Mohon tunggu...
Erni Lubis
Erni Lubis Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan pembelar

Mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Memahami Sosioemosi Anak Sekolah Dasar terhadap Kawan Sebayanya

11 Oktober 2020   19:30 Diperbarui: 14 Oktober 2020   19:23 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Charamelody, 140:365 Left Out at https://www.flickr.com/photos/charamelody/4757913318 Flickr Creative Commons License 2.0

Penghargaan diri berkaitan dengan self efficacy (rasa percaya diri). Anak jika memiliki self efficacy tinggi maka mereka merasa bahwa dirinya bisa dan akan tidak sabar untuk segera menyelesaikan tugas-tugas belajar. Sedangkan anak yang memiliki self efficacy rendah akan mengatakan bahwa dirinya tidak tahu dan tidak bisa. 

Anak yang sering melakukan hal yang demikian akan menghindari berbagai tugas belajar, khususnya tugas-tugas yang menantang. Maka, anak yang memiliki self efficacy rendah membutuhkan bimbingan khusus dalam belajar. Karena bisa jadi anak-anak yang demikian memiliki gangguan belajar seperti kesulitan dalam mengeja, atau kesulitan dalam menulis, atau kesulitan dalam memahami instruksi tugas, atau kesulitan-kesulitan lainnya.

Hal lain yang penting yang harus dikembangkan pada diri anak adalah regulasi diri, yaitu kemampuan mengelola perilaku, emosi, dan pikirannya. Anak yang memiliki regulasi diri yang tinggi akan memiliki kompetensi sosial dan akademis yang lebih baik dibanding anak yang memiliki regulasi diri rendah. Karena mereka mampu memahami dirinya sendiri dan mampu memahami orang lain.

Orangtua dan guru perlu memahami sosioemosi yang harus dikembangkan pada anak sekolah dasar tersebut agar anak mampu bersikap prososial, bukan antisosial terhadap teman sebayanya dan orang lain. Sosioemosi yang harus dikembangkan yaitu memahami diri sendiri, memahami orang lain, penghargaan diri, self efficacy, dan regulasi diri.

Hubungan Anak dengan Kawan Sebayanya

Para ahli perkembangan membedakan lima status  kawan sebaya, yaitu:

1) Anak-anak yang popular (popular children). Anak-anak yang dianggap popular biasanya sangat diinginkan oleh kawan sebayanya untuk dijadikan teman dan sahabat karena dianggap memiliki kelebihan seperti karena cantik, pandai bergaul, pintar, pemberani, dan lain-lain. 

2) Anak yang rata-rata (average children) yaitu anak yang dianggap biasa oleh kawan sebayanya (tidak popular, tidak diabaikan, tidak ditolak, dan tidak dianggap kontroversial). 

3) Anak yang diabaikan (neglected children) yaitu anak yang jarang dipilih untuk dijadikan sahabat atau teman dekat, tapi bukan karena dia tidak disukai oleh kawan sebayanya, bisa jadi karena ia pemalu atau pendiam. 

4) Anak yang ditolak (rejected children) yaitu anak yang jarang dipilih sebagai sahabat oleh kawan sebayanya dan sering tidak disukai karena sesuatu hal, seperti karena bau, dianggap nakal, jorok, tidak menarik, tidak nyambung, terlihat aneh, dan sebab hal-hal negatif lainnya. 

5) Anak yang kontroversial (controversial children) yaitu anak yang dianggap membawa dampak negatif oleh kawan sebayanya sehingga ada yang menjauhi namun ada juga yang mendekati karena dinilai berani dan keren. Contohnya karena anak tersebut sudah berani merokok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun