Mohon tunggu...
sarwa edi
sarwa edi Mohon Tunggu... -

Berfikir dan Berkarya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Barang Hilang dan Koper Rusak di Bagasi Batik Air, Penaganannya Mengecewakan

8 Desember 2017   16:37 Diperbarui: 8 Desember 2017   21:26 2477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Ini keluhan kami penumpang Batik Air rute Jakarta (CGK) -- Lombok... Kejadian ini berawal dari penerbangan Batik Air pada hari Minggu 26 November 2017. Batik Air jurusan Lombok tidak bisa mendarat di Lombok karena debu vulkanik letusan G. Agung. Pesawat akhirnya mendarat di Denpasar, di sini awal kericuhan penumpang, ketika penumpang diminta turun di Bali. 

Tentu penumpang menanyakan kelanjutan penerbangan menuju Lombok bagaimana? Dari Batik Air menyampaikan pilihan selesai sampai di Bali atau kembali ke Jakarta. Tentu penumpang keberatan sehingga terjadi perdebatan antara penumpang dengan pihak Batik. Karena rebut, diumumkan agar turun dulu nanti dibahas di bawah setelah turun.

Kebanyakan penumpang turun, hanya ada sekitar 20 sd 30 orang yang tidak turun, sebagian memutuskan balik ke Jakarta, sebagian bertahan minta kejelasan, dengan argument kalau turun akan selesai begitu saja tanpa tanggungjawab.

Saya dengan keluarga (4 orang, satu orang anak 2 th 1 bulan) memilih mendiskusikan di bawah dengan harapan tentu ada tanggungjawab maskapai untuk mengantar kami ke Lombok dengan apapun (flight keesokan pagi atau darat misalkan), seperti maskapai yg lain ketika ada kendala penerbangan. 

Berempat kami turun, setelah sampai bus, boro2 kami diajak bicara, yang ada hanya pengumuman yang turun Bali silahkan naik bis dan selesai sampai di Bali, yang tidak turun Bali silahkan balik ke Pesawat kembali ke Jakarta. Kesal sebenarnya janji pembicaraan di bawah itu ternyata hanya tiupuan untuk menurunkan kami. Kembali terjadi keributan. Karena saya bawa anak kecil dengan ketidakpastian, saya pilih balik ke pesawat dengan perasaan dongkol karena ditipu katanya dibicarakan di bawah.

Kembali ke pesawat, ternyata di atas ada beberapa penumpang yang tidak turun tapi tidak mau balik Jakarta masih complain beradu argument dgn maskapai, meminta tanggungjawab Batik Air untuk membawa ke Lombok. 3 orang berdebat sengit mewakili penumpang yang lain.... Tegang dan tidak ada titik temu...  Saya coba utk ikut cari solusi... pilihannya sama turun di Bali dan Selesai atau balik Jakarta, refund di Jakarta. Saya sampaikan ke Maskapai, apa bedanya refund di Jakarta dan di Bali, toh bagi maskapai sama2 mengeluarkan uang yang sam, bagi kami uang itu bias kami gunakan untuk menyeberang ke Lombok dan cari penginapan di Bali. 

Usulan ini diterima pihak Batik... Namanya kalau tidak salah Indra (ada videonya), saya ulang "Suadara bias mewakili Batik?", "Iya katanya", kami deal dan bersalaman. Dengan deal itu kami sekitar 15 orang, memilih selesai di Bali dengan kesepatan yang sdh Deal dgn Batik yang diwakili Saudara Indra, turun pesawat, naik ke Bis. Entah apa yg ditunggu, bis tidak beranjak padahal sdh hamprr setengah jam.

Pihak Batik masuk bis (Indra) meminta maaf meralat keputusannya (Ini aneh, sampai dimaki2 penumpang karena membatalkan deal yang sudah disepakati di atas pesawat), kami jadi tahu deal itu hanya gaya arogan upaya untuk menurunkan paksa penumpang. BETAPA BURUKNYA MANAJEMEN BATIK, Bahkan Pengambail keputusan mmenganulir sepihak. Kembali pilihannya turun di Denpasar atau kembali ke pesawat balik ke Jakarta.

Kembali karena bawa anak kecil saya putuskan kembali ke Jakarta sambil saya debat Indra yang katanya bias mengambil keputusan tapi ternyata tidak bias ambil keputusan. Saya rasa pelayanan yang SANGAT BURUK (ada videonya)

Istri karena kasihan sama anak2 memilih MENGALAH balik ke Jakarta. Sampai di pesawat (bayangkan naik turun 2 kali ditupu sama Batik Air). Di atas pesawat didata kembali, boarding pass diminta termasuk daftar bagasi. Saya sampaikan "PASTIKAN BAGASI KAMI TERBAWA", dijawab PASTI PAK.

Sesampai di Jakarta kami mengurus reschedule utk penerbangan ke Lombok Senin jam 13an. Begitu ke bagian bagasi ternyata bagasi saya tertinggal... saya sempet emosi karena sudah dipermainkan di Denpasar, masih dibohongi Bagasi ketinggalan di Denpasar. Petugas Lost & Found di Cengkareng namanya Anang, memberikan Solusi contact ke Denpasar, memastikan barang memang tertinggal dan akan dibawa penerbangan pagi dr denpasar ke Cengkareng, katanya nanti diurus di Lombok, hubungi bagian lost & Found di Lombok.  Dan kami harus pulang numpang menginap di Saudara.

Keesokan paginya  dapat kabar bandara Denpasar ditutup, sehingga bagasi tidak bisa dikirim ke Jakarta. Duh Kesal rasanya. Pesawat jam 13 bisa mendarat di Lombok, lgsg bikin laporan ke bagian Lost & Found, saya sampaikan di salah satu tas ada makanan yang hanya tahan 3 hari, jadi tolong pastikan Senin atau Selasa Sampai ke rumah. Bukannya empati dari kronologis malah menyalahkan katanya Makanan tidak boleh masuk bagasi. Saya sampaikan "Pak, rusaknya makanan itu bukan karena proses di bagasi, tapi karena kelalaian Batik yang mestinya bagasi bersama penumpangnya, ini tidak, Batik mestinya bertanggungjawab. Ujungnya hanya debat kusir yang memang Nampak Tidak Ada Tanggungjawab Dari Batik Air

 Hanya diberikan bukti lapor saja, padahal dalam koper ada pakaian dinas dan dokumen terkait pekerjaan. Ternyata belum selesai masalah. Bandara Denpasar dan Lombok buka tutup. Yang bikin kesal tidak ada kabar dari pihak Batik, dan kami harus yg aktif menelepon. Menurut saya aneh utk konsep pelayanan kepada customer. 

Akhirnya Bagasi baru diantar Sabtu sore, undangan rapat di Jakartapun kami tidak bisa berangkat karena pakaian masih di koper. Waktu mengantar yang terima istri dan anak2, saya masuk rumah setlah sekitar 5 menit petugas antar pulang. Baru kami buka bagasi, ternyata  semakin menyedihkan, tas kue brownies  jelas basi semuanya, koper rodanya patah.... Langsung saya sms ke no telepon complain Bandara Lombojk sabtu sore itu juga, kemudian barang di ransel yang tidak kami kunci barangnya hilang, dasi dengan pinnya dan electric shaver (pisau cukur kumis electric) sama salah satu kue yang paling atas juga hilang, Ternyata Ada Malingnya Di Bagasi Batik Air.

Kejadian ini saya sampaikan minggu siang ke bandara karena kebetulan ada tugas ke Denpasar. Saya minta ketemu manajernya, ditemui Habibi, saya buat laporan termasuk kronologisnya, saya tunjukkan foto roda yang patah, saya laporkan barang yang hilang, hanya dicatat, belakangan malah disampaikan via WA katanya menurut yang antar koper tidak rusak jadi yang bikin rusak bukan dari Batik, Duh semakin dongkol rasanya.... Padahal sesaat setelah buka koper itu langsung saya sampaikan complain via sms. 

Kesalahan yang bertumpuk itu TIDAK ADA TANGGUNGJAWAB SAMA SEKALI. Karena tidak solusi apapun selain menghindar, saya putuskan untuk menulis tulisan ini. Semoga Pimpinan Batik Air membaca, bahwa penanganan bagasinya tidak bagus, dan ada barang yang hilang, berarti tidak aman. 

Semoga juga dibaca para pihak yg concern dengan perlindungan konsumen, sehingga jelas hak dan kewajiban masing2.... Jangan sampai menjadi pola penanganan masalah dengan model Kuat2an Sehingga Konsumen Mengalah Karena Tidak Ada Tanggapan Apapun, sehingga Konsumen selalu harus di pihak kalah. Jangankan mengganti barang yang hilang dan kerugian immaterial yg terjadi akibat dr pakain yg masih di koper, koper yang rusakpun tidak ditangani. Betul-betul tidak bertanggungjawab.

SARWA EDI

Mataram

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun