Sesosok tubuh kurus tinggi dengan rambut basah dan menyebarkan harum salah satu merk sampo, berdiri membelakanginya.
"Aruna?"Â
"Ya!" jawab pemuda itu, senyum mengembang dari bibir yang menghitam.
"It's surpraise! ayo masuk!" Barsha menarik tangan Aruna.
"Aku bawakan ini untukmu!" kata Aruna seraya mengacungkan plastik yang sedikit berminyak.
"Martabak? kebetulan aku lapar, tapi aku belum sempat mandi nih! nggak papa kan kamu nunggu sebentar?"
"Sesukamu ...."
Barsha mengambil handuk bersih di lemari, tak lama kemudian dari dalam kamar mandi terdengar suara shower yang diputar kencang. Aruna mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan, tak ada tempat duduk selain ranjang. Pemuda itu melangkah menuju jendela, memandang kota dari ketinggian lebih dari seratus meter, lampu-lampu yang menyala membuat suasana malam begitu mempesona.
"Hai, lihat apa?"
Harum sabun mandi berpadu deodorant tercium di hidung Aruna. Ada rasa yang berbeda timbul dalam dada Aruna, entah apa? yang jelas rasa hangat menjalari tubuhnya.
" Heh!! melamun lho ..." sergah Barsha.