Waktu yang dihabiskannya di depan mesin itu melewati masa matahari di atas kepala hingga cahaya di langit mulai kemerahan. Segerombolan burung Cabak terbang ke sisi Barat ketika dia melipat potongan kain terakhir yang mampu diselesaikannya.
Rambutnya basah karena keringat. Jangan tanyakan bagaimana bajunya juga tak mampu lagi menyerap air dan garam hasil seksresi kulitnya.
Dia menghitung potongan kain yang selesai dijahit. Bibirnya berhenti bergumam tepat di angka dua belas.
'Alhamdulillah. Hasilnya lumayan,' hatinya mulai berbunga sebab sebuah harapan yang sengaja diam-diam dirapalkannya. Dia melangkahkan kaki menuju ruangan tempat lelaki yang perutnya penuh lemak dengan kumis tebal itu. Kipas dari anyaman bambu selalu bergerak, tak pernah lepas dari tangannya.
"Bos, ini hasil pekerjaan saya hari ini," katanya sambil menyerahkan kertas hasil hitungan pada lelaki itu.
Tangan kanan lelaki yang disebut Bos meraih kertas itu dengan cepat. Tubuh yang penuh lemak itu berdiri dari kursi malasnya, merogoh uang lecek dalam stoples plastik dan mengeluarkannya. Dua lembar uang kertas nominal dua puluh ribu dan pecahan lima ribuan yang sebelah sisinya ditempel lakban transparan berpindah ke tangan gadis itu.
"Bos, ini nggak salah?" Dia memandangi uang lecek di tangannya, lalu berpindah ke wajah Bos.
"Itu udah aku kasih bonus seribu, Jinan! Kalau kerja yang cepet dong, jadi bisa dapet lebih banyak. Udah sana pulang, udah mau magrib. Jangan sampai orang-orang nuduh aku memperbudak buruh sepertimu." Tangannya mengibas di udara. Kipas anyaman bambu di sisi lainnya kembali bergerak. Sama sekali tak menghiraukan wajah mendung gadis di depannya.
Langkah gontai gadis itu menyusuri sepanjang tanah merah berdebu. Air di sudut matanya mengalir tanpa bisa dibendung. Dia bahkan tak menghiraukan tatapan beberapa pasang mata yang terarah padanya. Kepalanya mendongak ke langit, cahaya jingga mulai bergeser terganti oleh hitam.
"Ya Allah. Bantu aku ikhlas. Bantu aku untuk menjadi lebih kuat menjalani takdir dari-Mu. Takdir yang entah akan menjadikanku siapa!"
#MY, 010523