Mohon tunggu...
Sartika MariaSiregar
Sartika MariaSiregar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas HKBP Nommensen

Panggilan saya Tika,saat ini berusia 20 tahun, sedang menempuh pendidikan semester 3 di prodi Pendidikan Agama Kristen. Hobi menulis sangat melekat dalaam diri saya sejak kecil.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mimpi Sheila

10 Juli 2023   12:36 Diperbarui: 10 Juli 2023   12:40 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Lagu dari Raisa Anggiani yang berjudul 'Kau rumahku' dinyanyikan Sheila dengan sangat apik. Sorai tepuk tangan terdengar saling bersahutan ketika Sheila usai menyanyikan bagian reff lagu itu.

"Gila gila kan gue bilang apaaa pasti keren!" pekik Nadia girang. Bagaikan setuju dengan ucapan Nadia, temannya yang lain pun juga ikut memberikan pujian pada Sheila. Dan Sheila selalu mengucapkan terimakasih untuk setiap pujian yang ia terima. Tanpa mereka semua sadari, Coach Abimana menyaksikan pertunjukan singkat ini, dan senyum laki-laki itu mengembang sempurna.

****

Sheila tiba dirumahnya ketika pukul 9 malam. Dilihatnya Sang Nenek dan kedua adiknya sedang menunggunya sembari menonton tv diruang tamu di rumah ini. Hanya ada tiker lapuk dan tv usang di ruang yang bisa dibilang tidak terlalu luas ini.

"Kok belum tidur, Nek? " Tanya Sheila basa-basi. Sebenarnya memang selalu seperti ini, jika ia belum pulang maka orang rumah tidak akan ada yang tidur.

"Gimana latihannya? " Tanya neneknya dengan mengusap surai milik cucu pertamanya itu.

"Lancar kok, Nek. Kata temen-temen, suara Shei bangus" adu Sheila pada sang nenek.

"Iyaaaa bener!! Suara kak Shei bagus banget. Pasti nanti kakak jadi artis. Ya kan, Mel?" Ucap Adik pertamanya, Johan. Ia menyenggol lengan si bungsu yang sedang fokus menatap layar televisi.

"Apanya, Bang? " tanya Mela memasang wajah polosnya yang membuat mereka tertawa. Si bontot benar-benar menikmati tontonan upin dan ipin di depannya tanpa mendengar obrolan mereka. Ah, Mela memang cenderung lupa akan hal sekitar jika netranya sedang menonton sesuatu. Padahal sudah remaja, namun selera tontonan mereka benar-benar seperti anak kecil saja.

Setelah mandi, Sheila memasuki kamarnya. Diatas ranjang, sudah ada Mela yang merebahkan diri dengan mata terpejam. Sedangkan disamping Mela, ada Johan yang tidur dengan kasur kecil di lantai. Melihat kedua adiknya membuat hati Sheila kembali nyeri. Perpisahan kedua orangtuanya membuat mereka kehilangan sosok ayah dan ibu secara bersamaan. Ibunya yang memilih untuk bekerja di luar negeri setelah bercerai dengan sang ayah, dan ayahnya yang tidak terdengar lagi kabar beritanya sejak perceraian di hari itu.

Masih ingat jelas bagaimana Sheila yang masih duduk di bangku kelas 3 SD, Johan yang duduk di bangku kelas 1, dan Mela yang masih TK harus menyaksikan pertengkaran demi pertengkaran kedua orangtuanya waktu dulu hingga pada akhirnya ayah dan ibunya memutuskan untuk berpisah. Menitipkan mereka bertiga pada sang nenek. Meskipun setiap bulan sang ibu mengirimkan uang pada mereka, namun itu sebenarnya tidak cukup sama sekali untuk membiayai kebutuhan mereka semua. Nenek hanya berjualan sayur mayur di pasar, tentu saja penghasilannya tidaklah seberapa. Dan karena hal ini, Sheila berinisiatif untuk berjualan gorengan saat istirahat guna membantu perekonomian keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun