Mohon tunggu...
SASI MILIARTI
SASI MILIARTI Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA UNIVERSITAS MERCU BUANA

NIM : 41821110005 Fakultas : Ilmu Komputer Prodi : Sistem Informasi Kampus : Meruya Dosen Pengampu : Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Sigmund Freud dan Fenomena Korupsi di Indonesia

23 November 2024   23:07 Diperbarui: 23 November 2024   23:07 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan memahami korupsi dari perspektif Freud, kita dapat melihat bahwa tindakan ini bukan hanya pelanggaran hukum, tetapi juga hasil dari dinamika psikologis yang kompleks. Intervensi yang efektif memerlukan penguatan moralitas (superego), pengendalian dorongan (id), dan pemberdayaan individu untuk membuat keputusan yang lebih rasional dan etis (ego).

How: Bagaimana Menerapkan Perspektif Freud dalam Pemberantasan Korupsi?

PPT Sasi Miliarti
PPT Sasi Miliarti

Penjelasan Id, Ego, dan Superego

Sigmund Freud, melalui teori psikoanalisisnya, memperkenalkan konsep id, ego, dan superego sebagai elemen dasar dari struktur kepribadian manusia. Ketiga komponen ini bekerja secara dinamis untuk membentuk perilaku individu. Memahami fungsi, peran, dan interaksi di antara ketiganya adalah kunci untuk memahami perilaku manusia, termasuk kecenderungan terhadap tindakan seperti korupsi.

1. Id: Sumber Dorongan Primal

Id adalah bagian paling primitif dari kepribadian yang terbentuk sejak lahir. Id berfungsi sebagai wadah insting dasar manusia, seperti dorongan untuk bertahan hidup, makan, reproduksi, dan mendapatkan kesenangan. Id bekerja berdasarkan prinsip pleasure principle (prinsip kesenangan), yang berarti bahwa ia berusaha memuaskan hasrat tanpa mempertimbangkan realitas, moralitas, atau konsekuensi.

Ciri-Ciri Id

  • Tidak Rasional: Id tidak mempertimbangkan apakah keinginannya dapat diterima secara sosial atau etis.
  • Instingtual: Id dipengaruhi oleh naluri dasar manusia, seperti libido (dorongan seksual) dan thanatos (dorongan destruktif).
  • Selalu Aktif: Id terus bekerja sepanjang waktu, baik dalam keadaan sadar maupun tidak sadar.

Id dalam Kehidupan Sehari-Hari

Id terlihat dalam dorongan-dorongan spontan, seperti rasa lapar, kemarahan, atau keinginan untuk memiliki sesuatu. Misalnya, seseorang yang melihat uang di meja tanpa pemilik mungkin merasa tergoda untuk mengambilnya tanpa berpikir panjang. Dalam konteks korupsi, id adalah sumber keserakahan yang mendorong individu untuk mendapatkan kekayaan atau kekuasaan secara tidak etis.

Mengendalikan Id

Id tidak dapat dihilangkan karena merupakan bagian fundamental dari kepribadian manusia. Namun, dorongan-dorongannya perlu dikendalikan agar tidak merusak individu atau masyarakat. Di sinilah peran ego dan superego menjadi penting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun