Kejadian lain, masih ketika saya mengantar ibu saya yang sakit dan mencari rujukan ke puskesmas itu, ketika saya mau minta tanda tangan rujukan, dokternya itu tahu-tahu marah-marah sendiri karena bawahannya salah menulis namanya, harusnya dokter bagian lanjut usia, tapi bawahannya itu malah menulis dokter bagian umum.
Dokter itu mendiamkan saya dan ibu saya lama sekali sambil melayani pasien lain, lalu tiba-tiba dia baru bilang menyuruh kami ke bagian dokter umum. Tanpa menanyakan sakit apa ibu saya. Waktu itu saya tak habis pikir ada dokter semacam itu, saya kira semua dokter itu ramah.
Beruntungnya dokter bagian umum itu ramah, bahkan menanyakan sakit apa ibu saya, lalu memeriksanya dulu, dan membersihkan darah yang mengalir di punggung ibu saya. Setelah itu baru mempersilahkan saya dan ibu saya untuk langsung berangkat ke rumah sakit yang menjadi tujuan kami.
Setelah saya pikir, kejadian dokter marah-marah tadi, sepertinya itu juga kesalahan satpam puskesmas itu, satpam itu tadinya tidak menanyakan ibu saya sakit apa, tau-tau dikasih nomer antrian pendaftaran bagian lansia.
Membingungkan dan tidak ramah, itulah yang saya simpulkan pada pelayanan puskesmas yang saya kunjungi hari itu.
Kasus lain yang saya alami, ketika saya selesai operasi di rumah sakit tempat saya dirujuk, saya harus kontrol pertama, setelah kontrol pertama saya diminta untuk kontrol kedua dengan hari yang telah ditentukan oleh dokter.
Lalu perawat meminta saya untuk ke loket 4, mendapatkan kertas rujukan balik untuk puskesmas.
Perawat maupun petugas bagian loket 4 itu tidak menjelaskan lebih lanjut, tentu saja saya bingung, dan ketika saya bertanya mereka pun tidak menjawab dengan jelas. Ah, atau memang saya yang tidak mudah untuk paham, entahlah.Â
Lalu ketika saya ke puskesmas, dan bertanya ke bagian administrasi dan pendaftaran di puskesmas terkait surat dari rumah sakit itu, mereka pun juga tampak bingung, lalu menyuruh saya untuk memberikannya kalau sudah selesai urusan saya dengan rumah sakit tempat saya di rujuk.Â
Alhasil akhirnya saya tidak jadi kontrol kedua karena petugas administrasi loket 4 di rumah sakit dimana saya dirujuk tadi, malah seperti sebal dengan saya karena saya tidak memberikan surat itu ke puskesmas, dan dia baru menjelaskan kalau saya berikan surat itu ke dokter yang merujuk saya.
Maka dokter tersebut akan mendaftarkan saya untuk kontrol ke dua itu. Ah, betapa ribet dan tampak bodoh saya waktu itu gara-gara tidak paham maksud petugas itu.