Mohon tunggu...
sari rachmah
sari rachmah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Comunity writer di IDN , kaskuser, medium, kompasiana, blogger

nature enthusiast, book lover

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Sharenting, Berpikir Dua Kali Sebelum Memposting Itu Penting

31 Januari 2025   10:12 Diperbarui: 31 Januari 2025   10:11 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kaki bayi (freepik.com/Onlyyouqj)

Membagikan foto anak ke media sosial dewasa ini sudah menjadi trend. Jangankan foto anak, foto-foto selfie kita sering juga memadati akun medsos pribadi dengan berbagai macam gaya dan caption yang ada kalanya penting, tapi lebih sering tidak penting juga. Ada pengguna medsos yang lebih suka upload foto-foto selfie dengan curhatan pilu tentang nasibnya yang sedang dirundung malapetaka atau kesedihan. Ada juga pengguna medsos yang lebih suka membagikan tips-tips penting atau yang  menarik minatnya daripada curhat di medsos. Ada pengguna medsos yang tiap hari upload foto-foto selfie yang cantik dengan gaun-gaun atau outfit cantik hingga foto-fotonya sering kali muncul di beranda followernya. Namun, ada juga yang lebih senang  share foto-foto yang bertemakan moment. Upload foto-foto bersama pasangan? Foto anak? Juga tidak kalah ngetrend.

Sah-sah saja jika orang berpendapat share foto-foto di akun medsos sebagai cara untuk berbagi kebahagiaan, tetap kontak dengan orang-orang terdekat, eksistensi, mengabadikan kenang-kenangan, peluang mendapat cuan dan lain sebagainya. Hanya saja, share foto-foto di akun medsos juga bisa mendatangkan bencana, apalagi jika yang di upload adalah foto anak-anak kita sendiri.

Di dunia maya, kini kita mengenal istilah sharenting, perpaduan dari dua kata, yaitu share (berbagi) dan parenting (pengasuhan). Dimana para orang tua berbagi foto atau video anaknya dalam setiap tahap perkembangannya atau prestasi-prestasi yang membuat decak kagum para follower dengan like yang banyak dan komentar-komentar sanjungan, pujian dan doa.

Namun, tahukah ada bahaya sharenting yang mengintai dibalik momen-momen indah nan lucu itu. Sudah bukan rahasia lagi, jika foto-foto bayi atau anak artis banyak digunakan oleh orang-orang tak bertanggung jawab untuk niat yang tak baik hingga berujung diperkarakan di depan hukum. Jangankan fotonya, bahkan aksi penculikan juga bisa mengancam jika orangtua sembarang upload foto anaknya di medsos.

Bukan tak boleh, hanya saja ada hal-hal yang patut menjadi pertimbangan orang tua sebelum share foto anaknya di media sosial untuk menghindari hal-hal negatif yang mungkin akan terjadi di masa mendatang Misalnya:

1. Membagikan momen kebersamaan di tengah keramaian

Sering orang tua membagikan foto anaknya di media sosial sebagai foto single yang fokusnya tentu hanya pada foto anak kita. Dear parents, foto sendiri lebih beresiko loh daripada foto dalam keramaian, karena pelaku kejahatan akan lebih mengenali ciri fisik anak kita, mulai dari wajah, warna kulit, tinggi badan, tanda lahir hingga mungkin kebiasaan. Hal ini akan lebih memudahkan para pelaku kejahatan untuk mengidentifikasi calon korban serta memudahkan dalam aksi kejahatannya.

Lain halnya jika orangtua membagikan foto anak di tengah-tengah keramaian suatu peristiwa, dengan kehadiran banyak orang lainnya di sekitarnya. Tentu orang yang berniat jahat tidak akan mudah mengenali foto anak kita karena gambar yang ditangkap layar crowded, berkerumun dan di tengah-tengah banyak orang.

2. Tangkap momen, bukan orang

Menangkap momen akan membuat para follower akun medsos kita lebih fokus pada momennya, bukan orangnya. Apalagi jika akun follower kita terbuka untuk umum, maka cara terbaik supaya orang asing tidak fokus pada anak kita adalah dengan cara menangkap momen. Nah, berhubung yang ditangkap momen dan bukan orang, maka ada baiknya tidak menggunakan foto close up alias menggunakan foto jarak jauh. Dengan foto jarak jauh, wajah anak kita tidak akan terlalu jelas di mata para followers kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun