Mohon tunggu...
Erni Lubis
Erni Lubis Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan pembelar

Mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jennifer Jill dan Barbie Kumalasari: "Suami Kayak Anak Kecil" dan Membangun Komunikasi yang Baik

28 Februari 2020   15:17 Diperbarui: 28 Februari 2020   15:15 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Biduk rumah tangga Jennifer Jill (pebisnis/ 49 tahun) dengan Ajun Perwira (aktor/32 tahun) tengah diambang kehancuran. Pasangan yang menikah belum genap 1 tahun itu dikabarkan berantem. Pasalnya, Jennifer beberapa hari yang lalu mengunggah instastory dimana dirinya marah-marah dan membuang pakaian termasuk celana dalam Ajun ke kolam renang. Dalam instastorynya, Jennifer Jill menganggap bahwa Ajun masih anak kecil. Entah apa yang menyebabkan keduanya bertengkar. Hingga saat ini media mengabarkan bahwa Jennifer masuk rumah sakit lantaran capek berantem, capek hati, capek pikiran, capek mulut, dan segalanya. (Sumber)

Instastory Jennifer Jill. Sumber: media.matamata.com.
Instastory Jennifer Jill. Sumber: media.matamata.com.

Tidak hanya Jennifer Jill dan Ajun Perwira, pasangan selebritis Barbie Kumalasari dan Galih Ginanjar yang telah 4 tahun menikah juga dikabarkan diambang kehancuran. Galih yang saat ini sedang menghadapi persidangan akibat kasus ikan asin pun tak ingin terlalu terbuka dengan kabar tersebut. Sedang, Barbie mengatakan kepada media bahwa ia sudah tidak mencintai Galih lagi. Beberapa hari yang lalu Barbie pun mengatakan bahwa Galih seperti anak kecil.

Menganggap suami seperti anak kecil pun menjadi alasan kedua pasangan public figur tersebut untuk bertengkar, bahkan tanpa ada keinginan untuk menyelesaikan permasalahan yang sebenarnya terjadi. Jennifer lebih memilih menyelesaikan masalahnya dengan mengumbar problematika rumah tangganya di media sosial. Tak berbeda jauh dengan Jennifer, Barbie pun memilih terbuka kepada wartawan tentang perasaannya yang sudah tidak seperti dulu kepada suaminya.

Apakah sikap Jennifer dan Barbie bisa disebut sebagai sikap yang dewasa karena mereka menganggap suaminya seperti anak kecil? Menurut saya Jennifer dan Barbie pun sama, seperti anak kecil. Mereka tidak mau menyelesaikan baik-baik masalah yang terjadi, tidak ada komunikasi yang baik dengan pasangan, dan malah mengumbarnya melalui media.

Tidak harmonisnya rumah tangga yang dibangun terkadang disebabkan bukan karena masalah besar, tetapi hanya perkara sepele seperti pasangan yang terlalu cemburu, tidak ada yang ingin mengalah, mengedepankan ego masing-masing, tidak peka, tidak peduli, tidak ada keterbukaan, dan lain-lain. Pada intinya terkadang problematika itu sebenarnya bisa diselesaikan melalui jalan komunikasi yang baik, tetapi karena gengsi, tidak ada yang mau memulai untuk komunikasi baik-baik.

Komunikasi yang baik

parenting.orami.co.id
parenting.orami.co.id

Tidak semua komunikasi yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah pada akhirnya akan menjadi solusi yang baik, malah ada yang tadinya baik-baik saja tapi setelah berkomunikasi malah terjadi keributan karena saling adu mulut, tanpa ada yang mau mendengarkan.

Seperti misal kebiasaan mengoreksi pembicaraan pasangan. Contoh, ayah ingin bercerita kepada anak-anaknya bagaimana pertemuan mereka dengan ibu dulu,

"Dulu ayah bertemu ibu itu di Solo Square. Saat itu...." belum selesai ayah berbicara tiba-tiba ibu memotong.

"Bukan di Solo Square yah, di Transmart."

Ayah tak mau kalah, "Di Solo Square ya, transmart waktu itu belum ada."

Ibu pun tak mau kalah, "Transmart dulu sudah ada yah. Ayah aja yang pelupa."

Ayah pun ngotot, "Eh, ayah itu bukan pelupa ya. Ayah ingat betul di Solo Square."

Ibu, "Ya udah lah terserah ayah, dibenerin malah ngeyel."

Ayah, "ibu yang ngeyel."

"Ayah."

"Ibu."

Ayah."

"Ibu."

Akhirnya tak ada yang mau mengalah dan kondisi pun jadi tidak nyaman. Anak pun ikutan pusing dengan kedua orangtuanya yang tidak mau ngalah. Padahal bukan perkara tempat yang menjadi tema pembahasan saat itu, tetapi nostalgia bertemu ibu yang ingin ayah ceritakan.

Maka dalam berkomunikasi, terutama dengan pasangan dibutuhkan seni dan keterampilan. Berkomunikasi itu tidak hanya yang penting ngomong, tetapi harus ada seninya, butuh keterampilan. Pasangan suami-istri harus tahu seni membangun komunikasi, dan harus bisa untuk membiasakan diri berkomunikasi secara nyaman dengan pasangan.

Berikut teknik membangun seni dan keterampilan berkomunikasi dengan pasangan yang bisa dicoba oleh pasangan suami-istri:

1) Kenalilah karakteristik pasangan anda

Ketika sudah menjadi pasangan suami-istri, maka mereka harus belajar untuk saling memahami dan mengerti satu sama lain.

Kenalilah karakter pasangan anda. Cintailah kelebihannya, dan sempurnakanlah kekurangannya. Ketika seorang suami mengetahui bahwa istrinya sangat cerewet dan mudah cemburuan, cobalah untuk bersikap romantis, mesra, dan ucapkan kata-kata manis. Karena sejatinya itu sebenarnya yang dibutuhkan oleh istri.

Demikian pula jika istri mengetahui bahwa suaminya tidak peka, maka perjelaslah, jangan menyuruh suami untuk menebak-nebak. Apa yang kamu inginkan dari suami, katakan. Selesaikan permasalahan saat itu juga, jangan berlarut-larut hanya agar suami lebih peka.

2) Pahamilah bahasa cinta pasangan

Setiap orang memiliki bahasa cintanya sendiri-sendiri. Maka ada teori lima bahasa cinta. Lima bahasa cinta diantaranya yaitu sentuhan fisik, kata-kata pendukung, waktu berkualitas, pemberian hadiah, dan layanan.

Pertama sentuhan fisik. Terkadang ada pasangan yang tidak ingin mendengar ucapan banyak-banyak, tidak ingin berbicara lama-lama, mereka hanya menginginkan sebuah pelukan, ciuman, tatapan, dan ekspresi sayang lainnya. Maka jika istri/suami sedang ada masalah yang tidak ingin ia katakan, jangan dipaksa untuk mengatakannya, cukup peluk, katakan "semua baik-baik saja". Kuatkan.

Kedua kata-kata pendukung. Ada pula pasangan yang lebih menyukai jika ia diberi perhatian, pujian, dan penekanan kasih sayang seperti aku rindu kamu, aku cinta kamu, aku ingin selamanya hidup dengan kamu, dan lain-lain. Maka jika istri bertanya apakah baju yang ia kenakan bagus, katakan, "bagus sekali bahkan kamu semakin hari semakin cantik." Meski itu selalu ia tanyakan berulangkali, tetap jangan bosan mengatakan bahwa anda semakin mencintai pasangan anda setiap hari.

Ketiga waktu berkualitas. Ada pula pasangan yang tidak membutuhkan apapun di dunia ini kecuali "kamu selalu ada disamping aku." Maka jika demikian, sesibuk apapun anda, luangkan waktu untuk pasangan, mungkin sekedar makan berdua, menonton tv berdua, duduk di teras berdua sambil menikmati indahnya malam bertabur bintang, dan kegiatan lainnya berdua. Setidaknya dengan demikian momen-momen mesra akan selalu ada dan terkenang selamanya.

Keempat, pemberian hadiah. Ada pula pasangan yang lebih suka untuk diberi hadiah seperti misal ketika suami pulang, istri suka dibawakan oleh-oleh. Maka lakukan itu. Atau misal memberi kejutan di hari ulang tahun pasangan. Tentu pasangan anda akan bahagia.

Kelima, layanan. Ada pula pasangan yang membutuhkan layanan seperti ketika suami pulang kerja maka di rumah harus sudah ada makanan dan minuman. Jika tidak ada makanan dan minuman suami akan marah. Maka istri harus sadar bahwa bahasa cinta suami adalah layanan.

Dari lima bahasa cinta itu, maka pahamilah bahasa cinta yang mana yang dominan dimiliki pasangan anda. Jika pasangan sudah sama-sama memahami bahasa cinta masing-masing dan terbiasa mempraktikkan bahasa cinta tersebut, maka akan meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan dalam berumah tangga.

3) Perbaharuilah cinta anda setiap hari

Setiap hari, setiap bangun tidur, setiap pulang kerja, cobalah untuk selalu memperbaharui cinta anda kepada pasangan. Ketika anda telah memilih dia sebagai pasangan, maka niatkan diri anda bahwa anda akan setiap hari jatuh cinta pada pasangan anda. Selalulah menjadi sahabat yang ada bagi dirinya baik saat bahagia maupun sedih. Terus upgrade perasaan anda setiap hari, setiap saat, jangan sampai bosan.

4) Pahamilah bahwa pasangan anda bukan anda

Pahamilah bahwa setiap orang memiliki karakter masing-masing. Anda tidak bisa memaksa pasangan anda untuk seperti yang anda inginkan. Juga demikian dengan pasangan anda. Maka terimalah dia apa adanya, terima, hargai, dan cintai kekurangan dan kelebihannya. Jangan pernah merasa paling pintar, malah lebih baik jika ada permasalahan mengalahlah demi rumah tangga tetap awet.

5) Bahagiakan pasangan anda maka anda akan bahagia

Cinta itu berkorban. Maka berkorbanlah agar pasangan anda bahagia. Jangan mengejar kebahagiaan anda sendiri, tapi berjuanglah untuk membahagiakan pasangan anda. Karena jika pasangan anda bahagia, anda pun pasti juga bahagia.

Sumber bacaan:

Cahyadi Takariawan, "Anda Suka Mengoreksi Pembicaraan Pasangan?", Majalah Hadila Edisi 144 Juni 2019

Layla TM, "Bahasa Cinta Anak Anda", Majalah Ar-Risalah, Edisi 159 September 2014

Ali bin Nasyif asy-Syuhud dan Muhammad Nabil Kadzim, buku berjudul Cintai Aku Meski Ku Tak Sempurna

Artikel terkait:

Perselingkuhan, Poligami, Perceraian, Perselingkuhan: Siapa yang Salah?

Mari Wujudkan Wonderful Family

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun