Dalam QS An Najm tersebut Allah telah memberikan hubungan lawan kata yang tepat, bahwa lawan kata tertawa adalah menangis, maka jika orang tersebut tidak tertawa, maka dia menangis. Lawan kata orang mati adalah hidup. Jika ia tidak mati, maka ia hidup. Lawan kata laki-laki adalah perempuan. Jika ia bukan laki-laki, maka ia perempuan. Lawan kata kekayaan adalah kecukupan. Maka jika ia tidak kaya berarti cukup.
Maka bagi Allah sendiri tidak ada kata miskin. Jika kita tidak diberi harta kekayaan yang melimpah, berarti Allah telah memberi kecukupan bagi kita. Cukup bukan berarti miskin, cukup menurut takaran adalah adil, sesuai dengan porsinya, sesuai dengan timbangannya, sesuai dengan ukurannya.
Maka jika ada orang yang menjelek-jelekkan orang lain miskin, atau ada orang yang merasa dirinya miskin, atau ada orang yang ingin dimiskinkan, aneh sekali pola berfikir orang ini. Bagaimana bisa disebut miskin jika sebenarnya bagi Allah kata miskin itu sendiri tidak ada. Kalau kita merasa tidak kaya, ya berarti kita ini cukup, bukan miskin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H