Mohon tunggu...
Sari Aryanto
Sari Aryanto Mohon Tunggu... Editor - fiksi diksi kopi, tiga hal yang membuatku lebih hidup

Perempuan biasa yang punya mimpi luar biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tak Perlu Kau Kawini Hayati, Bang!

23 Agustus 2017   14:34 Diperbarui: 27 Agustus 2017   10:50 695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandangan perempuan tua mengikuti langkah Hayati sebelum dia menemui Zainudin.

 "Pulanglah, Nak! Hayati sudah memutuskan yang terbaik untuk masa depannya. Dan Emak nggak menghalangi keinginannya!" kata Emak dengan lirih. Dia tak bisa menyembunyikan kesedihan, suaranya bergetar dan matanya berkaca-kaca.

***

"Maafkan Emak ya Ti! Karena Emak terus mendesakmu untuk menikah hampir saja kamu terjerumus!" keluh perempuan tua itu sedih.

Hayati tersenyum pahit, "Sudahlah Mak, semua sudah terjadi. Sekarang Hayati mau fokus besarin anak-anak saja Mak. Tanpa suamipun aku masih mampu menafkahi keluarga kita. Ya kan Mak!"

Mereka berpandangan, lama sekali, sesaat kemudian kedua perempuan ibu dan anak itu tertawa terbahak-bahak, menertawakan nasib yang masih nyaman menyertai hidup mereka. Entah sampai kapan?

#poeds 220817

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun