Mohon tunggu...
sari rachmah
sari rachmah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Comunity writer di IDN , kaskuser, medium, kompasiana, blogger

nature enthusiast, book lover

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Sharenting, Berpikir Dua Kali Sebelum Memposting Itu Penting

31 Januari 2025   10:12 Diperbarui: 31 Januari 2025   10:11 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kaki bayi (freepik.com/Onlyyouqj)

3. Jangan memakai caption terlalu detail

Ada kalanya orang tua saking sayang dan bangganya pada anak tercinta, selain mengunggah foto anaknya di media sosial, menuliskan caption yang agak panjang dan detail sekali. Bukankah kita sering melihat unggahan orang tua di media sosial tentang anaknya, misalnya:

“Si ganteng anakku sayang, rasanya baru saja kemarin masukin di SD kelas 1… alhamdulillah sekarang sudah naik kelas 4 aja, lulus dengan nilai terbaik. Ga sia-sia perjalanan jauh dari rumah di … menuju sekolah di SD… berangkat jam 6 pagi, bubar sekolah jam 3 sore, sampai di rumah jam 4  sore dengan bermacet-macetan di angkot dengan berpeluh keringat, sama sekali ga pernah diantar mamah papahnya dan ga pernah mengeluh. Alhamdulillah ya Allah, kemarin dibagi raport dapat peringkat satu di kelas dengan rata-rata nilai 9,0. Mamah papah proud of you my son.

Hal ini sepele, tapi bisa berujung malapetaka. Pasalnya, ada banyak sekali informasi yang didapatkan dari caption sepanjang ini. Alamat SD-nya, alamat rumah, usia, berangkat dari rumah jam berapa, bubar dari sekolah jam berapa, pulang pergi sendiri dengan angkot tanpa orangtua. Nah, dengan informasi sedetail ini akan sangat memudahkan jika ada orang yang berniat menculiknya, apalagi jika orangtua mengaktifkan fitur geotag, sebab fitur ini akan lebih memudahkan para pelaku kejahatan untuk mencari alamat.

4. Jangan pernah memamerkan harta dan pekerjaan orang tua bersamaan foto anak

Para pelaku kejahatan, tentu akan mencari orang-orang berduit untuk melakukan aksinya. Memajang foto anak di medsos, dengan caption yang sangat detail dan foto background kantor ayah atau ibunya, juga bisa memancing para pelaku kejahatan.  Jika sudah mengetahui sang calon korban adalah anak dari orangtua yang bekerja di perusahaan bonafit dengan gaji yang tak main-main, bukankah hal ini akan memancing para pelaku kejahatan untuk  menculik anak tersebut dan meminta imbalan uang yang besar jika anaknya mau selamat.

5. Jangan menggunakan hastag dalam caption
 
Mencari foto anak dalam kolom pencarian media sosial sangatlah mudah, ketikkan #anak,  #anakku, #anakpintar, #anakayah, #anakbunda, #bayilucu dan lain sebagainya maka akan muncul banyak foto anak-anak dan  bayi di media sosial kita. Saya kira, ini adalah salah satu langkah pertama dan yang paling mudah yang dapat dilakukan untuk mencari calon korban.

6. Gunakan stiker untuk menutupi wajah anak

Jika orangtua ingin sekali memajang foto anaknya di media sosial sebagai foto single, maka gunakanlah stiker untuk menutupi wajah anak. Jika tak mau menggunakan stiker, bisa juga foto single tapi dengan wajah yang blur, atau wajah anak sedang menghadap ke belakang. Dengan demikian, jika ada diantara followers kita yang punya niat jahat, akan kesulitan mengidentifikasi identitas anak kita.

7. Perhatikan privasi dan kenyamanan orang lain

Ada kalanya orangtua terlalu sering mempublikasikan foto atau video anaknya dalam sebuah akun media sosial. Mungkin, bagi pemilik akun hal ini tak masalah dan menyenangkan. Namun, yang dirasakan orang lain bisa saja berbeda. Maksudnya, terlalu sering mengupload wajah anak di akun media sosial kita berarti foto atau video anak kita akan sering muncul di beranda medsos followers kita dan karenanya bisa saja hal itu mengganggu mereka karena menjadi bosan foto atau video yang muncul di beranda mereka itu-itu lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun