Mohon tunggu...
Sartika MariaSiregar
Sartika MariaSiregar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas HKBP Nommensen

Panggilan saya Tika,saat ini berusia 20 tahun, sedang menempuh pendidikan semester 3 di prodi Pendidikan Agama Kristen. Hobi menulis sangat melekat dalaam diri saya sejak kecil.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mimpi Sheila

10 Juli 2023   12:36 Diperbarui: 10 Juli 2023   12:40 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Langit mulai gelap ketika Sheila Dara sampai di tempat latihan paduan suara yang dikomando oleh seorang guru vocal bernama Abimana. Meskipun terbilang masih muda, Abimana begitu tersohor sebagai pelatih paduan suara di usianya yang ke-35 tahun.

"Halo, Kak" Sapa Sheila ketika memasuki ruang latihan dan melihat Abimana sedang membaca sebuah buku.

"Halo Sheila, how about your day? " Tanya Abimana pada Sheila. Lelaki itu menutup buku yang ia baca kemudian mempersilakan Sheila untuk duduk di bangku yang terletak di depannya.

"My day as usual" Jawab Sheila dengan seulas senyum tipis. "Btw sudah makan belum kak, mau beli cilok nih. Mau gak?" Tanya Sheila yang langsung dibalas gelengan kepala oleh lawan bicaranya.

Sheila duduk di depan tempat les nya dengan tatapan menerawang jauh kedepan. Mulutnya mengunyah cilok yang ia beli dengan sangat lambat. Gadis itu terlihat sedang memikirkan sesuatu. Terbukti beberapa kali keningnya mengerut entah apa penyebabnya. "Arghh!!" desahnya frustasi.

Selang beberapa menit, beberapa teman Sheila satu per satu mulai berdatangan. Mereka menyapa Sheila ramah, dan Sheila pun membalasnya dengan tak kalah ramah. Ketika arloji di tangannya menunjukkan pukul setengah tujuh malah, Sheila pun masuk ke dalam ruang latihan.

Ada 15 gadis sebayanya dan 15 pria di ruangan ini. Mereka berlatih menyanyi karena sebentar lagi perayaan hari kemerdekaan akan tiba. Mereka yang berada disini merupakan siswa dan siswi pilihan dari beberapa SMA di kota Medan. Terhitung sudah 10 hari mereka berlatih di tempat ini, dan mereka pun sudah saling mengenal satu dengan yang lain. Meskipun awalnya Sheila tak mengenal satu pun siswa yang berada di sini, namun kini mengobrol dengan mereka sudah menjadi hal yang tidak membuatnya merasa canggung.

"Wah Sheila, suaramu sungguh unik dan bagus. Apalagi pas nada tinggi. Ah, aku insecure dengan suaramu itu" Ucap Nada yang mendapat anggukan dari beberapa temannya.

"Iya loh, aku mikir malah Sheila pasti cocok nyanyi lagu indie. Coba deh Shei. Mau denger nih kita" Sahut Nadia yang membuat suasana dalam kelas menjadi ramai karena teman-temannya yang lain juga menyuruh Sheila untuk bernyanyi. Saat ini jam istirahat, oleh sebab itu mereka bisa bercanda dan mengobrol bebas seperti ini.

"Oke oke tapi jangan diketawain ya kalau jelek" Putus Sheila pada akhirnya. Ia pun menarik nafas, lalu mulai menyanyikan lagu yang menjadi favoritnya saat ini.

Gemar sekali kau lukiskan bintang untukku, Sungguh lihai tanganmu menata kembali hati Yang hampir mati 'kan ku letakkan hangat di tengah dekap kita Jangan biarkan ku pulang Ke rumah yang bukan engkau

 Lagu dari Raisa Anggiani yang berjudul 'Kau rumahku' dinyanyikan Sheila dengan sangat apik. Sorai tepuk tangan terdengar saling bersahutan ketika Sheila usai menyanyikan bagian reff lagu itu.

"Gila gila kan gue bilang apaaa pasti keren!" pekik Nadia girang. Bagaikan setuju dengan ucapan Nadia, temannya yang lain pun juga ikut memberikan pujian pada Sheila. Dan Sheila selalu mengucapkan terimakasih untuk setiap pujian yang ia terima. Tanpa mereka semua sadari, Coach Abimana menyaksikan pertunjukan singkat ini, dan senyum laki-laki itu mengembang sempurna.

****

Sheila tiba dirumahnya ketika pukul 9 malam. Dilihatnya Sang Nenek dan kedua adiknya sedang menunggunya sembari menonton tv diruang tamu di rumah ini. Hanya ada tiker lapuk dan tv usang di ruang yang bisa dibilang tidak terlalu luas ini.

"Kok belum tidur, Nek? " Tanya Sheila basa-basi. Sebenarnya memang selalu seperti ini, jika ia belum pulang maka orang rumah tidak akan ada yang tidur.

"Gimana latihannya? " Tanya neneknya dengan mengusap surai milik cucu pertamanya itu.

"Lancar kok, Nek. Kata temen-temen, suara Shei bangus" adu Sheila pada sang nenek.

"Iyaaaa bener!! Suara kak Shei bagus banget. Pasti nanti kakak jadi artis. Ya kan, Mel?" Ucap Adik pertamanya, Johan. Ia menyenggol lengan si bungsu yang sedang fokus menatap layar televisi.

"Apanya, Bang? " tanya Mela memasang wajah polosnya yang membuat mereka tertawa. Si bontot benar-benar menikmati tontonan upin dan ipin di depannya tanpa mendengar obrolan mereka. Ah, Mela memang cenderung lupa akan hal sekitar jika netranya sedang menonton sesuatu. Padahal sudah remaja, namun selera tontonan mereka benar-benar seperti anak kecil saja.

Setelah mandi, Sheila memasuki kamarnya. Diatas ranjang, sudah ada Mela yang merebahkan diri dengan mata terpejam. Sedangkan disamping Mela, ada Johan yang tidur dengan kasur kecil di lantai. Melihat kedua adiknya membuat hati Sheila kembali nyeri. Perpisahan kedua orangtuanya membuat mereka kehilangan sosok ayah dan ibu secara bersamaan. Ibunya yang memilih untuk bekerja di luar negeri setelah bercerai dengan sang ayah, dan ayahnya yang tidak terdengar lagi kabar beritanya sejak perceraian di hari itu.

Masih ingat jelas bagaimana Sheila yang masih duduk di bangku kelas 3 SD, Johan yang duduk di bangku kelas 1, dan Mela yang masih TK harus menyaksikan pertengkaran demi pertengkaran kedua orangtuanya waktu dulu hingga pada akhirnya ayah dan ibunya memutuskan untuk berpisah. Menitipkan mereka bertiga pada sang nenek. Meskipun setiap bulan sang ibu mengirimkan uang pada mereka, namun itu sebenarnya tidak cukup sama sekali untuk membiayai kebutuhan mereka semua. Nenek hanya berjualan sayur mayur di pasar, tentu saja penghasilannya tidaklah seberapa. Dan karena hal ini, Sheila berinisiatif untuk berjualan gorengan saat istirahat guna membantu perekonomian keluarga.

Tak jauh berbeda dengan Sheila, Johan juga melakukan hal yang sama. Adik laki-laki nya itu tidak malu membuka jasa semir sepatu dan tukang cukur panggilan bagi siapapun yang membutuhkan jasanya. Selain itu, setiap weekend, Johan biasanya menjadi kuli panggul di pasar. Dan si bungsu Mela, gadis yang hobi menulis itu memiliki usaha sampingan sebagai penulis lepas.

Sebenarnya, Sheila sudah sering melarang kedua adiknya untuk bekerja, namun mereka tetap keukeh ingin membantu perekonomian keluarga. Pada akhirnya, Sheila membiarkan mereka melakukan apa yang menjadi keinginannya asal tidak mengganggu sekolah mereka.

****

Sheila dan teman-temannya di paduan suara sudah berbaris rapi di tempat yang disediakan oleh panitia. Meskipun sedikit nervous karena banyaknya siswa dan siswi lain serta penonton dari kalangan umum, namun Sheila yakin bahwa acara hari ini pasti berjalan dengan baik. Upacara peringatan kemerdekaan RI ini dilakukan di lapangan kabupaten setempat, tentunya yang mengikuti kegiatan baris berbaris pun dari berbagai sekolah.

Bernafas lega ketika pada akhirnya mereka semua dapat menyelesaikan tugas mereka dengan baik. Grup paduan suara yang dipimpin oleh coach Abimana mendapatkan banyak pujian dari berbagai pihak. Dan karena suksesnya penampilan mereka, Coach Abimana mentlaktir ke-30 anak didiknya untuk membeli apapun yang mereka inginkan.

Setelah membeli camilan dan minuman, mereka kembali berkumpul di samping gedung KUA yang kebetulan letaknya tak jauh dari tempat upacara. Mereka bercengkrama dan sesekali melemparkan candaan hingga menimbulkan derai tawa.

Sesekali, Sheila mencuri pandang pada Coach nya, tak seorang pun tahu bahwa jauh didalam lubuk hatinya, Ia menyukai Abimana Pramoedya. Coach tampan yang selama ini melatihnya bernyanyi. Ah, satu bulan berinteraksi dengan Abimana membuat rasa itu perlahan timbul dan kian bertambah jika laki-laki itu tersenyum seperti saat ini. Namun Sheila tentu paham, Abimana adalah langit yang hanya untuk sebatas dikagumi, bukan untuk dimiliki.

****

Sesampainya di rumah, Sheila melihat kedua adiknya sedang melakukan panggilan video dengan ibu mereka. Sheila pikir ini adalah waktu yang tepat untuk berbicara kepada ibunya mengenai impiannya yang ingin berkuliah di jurusan seni musik.

"Sehat, Bu? " Tanya Sheila ketika ia mengambil alih handphone yang semula dipegang oleh Johan.

"Ibu Sehat, kamu gimana kabarnya? Udah mau lulus kan? Wah bagus dong bisa langsung kerja!! " Tutur ibunya lugas. Belum jua Sheila menyatakan apa keinginannya namun sang Ibu sudah memberikan titah seperti itu.

"Sheila ingin berkuliah di jurusan seni musik, Bu. Sheila ingin jadi peny-"

"Apa kau waras? Kau punya adik yang harus kau biayai. Sudahlah jangan macm-macam. Lebih baik kau kerja dan tabung uangmu untuk adik-adikmu" Potong sang Ibu cepat. Suarnya terdengar sedikit meninggi membuat Sheila menghembuskan nafas pelan. "Ibu dengar dari adikmu suaramu memang bagus, tapi siapa yang akan membiayai kuliahmu? Sudahlah jangan macam-macam. Kerja saja setelah kau tamat sekolah" Lanjutnya yang kemudian langsung memutuskan panggilan tanpa menunggu Sheila bicara.

****

Sesuai permintaan sang Ibu, Sheila akhirnya memutuskan bekerja setelah lulus SMA. Kini, ia menjadi kasir disebuah rumah makan. Meski awalnya ia sering menangis karena mimpinya untuk berkuliah seni musik tidak bisa terwujud, namun lambat laun Sheila bisa menerima keadaan. Dan atas kebaikan hati Abimana, Sheila juga diperkenalkan untuk datang ke les musik milik lelaki itu. Sheila bisa mencoba permainan alat musik apapun yang tersedia disana dengan gratis.

Sheila tidak melepaskan mimpinya begitu saja, ia terus berlatih vocal ditambah ia juga belajar memainkan gitar dan piano. Sheila paham betul jika keberuntungan adalah kombinasi dari kesiapan dan waktu yang tepat. Dan Sheila yakin, suatu saat nanti akan ada masanya impiannya untuk menjadi seorang penyanyi akan terwujud. Tuhan tak pernah kehabisan cara untuk mengabulkan doa umatNya. Sheila percaya akan hal itu.

****

Sheila memekik tak percaya ketika video menyanyinya menjadi buah bibir di kalangan pengguna TikTok. Video menyanyi Sheila dengan meng-cover lagu "Soal" Milik Mahalini menjadi tranding dan sudah di tonton lebih dari 5 juta orang dalam kurun waktu sehari.

"Sheila, ada undangan dari stasiun Tv. Kamu diundang untuk menyanyi, apakah mau?" Tanya Abimana ketika menghubunginya pagi-pagi.

Tentu saja Sheila tidak melewatkan kesempatan emas ini. Sheila menerima undangan untuk menjadi bintang tamu di salah satu acara stasiun TV swasta. Sejak saat itu, beberapa tawaran menyanyi menghampiri Sheila. Sheila sangat bersyukur karena sekarang namanya sudah cukup terkenal karena aksi panggungnya yang dinilai begitu memukau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun