Karena Agustinus telah mengalami sendiri perjalanan spiritual dan intelektuanya, ia menjadi semacam kelinci percobaan atas pemikiran dan gagasan-gagasannya sendiri.
Ia sudah mengalami pergulatan batin dan pergumulan intelektual hingga menghantarnya pada perjumpaan dengan sang kebenaran; Yesus Kristus 'rupanya pengharapan manusia untuk menemukan kebenaran perlu dipulihkan, kebenaran itu yang adalah Yesus kristus sendiri, Allah yang benar.
Agustinus telah bertemu dengan Allah dan sepanjang hidupnya telah bertemu dan mengalami Allah melalui pengalaman hidupnya. Puncak dari perjumpaanya, hidup batinnya adalah bertemu dengan seorang Pribadi Yesus yang telah mengubah hidupnya (The Fathers, 254; bdk. 256).
Pengalaman transformasi ini bersumber dari kedekatan Santo Agustinus dengan dirinya sendiri dan kedekatanya dengan Allah (relasi intrapersonal dan interpersonal).
Kedekatan dengan Allah, hidup batiniah santo Agustinus membuahkan sebuah pengalaman transformasi diri, menjadikanya orang yang senantiasa berada dalam kedamaian dan ketenangan jiwa. Buah dari pemikiran (rasio) dan permenungan (iman) ini menjadikan Agustinus pribadi yang cemerlang dan tokoh panutan hingga saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H