Mohon tunggu...
Mita Yulia H (Mita Yoo)
Mita Yulia H (Mita Yoo) Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Lepas

Penulis fiksi, karya yang telah terbit antara lain KSB, R[a]indu, dan Semerah Cat Tumpah di Kanvasmu Bergabung dalam beberapa komunitas menulis dengan dua puluhan buku antologi cerpen dan puisi Lihat karya lainnya di Wattpad: @mita_yoo Dreame/Opinia/KBM/YouTube: Mita Yoo

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Done

9 Maret 2023   23:41 Diperbarui: 9 Maret 2023   23:58 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di suatu malam, ada seorang gadis yang sedang patah hati. Dia tinggal di pinggiran desa yang jauh dari keramaian. Di sisi kanan dan kiri rumahnya adalah kebun kelapa sawit dan palawija milik warga desa itu.

Dia mencoba membuka pintu rumahnya, tanpa alas kaki gadis itu ke luar rumah. Dia mendongak ke atas, penuh bintang. Pemandangan langit sangat indah saat itu. Dia terkagum-kagum hingga hampir tak bisa berkedip. Dia merasa kesepian di dalam hatinya hilang karena bintang di langit malam menemaninya.

Gadis itu melihat satu bintang yang paling terang di antara yang lain. Sayup-sayup suara merdu menyapa telinganya. Suara yang sebelumnya tidak pernah dia dengar. Suara yang membuat hatinya tenang. Gadis itu merasa bahagia mulai hadir di hatinya. Dia mulai menggerakkan tangannya, berputar dan melangkah dengan gerakan yang pernah dipelajarinya dari seorang guru saat dia masih berusia sepuluh tahun, kelas empat sekolah dasar.

Gadis itu mendengar suara yang membuatnya menari di malam itu. Hingga kesedihannya hilang. Dia bahagia, lalu meminta pada langit untuk selalu memberi bintang setiap malam. Tamat.

"Akhir yang bahagia," sahut suara di seberang telepon.

"Ya. Kamu tidur lagi, ya. Oke?"

"Iya, Sayang. Bye, Sayang."

"Ya. Love you, Honey."

"Mee too."

Sambungan telepon berakhir. Lelaki itu membiarkan layar ponselnya padam dengan sendirinya. Dia membuang napas keras-keras. Lengannya bertumpu di wajah, menutupi kedua matanya. Perlahan air mata turun dari kedua sudut matanya.

"Somebody, please help me."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun