Mohon tunggu...
SARI GUSMAWANTI
SARI GUSMAWANTI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Seorang mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meraih Masa Depan: Dampak kebijakan SDGs terhadap PAUD di Indonesia

24 Desember 2024   12:15 Diperbarui: 24 Desember 2024   12:13 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

e. Tantangan dalam Implementasi Kebijakan SDGs

Meskipun kebijakan SDGs memberikan banyak manfaat, masih ada tantangan yang harus dihadapi dalam implementasinya. Pertama, disparitas akses pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan masih menjadi masalah. Banyak daerah terpencil yang masih kekurangan fasilitas PAUD yang memadai, serta kurangnya tenaga pendidik yang berkualitas. Hal ini mengakibatkan ketidakmerataan dalam akses pendidikan anak usia dini di seluruh Indonesia (Firmansyah & Wardhana, 2016). Kedua, kurangnya pemahaman dan dukungan dari orang tua mengenai pentingnya pendidikan anak usia dini juga menjadi tantangan. Meskipun kesadaran masyarakat telah meningkat, masih ada orang tua yang meragukan manfaat PAUD dan lebih memilih untuk tidak mengikutsertakan anak mereka dalam program pendidikan tersebut. Ini menunjukkan perlunya upaya lebih lanjut dalam sosialisasi dan edukasi kepada orang tua tentang pentingnya PAUD (Ja'far, 2021). Ketiga, pengelolaan dan manajemen lembaga PAUD juga menjadi tantangan. Banyak lembaga PAUD yang masih beroperasi dengan manajemen yang kurang baik, yang berdampak pada kualitas pendidikan yang diberikan. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan dalam manajemen sumber daya manusia dan pengelolaan lembaga untuk memastikan bahwa PAUD dapat berfungsi dengan optimal (Wiyani & Setiani, 2022).

f. Peluang yang Dapat Dimanfaatkan

Di tengah tantangan yang ada, terdapat berbagai peluang yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan PAUD di Indonesia. Pertama, teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dapat dimanfaatkan untuk mendukung pembelajaran di PAUD. Dengan adanya akses internet yang semakin luas, lembaga PAUD dapat menggunakan platform digital untuk menyediakan materi pembelajaran yang menarik dan interaktif bagi anak-anak. Ini juga dapat membantu pendidik dalam mengembangkan metode pengajaran yang lebih inovatif (Selawati, 2022). Kedua, kolaborasi antara sektor publik dan swasta dalam pengembangan PAUD dapat menjadi peluang yang signifikan. Melalui kemitraan ini, sumber daya dan keahlian dari berbagai pihak dapat digabungkan untuk menciptakan program-program yang lebih efektif dalam meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini. Misalnya, perusahaan dapat berkontribusi dalam bentuk dana, pelatihan, atau penyediaan fasilitas pendidikan (Rahman & Nuryana, 2019). Ketiga, peningkatan kesadaran akan pentingnya pendidikan karakter dalam PAUD juga menjadi peluang yang baik. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam kurikulum PAUD, anak-anak tidak hanya diajarkan keterampilan akademik, tetapi juga diajarkan untuk menjadi individu yang memiliki integritas, empati, dan tanggung jawab. Ini sejalan dengan tujuan SDGs untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik dan berkelanjutan.

g. Penerapan SDGs dalam Pendidikan di Indonesia

Salah satu tujuan utama dari SDGs adalah memastikan pendidikan yang inklusif dan berkualitas. Di Indonesia, pemerintah telah meluncurkan berbagai program untuk meningkatkan akses pendidikan, terutama bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu dan di daerah terpencil. Misalnya, program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang memberikan dana untuk sekolah-sekolah di daerah terpencil, sehingga mereka dapat menyediakan fasilitas pendidikan yang lebih baik dan terjangkau bagi semua anak (Safitri et al., 2022). Selain itu, pemerintah juga berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui pelatihan bagi guru. Program pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru dalam mengajar, sehingga mereka dapat memberikan pendidikan yang lebih baik kepada siswa. Penelitian menunjukkan bahwa guru yang terlatih dengan baik dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih efektif dan menyenangkan bagi anak-anak (Siahaan, 2023).

h. Pendidikan Karakter dan SDGs

Pendidikan karakter menjadi salah satu fokus dalam penerapan SDGs di Indonesia. Dalam konteks ini, pendidikan tidak hanya berfokus pada aspek akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter siswa. Program-program yang mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam kurikulum pendidikan telah diluncurkan di berbagai sekolah. Misalnya, penerapan konsep Tri N (Niteni, Niroakke, Nambahi) dalam pendidikan anak usia dini bertujuan untuk meningkatkan pendidikan karakter anak (Putri, 2021). Melalui pendekatan ini, anak-anak diajarkan untuk mengembangkan sikap saling menghormati, bekerja sama, dan bertanggung jawab. Pendidikan karakter yang baik dapat membantu anak-anak tumbuh menjadi individu yang memiliki integritas dan empati, yang sejalan dengan tujuan SDGs untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik dan berkelanjutan (Siahaan, 2023).

i. Peran Zakat dalam Mewujudkan SDGs

Zakat, infak, dan sedekah juga memiliki peran penting dalam mendukung pencapaian SDGs di Indonesia. Penelitian menunjukkan bahwa zakat dapat digunakan sebagai instrumen untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan mendistribusikan kekayaan dari mereka yang mampu kepada mereka yang membutuhkan, zakat dapat membantu menciptakan kesejahteraan yang lebih merata (Utama, 2021). Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) di Indonesia telah berupaya untuk mengelola zakat dengan lebih efektif, sehingga dapat memberikan dampak yang lebih besar dalam mencapai tujuan SDGs. Melalui program-program yang berfokus pada pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi, zakat dapat berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (Muharromah & Mustofa, 2021).

Penerapan kebijakan SDGs dalam sektor PAUD di Indonesia telah meningkatkan aksesibilitas pendidikan bagi anak usia dini. Untuk memenuhi target SDGs, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi bekerja sama dengan lembaga non-pemerintah untuk memperluas cakupan program PAUD. Program seperti Pendidikan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD-HI) adalah salah satu contohnya. Pendekatan ini tidak hanya berkonsentrasi pada pendidikan, tetapi juga kesehatan, nutrisi, dan perlindungan anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun