Pancasila harus benar-benar menjadi idenitas prilaku warga negara Indonesia, sehingga bangsa mana pun akan mudah mengenali warga negara Indonesia dari perilakunya yang Pancasila. Pancasila bukan lagi sekedar pengetahan, tapi menjadi cara hidup warga negara Indonesia.
Pahlawan yang tak hafal Pancasila
Mari berandai-andai lewat ilustrasi ini. Ada seorang yang punya keterbatasan pengetahuan, ia tak mengenyam pendidikan. Ia tak pernah disuruh menghafal Pancasila, yang ia tahu bahwa ada Pancasila, walau tak dapat menyebutkannya.
Ia hanya mengenal bahwa dalam Pancasila ada Ketuhanan, Perikemanusiaan, Persatuan, Prinsip keutamaan rakyat dan Prinsip keadilan sosial. Ia tak pernah tahu dari mana datangnya kelimanya.Â
Ia hanya tahu bahwa kelimanya ada dan ia memegangnya dalam pikirannya dan menerapkannya dalam perilakunya. Tekun beribadah, suka menolong sesamanya, menjaga hubungan baik dengan siapa saja, menghormati para pemimpinnya, serta tidak mengambil apa yang bukan haknya.
Ada seorang lagi, ia berpendidikan, memangku jabatan penting dalam pemerintahan. Ia hafal Pancasila, tahu kelima silanya. Ia beragama, namun sekedar saja, kurang tergerak untuk membantu sesama, tak peduli pada orang lain, ia semena-mena pada rakyat kecil dan ia mengambil yang bukan haknya.
Siapakah yang berjiwa Pancasila dari keduanya? Yang tidak mengerti Pancasila namun menerapkannya atau yang hafal Pancasila, tau sejarahnya namun enggan melakukannya?Â
Tentu kita lebih memilih yang menerapkannya walau tak bisa menyebutkannya. Sebab di tahap ini kita semua bisa menerima, bahwa Pancasila bukan sekedar ingatan, ini perkara perbuatan.
Untuk menjadi pahlawan kita tak butuh yang hafal Pancasila, tapi kita butuh yang dapat menerapkan Pancasila. Dengan menerapkannya kita akan mengingat bahwa seluruh aspek hidup kita dilandasi semangat Pancasila.
Pancasila Sebagai Way of Life
Mengapa sulit bagi kita untuk menerapkan Pancasila? Kebiasaan kita menjadikan Pancasila sebagai kognitif, hanya pengetahuan belaka. Kita telah belajar Pancasila dari tingkat paling rendah pendidikan kita, pendidikan dasar. Jika kita hitung dari SD hingga tamat SMA, maka kita telah mempelajari Pancasila selama minimal 12 tahun.