Mohon tunggu...
Sari Aryanto
Sari Aryanto Mohon Tunggu... Editor - fiksi diksi kopi, tiga hal yang membuatku lebih hidup

Perempuan biasa yang punya mimpi luar biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aruna dan Barsha [Kisah Satu Malam]

14 Desember 2017   16:05 Diperbarui: 14 Desember 2017   16:34 2964
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dan keheningan menyelimuti mereka, hanya nafas yang terdengar, tanpa ada kata-kata. Keduanya saling bertatapan, siapa yang memulai, sejak kapan, mereka bersatu dalam rengkuhan hangat.  Bibir mereka saling mencari, saling mengunci. Tubuh keduanya berpaut seperti tak mau dipisahkan.

Satu persatu pakaian mereka luruh di lantai, bisikan-bisikan mesra terdengar menggema mengalahkan degup jantung yang berkejaran dengan nafsu. Begitu liar, tanpa terkendali. Saling merenggut, melenguh dan berakhir dengan teriakan tertahan di ujung malam.

***

"Maaf ..." suara Aruna memecah keheningan.

"Bukankah sudah kubilang, tak ada yang perlu dimaafkan? Kita sama-sama menginginkan."

Aruna memandang Barsha tanpa berkedip, rasa bersalah yang mengendap mengalahkan ketertarikannya pada Barsha. Ya, pemuda itu kagum pada perempuan bertubuh sekal itu sejak pertama mereka menjalin pertemanan di facebook. Kecerdasan, kelugasan dan keberanian Barsha berpendapat membuatnya jatuh cinta, meski mereka belum pernah bertatap muka, meski Aruna tidak pernah mengungkapkannya.

"Aneh ya?" bisik Barsha lirih, " lalu bagaimana selanjutnya kita? kau pasti menganggapku rendah, ya kan?"

"Percaya atau tidak, aku mencintaimu jauh sebelum kita bertemu."

"Kau akan menjauhiku? kita pasti akan canggung nanti dalam diskusi. Bukankah kita tidak punya keintiman virtual selama ini, tapi yang kita lakukan barusan?"

"Aku pastikan itu tidak terjadi, Sha. Bolehkan aku memanggil nama saja?" sahut Aruna.

Barsha menggenggam tangan Aruna dari balik selimut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun