Masalah ekologi dan kesadaran moral lingkungan hidup umumnya terkait karena ada kesadaran antara hubungan manusia dan lingkungan hidup. Kesadaran manusia akan lingkungan hidup menjadi jalan menuju usaha untuk membangun kembali relasi dengan lingkungan hidup.
BACA JUGA REVIEW NOVEL PARA CALON PRESIDEN
Menjaga kelestarian lingkungan hidup saat ini, menjadi modal besar kesinambungan kehidupan semua komunitas kehidupan yang tidak saja bermanfaat untuk generasi sekarang, tetapi juga untuk generasi selanjutnya. Konsep keterkaitan antara lingkungan dan semua makhluk, melihat krisis lingkungan sebagai gejala delusi antroposentris yang membayangkan dunia hanya sebagai sumber daya digunakan manusia.
Gereja paham bahwa manusia dewasa ini sadar bahwa akibat eksploitasi alam yang semena-mena, merusaknya secara semena-mena dan akhirnya atas degradasi ini manusia sendiri yang menjadi korbannya.
Bukan hanya lingkungan jasmani yang terus-menerus menjadi ancaman bagi manusia: pencemaran, sampah, penyakit baru, kekerasan dahsyat yang menghancurkan, melainkan juga berlaku bagi lingkungan hidup insani yang tidak dikuasainya lagi sehingga dalam waktu singkat menciptakan kondisi hidup yang tak tertahankan. Hal ini menjadi masalah sosial berjangkauan luas yang menimpa seluruh umat manusia.
Untuk membangun kembali hubungan ini, selain menawarkan sikap hidup dan cara pandang yang setara antara alam dan manusia, Paus Fransiskus menekankan pertobatan ekologis. Kekayaan spiritual kristiani berawal dari pengalaman personal dan komunalnya, mengajak semua umat kristiani untuk memperbarui kemanusiaan.
Dalam Laudato Si, art 216, Paus menekankan bahwa untuk menumbuhkan semangat melestarikan lingkungan, diperlukan suatu motivasi yang lahir dari spiritualitas, bukan hanya tentang gagasan-gagasan dan ide-ide besar.
Tidak akan mungkin manusia bisa melibatkan diri dalam hal-hal besar hanya dengan doktrin, tanpa mistik yang menggerakkan, atau tanpa 'dorongan batiniah yang mendorong, memotivasi, menyemangati dan memberikan makna kepada kegiatan individu dan komunal kita'.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H