Mohon tunggu...
SARI GUSMAWANTI
SARI GUSMAWANTI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Seorang mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meraih Masa Depan: Dampak kebijakan SDGs terhadap PAUD di Indonesia

24 Desember 2024   12:15 Diperbarui: 24 Desember 2024   12:13 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) per Desember 2022, terdapat 40.928 sekolah yang menyelenggarakan pendidikan inklusif di Indonesia, mencakup jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK, baik negeri maupun swasta. Dari jumlah tersebut, sebanyak 135.946 peserta didik berkebutuhan khusus telah terdaftar. Data terbaru hingga September 2023 menunjukkan peningkatan jumlah sekolah inklusif menjadi 44.477, dengan total 146.205 siswa berkebutuhan khusus yang terlayani. Namun, informasi spesifik mengenai jumlah satuan PAUD yang menyelenggarakan pendidikan inklusif belum tersedia secara detail.

Meskipun demikian, pada tahun 2023, Data Pokok Pendidikan (Dapodik) mencatat sekitar 26.657 anak usia dini dengan kebutuhan pembelajaran khusus terdaftar di satuan PAUD. Hal ini menunjukkan bahwa upaya untuk mengintegrasikan pendidikan inklusif di tingkat PAUD terus berkembang, meskipun data spesifik mengenai jumlah satuan PAUD inklusif belum terpublikasi secara luas. Dampak kebijakan ini cukup besar. Selain itu, masyarakat semakin menyadari pentingnya pendidikan anak-anak. Kebijakan ini telah membantu mengurangi perbedaan antara wilayah perkotaan dan pedesaan dalam hal akses dan kualitas layanan PAUD. Namun, masalah seperti kekurangan tenaga pendidik dan fasilitas pendidikan yang memadai masih ada.

Salah satu tantangan utama lainnya adalah ketidaksesuaian sumber daya dan anggaran untuk sektor PAUD. Banyak wilayah terpencil masih memiliki infrastruktur dan fasilitas dasar yang terbatas, yang membuat sulit untuk memberikan layanan pendidikan terbaik. Selain itu, kurangnya pelatihan dan pengembangan pendidik PAUD menghalangi kualitas pembelajaran. Sebaliknya, koordinasi yang baik antara berbagai pemangku kepentingan sering kali menghambat pelaksanaan kebijakan secara menyeluruh.

Namun, di balik tantangan tersebut, ada peluang besar untuk meningkatkan pendidikan PAUD di Indonesia. Untuk memberikan pelatihan kepada guru dan menjangkau daerah terpencil, teknologi pendidikan dapat digunakan. Selain itu, kolaborasi dengan sektor swasta dan lembaga internasional dapat membantu mempercepat pembangunan infrastruktur pendidikan dan mengatasi keterbatasan anggaran. Ketika kesadaran masyarakat semakin meningkat tentang pentingnya PAUD, semakin banyak peluang untuk berpartisipasi secara aktif dalam mendukung program pendidikan di komunitas lokal.

Dalam rangka meraih masa depan yang lebih baik, implementasi kebijakan SDGs memiliki dampak yang signifikan terhadap PAUD di Indonesia. Meskipun terdapat tantangan yang harus dihadapi, seperti disparitas akses pendidikan dan kurangnya dukungan dari orang tua, peluang yang ada dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini. Dengan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, serta pemanfaatan teknologi, diharapkan PAUD di Indonesia dapat berkembang dan memberikan kontribusi yang berarti dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Melalui upaya bersama, kita dapat memastikan bahwa setiap anak di Indonesia memiliki akses ke pendidikan yang berkualitas, yang akan membentuk mereka menjadi generasi yang siap menghadapi tantangan masa depan. Dengan demikian, pendidikan anak usia dini bukan hanya sekadar investasi untuk masa depan individu, tetapi juga investasi untuk masa depan bangsa dan dunia yang lebih baik.

Referensi:

Maximianus agus prayudi (2023). Penerapan kode etik pariwisata pada desa wisata di yogyakarta untuk mencapai sustainable development goals. EDUTOURISM Journal of Tourism Research, 5(01), 16-26. https://doi.org/10.53050/ejtr.v5i01.405

Mayasari, A., Supriani, Y., & Arifudin, O. (2021). Implementasi sistem informasi manajemen akademik berbasis teknologi informasi dalam meningkatkan mutu pelayanan pembelajaran di smk. JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 4(5), 340-345. https://doi.org/10.54371/jiip.v4i5.277

Muharromah, G. L. and Mustofa, .. (2021). Paradigma sdgs dalam manajemen zakat di indonesia. Malia (Terakreditasi), 13(1), 1-16. https://doi.org/10.35891/ml.v13i1.2788

Noven, H. J., Lia Kusumaningrum, & Irfan A.N (2023). Strategi pengelolaan ekowisata berkelanjutan destinasi health ecotourism pemandian air panas bayanan sragen. Jurnal Kehutanan Papuasia, 9(2), 178-189. https://doi.org/10.46703/jurnalpapuasia.vol9.iss2.463

Pamungkas, S. D. P., Fairuza, H. H., Risqiana, R., Rena, R., & Rosmiawati, M. (2023). Penerapan sistem civic virtue sebagai langkah optimalisasi musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) dalam pembentukan produk hukum di desa adat. Interdisciplinary Journal on Law, Social Sciences and Humanities, 4(1), 1. https://doi.org/10.19184/idj.v4i1.39091

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun