui: 23 November 2024   23:07 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang tua harus menjadi teladan dalam perilaku etis. Anak yang tumbuh di lingkungan penuh kejujuran cenderung memiliki superego yang kuat.

Kegiatan berbasis keluarga, seperti diskusi nilai-nilai antikorupsi, dapat memperkuat moral anak sejak dini.

  • Kampanye Edukasi Masyarakat

Kampanye berbasis komunitas dapat menanamkan nilai-nilai antikorupsi pada masyarakat luas.

Media sosial, video edukasi, dan lokakarya komunitas dapat digunakan untuk menyebarkan pesan moral.

2. Rehabilitasi Psikologis untuk Pelaku Korupsi

Koruptor sering kali menunjukkan pola perilaku yang dipengaruhi oleh dominasi id. Rehabilitasi psikologis dapat membantu mengubah perilaku mereka dengan pendekatan berikut:

  • Psikoterapi Individual

Pelaku korupsi perlu memahami akar dorongan destruktif mereka, seperti keserakahan atau ketakutan kehilangan kekuasaan.

Terapi kognitif-perilaku dapat membantu mereka mengembangkan kontrol yang lebih baik atas id mereka.

  • Psikoedukasi di Lapas

Program pelatihan di lembaga pemasyarakatan harus mencakup wawasan tentang dampak korupsi terhadap masyarakat.

Pelaku dapat diajarkan keterampilan sosial yang mendukung perilaku etis setelah masa hukuman.

  • Pendekatan Restoratif

Pelaku korupsi dapat diminta untuk bertanggung jawab secara langsung kepada masyarakat yang mereka rugikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun