Mohon tunggu...
Sari Azis
Sari Azis Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis. Alumnus Fisip Universitas Mulawarman Samarinda. LPTB Susan Budihardjo Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pagar Makan Tanaman

17 November 2021   10:55 Diperbarui: 17 November 2021   15:40 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Lula terdiam.

"Kau menuduh aku pencuri? Aku tidak butuh cara itu untuk mendapatkan sesuatu."

"Mengambil sesuatu yang bukan hakmu apa bukan mencuri namanya? Duran itu kan, suami orang, Ris"

Lula ingin tertawa terbahak-bahak melihat kenaifan sahabatnya. 

Dua tahun lalu saat reuni fakultas, di situlah Duran dan Aristi bertemu kembali. Dejavu. Semasa kuliah Duran tergila-gila pada Aristi. Tapi sayang Aristis lebih memilih Lugos teman sekampus mereka yang pendiam ketimbang Duran yang pengurus BEM. 

Tapi butuh waktu lama untuk dekat. Begitu Duran tahu Lugos sudah meninggal akibat kecelakaan, ia langsung mendekati Aristi. 

Curhat soal rumah tangga hingga membuat Aristi simpati. Duran jadi sering membandingkan isterinya dengan pacarnya. 

Seperti bumi dan langit hingga ia menunggu saat yang tepat untuk mendepak Jiya. Ia tahu isterinya selalu panas pada para tetangga. Ada yang beli ponsel baru, Jiya akan merengek minta ganti ponsel. 

Ada yang renovasi rumah Jiya pun minta rumah direnovasi. Ada yang beli mobil baru Jiya pun ganti mobil. Duran muak dengan semua itu. Jiya tak pernah puas dengan yang mereka punya. Selalu ingin lebih. Berbeda dengan Aristi yang cantik, seksi, dan mandiri. Arsiti tak pernah hidup glamor walau ia kaya. Duran terpesona. Ia harus mengganti Jiya dengan Aristi. Titik!!!!

"Kau ini seperti pagar makan tanaman, Ris. Ketika dia curhat bukannya membuat dia memperbaiki rumah tangganya malah kau hancurkan. Bukannya menasehati kau malah mengompori. Ini hasilnya. Kau harus berjiwa besar. Sadar."

Aristi marah. tak terima dikatakan sebagai pagar makan tanaman. Baginya jika rumah tangga sudah kacau balau untuk apa dipertahankan lebih baik ditinggalkan. Semua orang berhak bahagia Itu nasehatnya dahulu pada Duran. dan sekarang??????

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun