Terlebih, jika dalam unggahan tersebut juga disisipkan caption yang kiranya menyinggung SARA. Hal ini tidak hanya akan memberi feedback negatif terhadap orangtua sebagai pemilik akun berupa komentar-komentar negatif, tapi juga terhadap psikologi anak sebab bisa saja anak kita menjadi sasaran bullying dari netizen gara-gara caption yang menyinggung SARA tersebut. Jika perlu, menutup kolom komentar juga ada baiknya, terlepas dari apakah orangtua menuliskan caption negatif atau tidak, sebab ada kalanya netizen memberikan komentar-komentar negatif yang bisa membuat mental anak kita jadi down.
Selain itu, perhatikan juga perasaan orangtua anak lainnya apabila kita mengupload foto anak kita bersama temannya. Dalam hal ini, selalu tanyakan kepada orangtua teman anak kita, apakah mereka keberatan jika foto atau video anaknya di upload di media sosial.
8. Perhatikan perasaan anak kita
Anak adalah milik orangtua dan karenanya sering orangtua tak memperhatikan bagaimana perasaan anak kita apabila foto atau videonya di upload di media sosial. Barangkali orang tua akan berfikir, “Ah cuma foto gitu doang, buat lucu-lucuan aja.” Hingga akhirnya, mengupload foto atau video anaknya yang masih kecil dengan tubuh telanjang bulat, foto anaknya lagi di sunat dengan memasang emoticon di bagian kemaluannya, atau foto dan video memalukan lainnya yang dianggap sebagai lucu-lucuan saja. Tidak asing bukan? Kelak anak tersebut sudah SD, SMP atau SMA, apakah mereka tidak akan malu menjadi bahan candaan teman-temannya akibat postingan di masa lalu tersebut? Eitss, jangan menganggap tidak karena waktu itu mereka masih kecil tapi tanyakanlah pendapat dan perasaan dan pendapat mereka sebab terkadang ada anak yang sungkan mengutarakan perasaan dan pendapatnya terhadap orangtuanya sendiri.
Apalagi jika kini mereka sudah bisa membaca, mengenal media sosial, sudah bisa diajak berkomunikasi, tidak ada salahnya selalu meminta ijin pada anak tentang foto atau video apa saja yang boleh di upload atau tidak boleh sebagai tanda bahwa kita orang tuanya bisa menghargai perasaan dan pendapatnya.
Langkah paling simpel yang dapat dilakukan orang tua untuk mencegah hal-hal negatif tersebut adalah dengan membuat akun privasi yang tak sembarang orang tak dikenal bisa melihat postingan kita. Dengan demikian, followers akun kita lebih ter-filter khusus untuk keluarga atau orang-orang yang kita kenal baik.
referensi gambar:
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI