Mohon tunggu...
Sara Neyrhiza
Sara Neyrhiza Mohon Tunggu... Dosen - www.saraneyrhiza.com

My Blog : www.neyrhiza.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Gizi Seimbang untuk Balita itu Seperti Apa?

30 Juli 2019   19:39 Diperbarui: 30 Juli 2019   20:08 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Punya anak balita, berjuta rasanya? Ya, nggak sih?

Kalau saya sih IYA. Seneng bisa melihat buah hati tumbuh dan mulai mandiri. Dia tidak lagi ada digendongan setiap waktu, tetapi sudah bisa kita ajak cerita, bermain atau berdiskusi tentang sesuatu hal yang dia suka.

Tapi...

Tantangan punya anak balita juga nggak mudah. Apalagi ketika dia mulai masuk sekolah. Aduh, selamat datang deh keribetan.

Kok bisa ribet?

Semenjak anak masuk sekolah, jelas dong aktivitas dia tambah banyak. Dia akan mulai belajar banyak ilmu baru, bertemu dengan kawan-kawan dan mengalami berbagai pengalaman.

Tetapi saya dapat tantangan baru ketika anak mulai sekolah. Ternyata anak jadi mudah terserang penyakit. Yang biasanya dia ada di rumah saja, sekarang mulai bertemu dengan lingkungan baru. Belum lagi ketika bemain dengan kawan-kawannya. Jika satu anak sakit, mudah sekali menular ke anak lainnya.

Di situ saya merasa sedih...

Bukan hanya khawatir dengan kesehatannya, tetapi tumbuh kembangnya juga. Nutrisi yang seharusnya digunakan untuk tumbuh dan berkembang, malah harus digunakan untuk melawan virus atau bakteri penyebab penyakit. Akibatnya berat badan anak jadi susah naiknya.

Itu mengapa saya harus segera cari solusi untuk masalah ini. Menurut dokter anak saya, sebagai ibu harus memperhatikan betul nutrisi yang masuk ke tubuh anak. Jangan asal kenyang, tetapi juga seimbang. Masih menurut dokter, jika anak mendapatkan gizi yang seimbang, imunitasnya akan optimal sehingga tidak mudah terserang penyakit.

Di sinilah akhirnya saya mencari tahu apa itu gizi seimbang. Dan mencoba menerapkannya pada pola makan dan keseharian anak.

GIZI SEIMBANG UNTUK BALITA

Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari--hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memerhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan ideal.  (Sumber : Panduan Gizi Seimbang Departemen Kesehatan, 2014)

Jumlah gizi harus sesuai dengan kebutuhan tubuh artinya  jumlah asupan sama dengan jumlah energi yang dikeluarkan sehingga tidak kurang atau tidak berlebih.

Karena jika gizi yang masuk kurang bisa mengakibatkan stunting (tubuh pendek), dan jika kelebihan menyebabkan obesitas (kegemukan).

Qonita Rachmah, S.Gz., M.Sc (Nutr & Diet) menjelaskan bahwa balita membutuhkan Mikronutrien yakni zat gizi (nutrient) yang diperlukan oleh tubuh manusia selama hidupnya dalam jumlah kecil untuk melakukan aktivitas fisik.

Mikronutrien terdiri dari vitamin dan mineral yang tidak dapat dibuat oleh tubuh tetapi dapat diperoleh dari makanan. Kurang mikronutrien dapat mengakibatkan anak anemia karena kekurangan zat besi; letih, lemah, lesu; karena kekurangan zinc; mata berawan karena kekurangan vitamin A; dan penyakit gondok karena kekurangan yodium.

Yuk, Mengenal 4 Pilar Gizi Seimbang

1. Mengonsumsi makanan beragam

Pada intinya, tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung semua jenis zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk menjamin pertumbuhan dan mempertahankan kesehatannya, kecuali Air Susu Ibu (ASI) untuk bayi baru lahir sampai berusia 6 bulan. Contohnya nih, nasi merupakan sumber utama kalori, tetapi miskin vitamin dan mineral. Sayuran dan buah-buahan pada umumnya kaya akan vitamin, mineral dan serat, tetapi miskin kalori dan protein.

Jadi yang dimaksudkan beranekaragam dalam prinsip ini selain keanekaragaman jenis pangan juga termasuk proporsi makanan yang seimbang, dalam jumlahyang cukup, tidak berlebihan dan dilakukan secara teratur.

Qonita Rachmah, S.Gz., M.Sc (Nutr & Diet) memperkenalkan konsep "Isi PiringKu".Dalam satu kali sajian makan untuk anak sebaiknya terdiri atas piring buah dan sayur, piring (1/3 Lauk Pauk dan 2/3 Makanan Pokok).

Gambar diambil dari Resume Kelas Bunda SGM Eksplor di Surabaya
Gambar diambil dari Resume Kelas Bunda SGM Eksplor di Surabaya

2. Membiasakan perilaku hidup bersih

Membiasakan perilaku hidup bersih akan menghindarkan seseorang dari keterpaparan terhadap sumber infeksi. Ada kebiasaan sederhana yang dapat kita terapkan ke anak, seperti  mencuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir sebelum makan atau selalu menutup mulut dan hidung bila bersin, agar tidak menyebarkan kuman penyakit.

3. Melakukan aktivitas fisik.

Yuk, ajak anak beolahraga juga. Atau bermain-main di taman juga bisa. Aktivitas fisik seperti olahraga adalah salah satu upaya untuk menyeimbangkan antara pengeluaran dan pemasukan zat gizi utamanya sumber energi dalam tubuh. Jika zat gizi yang masuk berlebih, bisa dibakar dengan aktivitas olahraga itu tadi.

4. Mempertahankan dan memantau Berat Badan (BB) normal

Bagi bayi dan balita indikator yang digunakan adalah perkembangan berat badan sesuai dengan pertambahan umur. Pemantauannya dilakukan dengan menggunakan KMS. Sebagai orangtua, kita jangan malas nya untuk menimbangkan balita ke posyandu, agar kita bisa memantau berat badan anak apakah sudah ideal atau belum.

Untuk bisa menerapkan gizi seimbang pada balita memang tidak mudah. Apalagi umumnya anak berubah menjadi picky eater yang memilih makanan berdasarakan kesukaannya saja.

Padahal kebutuhan zat gizi anak pada usia 2-5 tahun meningkat karena masih berada pada masa pertumbuhan cepat dan aktivitasnya yang tinggi.  Oleh karena itu jumlah dan variasi makanan harus mendapatkan perhatian secara khusus dari ibu terutama dalam "memenangkan" pilihan anak agar memilih makanan yang bergizi seimbang.

Tantangan Gizi Seimbang Pada Balita
Berikut ini rekomendasi gizi seimbang untuk balita yang dapat diterapkan di rumah

1. Pangan dengan gizi tinggi

Balita sebaiknya mengonsumsi makanan dengan densitas gizi yang tinggi seperi karbohidrat kompleks, protein hewani, sayuran, dan buah-buahan.
Dalam sehari, untuk balita usia 2-3 tahun dianjurkan makan karbohidrat sebanyak tiga porsi, sayuran 1,5 porsi, buah tiga porsi, lauk nabati satu porsi, lauk hewani satu porsi, susu satu gelas, dan satu sendok teh minyak, serta satu sendok makan gula.

Sedangkan usia 3-5 tahun, dianjurkan untuk mengonsumsi karbohidrat sebanyak empat porsi, sayuran dua porsi, buah tiga porsi, lauk nabati dan lauk hewani masing-masing dua porsi, susu satu porsi, dan minyak empat sendok teh serta gula sebanyak dua sendok makan.

2. Perhatikan jumlah asupan gula, garam, lemak

Terlalu banyak gula, garam dan lemak ternyata tidak baik lho bagi pertumbuhan anak. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 30 tahun 2013 konsumsi gula tak lebih dari 50 gram, natrium tidak lebih 2 gram dan lemak tidak lebih dari 67 gram per hari.

3. Air putih yang cukup

Air putih baik untuk metabolisme dan pencernaan tubuh. Anak dianjurkan untuk minum air putih sebanyak 1,6 liter per hari.

Pemberian gizi pada anak memang harus tepat ya. Bukan hanya tepat kombinasi gizinya, tepat porsinya, tetapi juga tepat dengan tahap perkembangan anak. Artinya makanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan kalori anak berdasarkan usia dan berat badan anak.

Referensi :

  • Panduan Gizi Seimbang Kementerian Kesehatan, 2014
  • Resume Kelas Bunda SGM Eksplor Surabaya, 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun