"Je, saya ke sini untuk berdiskusi final concept sebelum launching nanti."
"Padahal aku baru mau ke Dreams," katanya.
"Nggak perlu, saya udah di sini. Kita bahas di mana?" tanya lelaki itu.
"Kita bisa ke ruanganku. Mari, Pak." Gadis itu melangkah di depan lelaki itu.
"Berhenti bicara formal, Je. Bisa 'kan?" kata lelaki itu ketika langkah mereka berhenti di sebuah ruangan.
"Oke, kalau itu mau kamu." Gadis itu mendorong pintu kaca ruangannya, gerakan tangannya mempersilakan lelaki itu untuk duduk.
"Aku nggak bisa lama-lama. Jadi, kita langsung aja," katanya.
Lelaki itu bergeser ke arah komputer layar datar yang menyala. Dia menarik napas pelan, ekor matanya mengamati gadis itu.
"Ini dia." Sebuah video muncul di layar komputer datar. Jeha menatap layar tanpa menoleh. Ketika video berakhir, Jeha menjentikkan jarinya.
"Bagus. Ini keren. Mewakili konsep yang diharapkan. Aku bakalan bawa ini ke Bu Prita untuk acc, Pak Rein. Maksudku Rein."
"Oke, begitu project ini selesai, gimana kalau kita ngopi bareng?" tawar lelaki itu.