Mohon tunggu...
Erni Lubis
Erni Lubis Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan pembelar

Mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Merdeka Belajar, Bagaimana Jika Sistem Pendidikan Diubah?

11 Januari 2020   03:11 Diperbarui: 11 Januari 2020   16:07 1346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diannita Ayu Kurniasih, Guru SDN 2 Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah telah mempraktekan Merdeka Belajar lewat Pembelajaran Siswa Aktif Mikir (Mengalami, Interaksi, Komunikasi dan Refleksi) kepada pada siswa SD yang diampunya.(DOK. TANOTO FOUNDATION)

Teman saya berkonsultasi pada saya tentang judul tesisnya. Ia mengatakan ingin meneliti Pondok Baitul A***m, tetapi bingung isu apa yang akan diangkat. 

Lalu saya menyarankan untuk mengambil isu tentang sistem pendidikan di Baitul A***m seperti metode pembelajaran, materi pembelajaran, dan evaluasi pembelajarannya yang tidak berpengaruh banyak terhadap mahasiswa. 

Menurut saya tidak ada perbedaan apa-apa terhadap mahasiswa setelah mereka melaksakan mondok di Baitul A***m selama 4 hari itu. 

Di tempat itu siswa mempelajari fiqih, akhlak dan akidah selama 4 hari. Di samping itu juga terdapat curriculum hidden yaitu tepat waktu melaksanakan salat lima waktu dan salat tahajjud setiap malam selama 4 hari. 

Sistem pembelajaran yang diterapkan untuk mempelajari fiqih, akhlak, dan akidah yaitu fasilitator membuat gambar roadmap dan menjelaskan sebentar. Lalu bagi mahasiswa diminta aktif bertanya tentang materi itu. 

Bagi yang bertanya akan mendapatkan nilai A. Evaluasi yang diterapkan dilakukan di akhir kegiatan mondok tersebut. Yaitu siswa mengerjakan soal berupa uraian.

Apa pengaruhnya terhadap mahasiswa untuk ke depannya setelah 4 hari mondok itu? 

Bagi saya tidak ada. Mahasiswa akan lupa dengan materi yang dipelajari dan ia pun kembali ke kebiasaannya semula, yang sudah terbiasa salat tepat waktu dan salat tahajjud, tetap akan melaksanakan salat. Tapi bagi yang tidak bisa, mungkin kadang salat kadang tidak. Jadi tidak berpengaruh besar bagi mahasiswa tersebut, kecuali mendapatkan nilai.

Saya menyarankan kepada teman saya untuk melakukan riset terkait hal itu untuk tesis dia, bahwa tenyata mondok di Baitul A***m selama 4 hari itu tidak ada pengaruhnya bagi mahasiswa. 

Jadi lebih baik sistem pembelajaran yang seperti itu diganti, baik dari materinya, metodenya, maupun evaluasinya. Bisa diganti dengan hafalan ayat-ayat al Qur'an (tahfidz) atau perbaikan bacaan al Qur'an (tahsin) yang tidak hanya berhenti setelah mereka selesai mondok selama 4 hari, tapi bisa dirutinkan melalui kegiatan mentoring yang memang sudah terlaksana di hari Sabtu dari pukul 07.00-08.40.

Tapi apa jawaban teman saya itu? "Benar juga sih. Tapi gak berani saya, nanti malah menghancurkan diri saya sendiri di demo sama direktur pondok. Apalagi fasilitatornya juga banyak yang tidak punya hafalan al Qur'an dan tahsinnya juga masih buruk."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun